Kekalutan melanda pikiran Kanza, hatinya gelisah, otaknya terus berpikir keras, rasa pusing mulai menyerangnya, sial ia minum terlalu banyak.
Ia memcoba mengumpulkan kesadarannya, perlahan-lahan melepaskan hels nya, setelah terlepas sempurna ia menggigit kuat lengan Kenzo yang bertengger dibahunya.
"Argh!" Kenzo mengerang merasakan sakit dibagian lengannya, sehingga reflek melepaskan Kanza, gigitan Kanza terasa menyobek pakaian hingga kulitnya. Rico — asistennya yang mendengar itu langsung menoleh, ia hendak mengejar Kanza namun dihentikan Kenzo.
"Hentikan!"
"Kau!" Kanzo menunjuk Narren, "Urus gadis itu!" Ucapnya lagi,
Narren mengangguk tanpa bertanya, ia sudah sangat paham maksud dan tujuan dari teman sekaligus atasannya itu.
Kenzo memandangi pintu keluar, dimana ia bisa melihat siluet gadis yang tengah berlari tanpa alas kaki, setelah sosok itu tak terlihat, ia berjalan keluar diikuti keempat kaki tangannya.
─────
Kanza terus berlari lurus, tak mau memandang kebelakang. Rasa pusing akibat minuman tak lagi terasa, yang ada hanya kekalutan, dan ketakutan.
Nafasnya terengah, tempat tinggalnya masih sangat jauh dari tempatnya kini berpijak.
Keadaan sekitar jalan begitu sepi, hanya diterangi cahaya bulan dan lampu jalan yang remang-remang, Kanza bukan takut gelap, namun ia takut sosok Kenzo tiba-tiba datang menangkapnya, seperti dulu.
Dengan sisa tenaga yang ia miliki, ia mulai melangkahkan kakinya, hingga setelah 2 jam, tepatnya jam 04.33 ia baru tiba dirumahnya, rumah sederhana yang menjadi tempat persembunyiannya selama di Las Vegas.
────
Sudah 5 hari Kanza mengurung diri dirumahnya, selepas malam itu, tubuhnya terasa remuk, kepalanya berat dan terasa ingin pecah. Belum lagi bayang-bayang Kenzo yang menghantuinya membuat ia takut setengah mati.
Sepotong roti yang ada ditangan Kanza tak kunjung habis sejak sejam yang lalu. Hanya sepotong roti, tanpa selai atau tambahan apa - apa.
Ia sesekali menggigit kecil, mengunyah perlahan lalu kembali melamun.
Beberapa menit kemudian ia bangkit, tanpa menghabiskan makanan nya dihari ini, ia melangkah menuju kamar mandi, membersihkan dirinya.
45 menit Kanza habiskan dikamar mandi, ia merasa begitu segar setelah 5 hari tak mandi, Kanza bukanlah pemalas, namun badannya terasa begitu lemas, belum lagi beban pikiran yang menggerogotinya. Ia gelisah.
Kanza merebahkan dirinya diatas ranjang, memejamkan matanya, namun bola mata itu sesekali terlihay bergerak, berputar kesana kemari.
"Aku baru benar-benar menyadari, hidup sendirian semengerikan ini." Gumamnya sebelum benar-benar terlelap.
─────
Kenzo duduk dengan tenang, raut wajahnya terlihat santai, walau demikian telinganya menajam, mendengarkan laporan demi laporan yang diberikan Narren.
"Saya menemukan nona, nona tinggal di sebuah rumah kecil di tengah kota."
"Nona Kanza tidak memiliki pekerjaan selama ini, sebelum atau sesudah ia pindah ke Las Vegas, 2 tahun yang lalu."
"3 minggu setelah kepindahan Nona Kanza kemari, ia sering mengunjungi Lave Club menggunakan uang tabungan peninggalan orang tuanya dahulu."
"Sedangkan rumah di California, seperti yang Anda ketahui, rumah itu kini kosong tak berpenghuni."
KAMU SEDANG MEMBACA
21+ | HEAVEN : KENZO'S OBSESSION
Romance21+ Heaven Kanzavia, gadis pencinta kebebasan. Gadis liar yang menghabiskan setiap malamnya di club bersama temannya. Bukan, ia bukan seorang jalang, ia hanya gadis 23 tahun yang menjadi langganan Club terkenal di Las Vegas. Disisi lain, Kenzo Gar...