Black Butterfly

26 2 0
                                    

Pada tanggal 13 Agustus jam 8 pagi. polisi akhirnya berhasil menangkap seorang pembunuh berantai disebuah gudang tua. Mereka juga menemukan sejumlah barang bukti berupa pisau, handphone, kamera serta laptop.

'Black Butterfly' julukannya, dialah yang bertanggungjawab atas tewasnya 9 orang dewasa, 4 remaja, dan 13 lansia. Hingga penangkapan selesai, tim penyidik masih belum bisa menemukan motif dari pembunuhan tersebut.

Meskipun begitu, mereka menemukan semacam simbol atau pola yang ditinggalkan oleh si pelaku. Korban - korban 'Black Butterfly' selalu ditinggalkan dengan cara yang sama, yaitu kedua mata yang dicungkil dan diletakkan di kedua telapak tangan korban, serta sebuah origami hitam berbentuk kupu - kupu di atas mulut mereka.

Jam 9 pagi, proses introgasi pun dimulai. Polisi mulai menanyakan tentang alasan yang memicu pelaku untuk melakukan hal itu, namun pelaku masih enggan untuk menjawab.

4 jam sudah berlalu sejak interogasi dimulai. Pelaku tetap memilih untuk bungkam walau berbagai macam pertanyaan dan pernyataan sudah dilontarkan kepadanya. Polisi juga sudah melakukan bermacam - macam cara mulai dari memanggil ahli psikologi sampai menggunakan cara yang kasar, namun hasilnya nihil.

Selama kegiatan interogasi berlangsung, tim khusus cyber dari pihak polisi mencoba untuk mengakses data dari komputer, kamera dan handphone pelaku. Mereka tidak menemukan informasi apapun saat membuka file kamera. Hal ini juga berlaku pada handphone dan laptop yang hanya menampilkan jam digital yang menunjukkan pukul waktu hari ini, yaitu 13.17.

Pihak polisi dibuat bingung juga lantaran si pelaku menolak untuk dipanggilkan pengacara. Sampai jam 5 sore karena tidak ada pembelaan dari pelaku, pihak berwenang pun menjatuhi hukuman mati yang akan dilaksanakan tepat 3 hari setelahnya.

Waktu berputar begitu cepat, tibalah hari dimana 'Black Butterfly' mendapatkan hukumannya. Dia ditempatkan disudut sebuah ruangan tertutup, hanya ada beberapa pihak berwajib yang menyaksikan.

Sebuah regu penembakan memasuki ruangan, mengambil posisi masing - masing. Setitik merah menyala muncul tepat di jantung 'Black Butterfly'. Seorang sniper sudah siap siaga menunggu aba - aba dari sang kapten.

Sang kapten mengangkat tangannya, sebuah petunjuk untuk bersiap menembak. Keheningan menjamur ke seisi ruangan. "Sekarang!" ujar sang kapten.

DORR! BOOM! BOOM! BOOM!

Suara ledakan merambat keseluruh tembok ruangan. Seisi tempat itu bergetar hebat, 'Black Butterfly' pun tewas dengan lubang di dada kirinya.

Pasukan penembak dengan cepat mereka bergegas keluar ruangan dengan membawa jasad 'Black Butterfly'. Sesampainya di luar, mereka dikejutkan dengan markas petugas cyber yang sudah porak poranda.

Puing - puing bangunan dan mayat para petugas bertebaran dimana mana. Sang kapten langsung mengintruksikan untuk memanggil ambulan dan damkar. Pasukan yang berada di tempat dengan sigap mencoba menyelamatkan dan mengevakuasi orang - orang sekitar.

Namun kejutan untuk mereka tidak sampai di situ saja. salah seorang bawahan memberikan sebuah video kepada sang kapten. Video tersebut berisi tentang foto - foto jasad korban 'Black Butterfly' yang dipotret dengan sangat indah.

Video itu juga menampilkan suara dari 'Black Butterfly' yang berkata "Dunia perlu untuk berubah, dan perubahan membutuhkan pengorbanan. Bagaikan seekor kupu - kupu yang mengorbankan bentuk ulatnya dan berpuasa di dalam kepompong supaya dapat menjadi makhluk paling cantik yang di puji banyak orang."

"Aku telah menanam kan alat deteksi jantung pada tubuhku, alat itu akan memicu ledakan dari barang - barang yang kubawa jika jantungku tak berdetak lagi." Video beralih ke sekumpulan orang yang berlutut dengan tangan di atas.

Pria dan wanita dari kalangan remaja sampai lansia dikumpulkan di sebuah lapangan. Tidak ada rasa takut ataupun khawatir yang terpancar di wajah mereka. Tatapan yang mereka berikan layaknya singa yang baru saja memutuskan target buruannya.
Sebuah tatapan percaya kalau apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar.

"Sejujurnya aku adalah tipe orang yang memilih untuk menghindari hal semacam ini, tetapi kalian tidak memberikanku opsi alternatif." Ucap seseorang dengan suara berat. "Aku harap tidak perlu ada peristiwa seperti ini lagi untuk kedepannya."

Sang pemilik suara pun mulai menghitung mundur. Setiap kali dia menyebutkan angka, rasanya semakin bertambah saja rasa berani yang mereka tunjukkan hingga akhirnya hitungan mundur itu menyentuh angka 1. Puluhan bahkan ratusan peluru dilontarkan kepada orang - orang itu.

Akhir dari peristiwa itu adalah bertebarannya mayat mereka. Layak nya daun yang berhamburan dimana-mana. meninggal kan jejak merah darah yang kental. Luka - luka yang tak terhingga, anggota tubuh yang tergeletak dimana-mana, tak dapat dibayangkan betapa kejam nya aksi tersebut.

Video itu diakhiri dengan berbagai macam foto dari beberapa anggota kepemerintahan dan bukti - bukti audio milik mereka, Salah satunya berisi tentang upaya membungkam para aktifis yang kemungkinan berpotensi mengancam reputasi serta posisi mereka.

Dengan semua itu, kegemparan pun tidak dapat dibendung. Hanya dalam beberapa menit, video itu tersebar keseluruh media sosial mulai dari artikel, youtube, twitter, instagram dan lain - lain. Pemerintah dibuat kewalahan untuk menutupi itu semua, terutama para anggota kepemerintahan yang foto dan suaranya dimunculkan di video tersebut.

Selama 3 hari berturut - turut, kekacauan terus tersebar ke segala penjuru kota. jalanan dipenuhi oleh para demonstran yang mempertanyakan tentang hal apa lagi yang disembunyikan oleh pemerintah dari rakyat. Konferensi pers dibuka, tak satupun dari stasiun televisi lokal yang melewatkan hal tersebut.

Hingga puncaknya pada tanggal 26 Agustus, salah satu media asing akhirnya menampilkan berita tersebut. Dengan menyebarnya kasus itu sampai ke luar negeri lengkaplah sudah kekacauan itu.

Suasana romantis memandangi terbenam nya matahari, suara Azan yang khas berkumandang waktunya untuk para anak muda menghabiskan waktu mereka sendiri. Berbeda dengan saat ini dimana para demonstran tak merasakan keindahan senja hanya ada cekaman malam, seekor kupu - kupu hitam terbang perlahan. Dia meliak - liuk dengan indah layaknya berdansa. Hinggaplah ia dan membentangkan sayap cantiknya dengan berani di atas atap istana negara.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gado-Gado CerpenWhere stories live. Discover now