12. Jungkir Balik Hati Elera

8 2 0
                                    

Kalau kita bisa menyelesaikan bersama, kenapa tidak kembali? Kalau kita bisa bahagia bersama, kenapa menjauh?
~Dy. Bhumi

Tak semua mantan menyakitkan, ada kalanya status itu sengaja diciptakan untuk sebuah kebahagian satu versi.
~El

•••

Elera menghentakkan kakinya kesal ketika ia sudah bebas dari ruangan kelucknutan itu. Masih terekam dengan jelas bagaimana ekspresi Bhumi ketika laki-laki itu mengajukan pertanyaan lucknut. Sungguh detik itu juga ia ingin menendang Bhumi kalau ia tidak ingat sedang ada dimana dirinya.

Mimpinya menjadi bagian dari E-Fest rasanya harus ia hempasnya kalau begini ceritanya. Siapa sangka, lelaki tinggi yang dulu bebas ia genggam kini menjadi ketua organisasi tertinggi di fakultasnya. Aaaa semua gara - gara Bhumi.

"Woy, Ra!" teriak Tasya ketika ia turun dari lantai 2.

"Gila-gila, tahap ini bikin jantungan parah. Mana petinggi semua lagi. Mas Gafy tatapannya gak main-main," keluh Tasya sembari mendudukkan diri di samping Elera. Ruang tunggu sebelum peserta dibubarkan.

"Lo dapat siapa? Katanya Mas Bhumi lebih kejam dari Mas Gafy."

"Orang ngeselin mana ada kejam," jawab Elera sembari meminum air konsumsi dari panitia.

Tasya menatap Elera tak percaya. "Lo ditanyai apa emangnya?"

"Dih, masa bawa bawa mantan kan gak logis banget. Mana itu muka tengil banget lagi. Ngeselin!"

"Ra," ucap Tasya dengan takut.

"Apa? Emang ngeselin itu orang satu. Mana gak bisa berekspresi, udah kaya kulkas ber-."

"Ehemmm."

Elera terdiam setelah mendengar deheman seseorang yang ada di belakangnya. Ia menatap Tasya tajam seolah mengisyaratkan 'kok lo gak ngasih tau gue!'

"Lain kali ngomong langsung sama orangnya," ucap Bhumi datar, tetapi tangannya terulur untuk mengacak-acak rambut Elera.

Menatap Tasya yang terkejut sebentar dan kembali berjalan ke arah belakang ruang tunggu. Mengawasi kembali jalannya kegiatan. Ia menyerahkan sepenuhnya ke Dinda selaku ketua pelaksana dalam E-Fest kali ini.

"Lo utang penjelasan sama gue."

Elera tak menggubris ucapan Tasya. Ia menatap Bhumi kesal dan segera mengalihkan pandangannya ke arah depan, dimana Dinda sedang menyampaikan sesuatu.

Dean yang berdiri tepat disamping Bhumi menyenggol lengan lelaki itu. Senyum tipis Bhumi mampu ditangkap dengan jelas oleh Dean.

"Tadi aja sok-sokan gak mau wawancara doi. Ehh tau nya senyum senyum gak jelas."

Mendengar ucapan Dean, Bhumi berdehem kecil dan kembali mendatarkan wajahnya. Mengawasi Dinda yang ada di depan bersama panitia yang bertugas.

"Yaelah, kalau gak lagi acara gue toyor itu pala."

•••

Suasana sekret ormawa cukup ramai. Pengurus BEM FA sedang melakukan evaluasi penilaian atas hasil seleksi hari ini. Beberapa pengurus HMJ juga ada di sekret entah untuk sekedar nyantai atau untuk merundingkan proker mereka.

90 Day's of BhumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang