11. Rekruitment Crew

8 2 0
                                    

Terjebak atau menjebakkan diri. Ternyata memang kamu masih berpengaruh cukup besar dan butuh jutaan usaha untuk mampu membuat biasa saja.
~El

Pagi hari yang menyibukkan bagi pengurus BEM FEB. E-Fest sudah terlihat di depan mata. Program kerja tahunan BEM FEB selain Temu Maba pastinya. Program kerja yang sialnya saling berurutan.

"Anjir gue lupa bawa PDH," ucap Dean heboh.

"Gak usah teriak Den."

"Laci atas ada PDH," ucap Gafy yang sibuk menyusun daftar nama.

"Njir, itu PDH dari zaman kapan? Kagak pernah di cuci lagi. Ogah gue."

"Pulang, 5 menit dari sekarang."

Ruangan mendadak senyap ketika suara Bhumi sudah terdengar. Padahal orang itu sedang mengutak atik jadwal dari layar komputer yang ada di sekret, tetapi auranya menyebar ke penjuru ruangan.

"Yaelah Bhum gak asik lo," ucap Dean dan melangkahkan kakinya menuju almari yang ada di ruangan ini.

Dengan kesalnya Dean mengibaskan PDH berwarna biru dengan kasar. Bhumi melirik nya sebentar dan melempar parfume yang ia bawa di dalam tasnya tepat ke arah Dean.

"Yes! Pakek parfum Pak Gub."

Bhumi melirik jam dipergelangan tangannya. Masih ada 10 menit untuk dia recovery tubuhnya sebentar. Luka lebam masih sedikit terlihat di wajah Bhumi. Jangankan Bhumi, bahkan plester transparan terlihat menempel di pelipis Dean dan hidung Gafy. Nyatanya, sedikit aksi kemarin membuat wajah tampannya tergores.

"Kemana lo?" tanya Dean

"Kantin sebentar."

"Nescafe Black Bhum," ucap Gafy.
"2 Bhum," sahut yang lainnya.

"WA," putus Bhumi ketika ada rekannya yang hendak mengeluarkan suara.

Bhumi keluar sekret dengan PDH yang tidak dikancingkan. Kaos hitam yang menempel di tubuhnya membuat lelaki itu terlihat sangat mempesona. Terbukti dari beberapa mahasiswi yang sedang mengantri untuk menjadi bagian dari E-Fest terlihat menatap Bhumi dengan tatapan memuja.

Tetapi Bhumi tetaplah Bhumi. Manusia dengan tingkat kecuekan di atas rata-rata. Ia berjalan dengan tenang seolah tak ada mata yang menatapnya. Hingga ia harus memberhentikan langkahkah karena tabarakan sesuatu.

"Ra aw, upss!" ucap Tasya ketika melihat temannya menabrak senior pujaan hati FEB.

Elera menutup mata akan keterkejutannya. Tetapi tak berlangsung lama, ketika ia menyadari aroma parfum yang tercium dari tubuh seseorang di belakangnya. Ia dengan cepat menjauhkan tubuhnya dari seseorang tersebut, membalikkan tubuh tanpa mau menatap mata tajam lali-laki itu. Ia masih sangat mengenali aroma itu.

Bhumi menatapnya datar, tetapi jujur ia sedang menahan senyumnya. Sungguh, gadis di depannya itu sangat menggemaskan. Ia menundukkan kepalanya tepat di telinga Elera dan membisikkan sesuatu tepat ditelinga gadis itu.

"Hati-hati, saya gak bisa jamin kalau bukan saya yang kamu tabrak," ucap Bhumi dan mengangkat tangannya untuk mengacak-acak rambut Elera.

Sorakan keras terdengar dari beberapa mahasiswi yang ada di situ. Tapi sayangnya, Bhumi seolah - olah menulikan telinganya, ia langsung meninggalkan Elera yang masih ada dalam rasa keterkejutannya. Ia tersenyum tipis, bahkan nyaris tak terlihat. Yah, mengharapkan apa dari kulkas hidup?

Tasya segera menghampiri Elera yang masih terdiam. Ia menepuk keras pundak temannya itu.

"Lo gila! Sejak kapan lo kenal Kak Bhumi?" tanya Tasya sembari mengguncangkan tubuh Elera.

90 Day's of BhumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang