Part 1

87 26 17
                                    

Happy Reading guys,
I hope u like it.


Di kediaman Janu...

"Ada apa?" Tanya Kavin melihat janu yang masuk ke dalam kamarnya.

"Gue boleh pinjem motor lo kak? " Tanya Janu.

"Buat apaan? " Tanya Kavin balik.

"Gue mau ke luar sebentar nanti gue bakal isi bensin nya. " Jawab Janu.

"Ngga, gue mau pake. " Balas Kavin.

"Sebentar aja kak, gue mau ngeprint tugas buat besok. " Ujar Janu memohon.

"Lo ko maksa sih gue bilang ngga, ya ngga. " Ujar Kavin dengan sedikit meninggi.

"Ada apa ini ribut-ribut? " Tanya Bima yang baru saja datang dari kerja.

"Ini yah si Janu ganggu aku lagi belajar. " Adu Kavin.

"Kamu ya Janu, bukanya belajar malah ganggu kakak kamu emang kurang ajar kamu yah. " Ujar Bima marah.

"Engga ayah aku tadi cuman__

" Sini ikut ayah, ayah akan kasih hukuman buat kamu. " Ujar Bima sambil menyeret tangan Janu.

"Ayah ampun yah jangan sakitin Janu. " Pinta Janu.

Bima tak peduli dengan ucapan Janu ia terus menyeret Janu dan membawanya ke gudang.

CTARRR

Cambuk besar itu mengenai tubuh Janu yang kurus.

"Ampun yah ampun. " Pintar Janu.

Bughh

Pukulan tongkat itu juga mengenai bagian tubuh Janu.

"Sakit yah maaf Janu minta maaf. " Ujar Janu memohon.

"Sakit kan? Jangan buat kesalahan lagi atau kamu akan ayah hukum lagi. " Ujar Bima lalu meninggalkan Janu yang kesakitan.

"Shhh perih banget. " Ujar Janu karena punggung nya yang terluka.

Dia pun bangkit perlahan-lahan dan keluar dari gudang.

Janu berjalan ke luar dari rumah entah kemana yang ia tuju. Ternyata yang ia tujuan adalah taman yang dekat dengan komplek perumahannya. Taman ini berada di samping komplek perumahan Janu. sudah usang sudah tak banyak orang yang ke sini. Karena sudah ada taman baru di komplek ini. Janu merebahkan tubunya di atas kursi sambil Sesekali meringis kesakitan karena luka di badannya.

"Bunda, Janu rindu sama bunda pengen banget ketemu sama bunda. Ayah kenapa selalu nyalahin Janu ya bun? Padahal kan Janu sayang banget sama ayah. " Monolog Janu di sore itu.

Ia pun menutup matanya menikmati angin sore yang tertiup menerima wajahnya.

"Hai."  Panggil seseorang.

Janu pun bangkit lalu duduk menyisakan tempat duduk untuk dia.

"Kamu siapa? " Tanya Janu.

"Kenalin aku Bunga Zahira, panggil aja aku Bunga. " Ujar remaja wanita itu yang di ketahui bernama Bunga.

Bunga Zahira Gadis cantik menawan, ramah kepada siapapun. Rambut lurus nan panjang yang menambah kecantikannya. Membuat orang yang melihatnya terkagum kepadanya.

"Hai Bunga. " Sapa Janu.

"Nama kamu siapa? " Tanya Bunga.

"Marcelino Januarta panggil aja Janu. " Jawab Janu.

"Janu kayaknya aku baru lihat kamu, rumah kamu di mana? " Tanya Bunga.

"Di komplek sebelah. " Jawab Janu.

JANUARTA [Slow Updet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang