Kelvin melangkah berderap, wajahnya menegang dan tangannya menggenggam dompet itu tanpa peduli beberapa karyawan yang melihatnya sedang memegang dompet seorang wanita.
Ia hanya ingin menemui Abby dan meminta penjelasan.
Lalu ia melihat gadis itu duduk tertunduk dimejanya, seperti sedang tenggelam dalam pekerjaannya dan tidak menyadari kehadiran Kelvin. Lalu Abby melonjak ketika Kelvin membanting dompet itu dimejanya "Kelvin..."
"Kau meninggalkannya di meja makan..." ujar Kelvin dengan rahang mengetat. Abby terperangah menatap dompetnya "Oh aku lupa membawanya..."
Lalu Kelvin kembali menarik dompet itu ketika Abby hendak mengambilnya. Ia membuka dompet itu dan menunjukan foto itu pada Abby "Siapa dia ?" desis Kelvin dengan suara tajam.
Abby menelan ludah, sungguh ia tidak sedang bermaksud menyembunyikan sesuatu dari Kelvin tapi mengapa pria itu begitu marah ?
"Tunanganku..."
"Tunangan ? ikut keruanganku, sekarang!" desis Kelvin lalu melangkah lebar kearah ruangannya. Abby mengikutinya dengan hati-hati.
Apa yang terjadi pada pria itu ? mengapa dia sangat marah ? Apakah salah jika Abby tidak memberitahukan tentang Nathan ? Apakah Kelvin perlu mengetahui hal itu ?
Abby masuk keruangan itu dan Kelvin hanya berdiri didekat mejanya. Ia menatap Abby dengan tajam tanpa mengatakan apa-apa. "Kau adalah kekasihku, Abby! Semua orang tahu hal itu! lalu sekarang kau baru mengatakan bahwa kau bertunangan dengan pria itu!"
"Kita hanya bersandiwara dan aku memiliki hak untuk melakukan apapun, Kelvin!"
"Tapi tidak dengan memiliki siapapun! Ingat, aku membayarmu Abby! Kau bahkan tinggal di apartemen mewah karena uangku!" desis Kelvin dengan suara meninggi.
Abby terperanjat, pria itu benar-benar tega mengatakannya ?
Abby menutup mulutnya sendiri dan airmata itu terasa sangat panas menumpuk di pelupuk matanya.
Abby segera menghapus ketika airmatanya yang mulai mengalir "Aku tidak pernah meminta apapun, kau tahu aku tidak pernah menginginkan semua itu darimu!" gumamnya pelan.
Kelvin memejamkan matanya, berusaha mengatur nafasnya yang mulai memburu karena menahan emosi.
Ia meraih Abby dan memeluknya, gadis itu menangis dipelukannya "Lalu tidak tahukah kau bahwa aku berhak memilikimu ? aku menginginkanmu" ucap Kelvin pelan.
Abby terisak "Kau menginginkan Andrea dan aku tidak mengingkanmu"
Kelvin menghela nafas "Abby... sulit dijelaskan, aku... entah mengapa aku bergantung padamu"
"Karena kau membutuhkanku untuk mendapatkan Andrea" desis Abby lalu melepas pelukan itu dengan kasar begitu saja.
"Abby, kau milikku. Aku sudah mengatakan hal itu bukan ?" Kelvin menyentuh wajah Abby dengan lembut. Pria itu merasa menyesal sudah mengatakan hal itu pada Abby.
"Hanya kekasih palsu, aku memiliki kehidupan sendiri dan kehidupanku bukan palsu" gumam Abby dengan airmata berkaca-kaca. Gadis itu membalik tubuhnya dan berjalan keluar begitu saja.
"Abby... Kumohon jangan katakan..." suara pelan Kelvin tertelan bantingan pintu ruangannya sendiri, Abby pasti sangat terluka.
Lalu Abby keluar dari ruangan itu sambil terus berusaha menghapus airmatanya. Kelvin terperangah, ia hanya diam tanpa melakukan apapun.
**
Kelvin menahan amarahnya sendiri, ia begitu kesal dengan dirinya sendiri. Seharusnya ia tahu bahwa Abby mungkin saja memiliki orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAP 2 (The Second Journey Of 'My Adult Partner')
RomansaMy Adult Partner 1 & 2 akan ditulis ulang secara lengkap (tanpa pemotongan) di akun https://rstnwrstories.blogspot.com See you guys ^^