4 | end.

845 122 13
                                    

"Oh akhirnya kalian berkencan, selamat kalau begitu."

Mereka makan malam bertiga, Jongho, Yeosang, dan San. Tentu saja ini usulan Yeosang, dan Jongho adalah orang yang paling tidak suka dengan usulan itu. Kata Yeosang, ini untuk menebus makan malam tempo hari yang tidak jadi karena Jongho.

Tapi ketika Yeosang dan Jongho mengaku di depan San, mereka sama sekali tidak tau kalau ia akan bereaksi sesantai itu.

"Kau tidak terkejut? Adikmu berkencan dengan temanmu sendiri?" Yeosang memasang ekspresi tidak percaya.

San berdecak kesal, "aku sudah berada diantara kalian berdua selama bertahun-tahun, mana mungkin aku terkejut."

"Kau." San menoleh tajam ke arah Jongho, "kau selalu merengek kepada Yeosang, selalu mengganggu ku saat sedang bicara dengan Yeosang. Dasar bocah posesif."

Jongho mendengus, tidak menyangkal karena semua itu benar adanya. Hanya saja cara San menyebutkannya membuatnya kesal.

"Kau juga Yeosang!" Kali ini San menoleh ke arah Yeosang. "Setiap aku bicara tentang Jongho di depanmu, telingamu selalu memerah. Kau tidak bisa menyembunyikan ekspresi tersipu milikmu itu kau tau?"

Tepat saat San mengatakannya, telinga Yeosang memerah lagi. Ekspresinya berubah malu, seperti apa yang San katakan tadi.

Melihat reaksi Jongho dan Yeosang yang berbeda membuat San tertawa dalam hati. Benar adanya kalau ia menyadari tentang Jongho dan Yeosang sudah dari lama. Mustahil kalau San tidak menyadari jika ada sesuatu yang aneh antara adiknya dan temannya sendiri.

Sekarang akhirnya Jongho dan Yeosang bisa menyatu seperti ini, walau sempat terpisah.  Yah...walau San harus harus berusaha sedikit untuk membuat Jongho bergerak, tapi sekarang ia lega.

"Kurasa sampai di sini saja aku ada janji," San mengecek arloji di tangan kanannya, kemudian berdiri dari kursi meja makan.

"Dengan kekasihmu?" Jongho bertanya.

San tersenyum kecil, ia mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, "aku sudah putus. Tapi aku juga sudah menemukan yang lebih cocok."

"Oke selamat tinggal berbahagialah kalian berdua~"

Itu kalimat terakhir yang diucapkan San, sebelum keluar dari rumah Yeosang.

Yeosang pikir ia berlebihan karena merasa hubungannya dengan Jongho tidak ada perubahan sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yeosang pikir ia berlebihan karena merasa hubungannya dengan Jongho tidak ada perubahan sama sekali. Rutinitas mereka sama, Jongho kuliah dan Yeosang juga, ditambah dengan kerja paruh waktu. Mereka akan bertemu di meja makan saat sarapan dan jam makan malam. Lalu setelah berbincang selama beberapa saat di depan televisi, mereka akan tidur di kamar masing-masing.

Yeosang malah merasa hubungan mereka jauh lebih merenggang daripada saat belum berkencan dulu.

Yeosang melirik ke sampingnya. Jongho yang duduk di sebelahnya tengah serius menonton acara musik di televisi. Pria bermarga Kang ini, sangat ingin mengatakan sesuatu pada Jongho, tapi ia tak tau harus mulai darimana.

"Jongho,"

"Mmmmm?" Jongho menjawabnya dengan gumaman seperti anak kecil, matanya masih tidak lepas dari televisi.

"Mau tidur di kamarku malam ini?"

Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Yeosang. Ia menggigit bibirnya karena gugup, khawatir tentang reaksi Jongho.

Yang tak terduga adalah Jongho seperti membeku. Matanya menatap lurus kearah Yeosang seolah tidak percaya dengan apa yang dia baru saja dengar.

Telinga Yeosang terasa panas.

"Hyung serius?"

Yeosang mengangguk, tentu saja ia serius!

"Oh sial tunggu dulu." Jongho menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, ia tak mau kekasihnya melihat ekspresi malunya. "Aku senang oke, aku cuma kaget, ah hyung kenapa tiba-tiba begini."

"Aku pikir lebih baik kalau kita maju selangkah lagi dalam hubungan ini." Yeosang menggigit bibirnya lagi. Jongho dan Yeosang kini sama-sama dalam keadaan tersipu.

"Ya... Ayo tidur di kamarmu.."

Yeosang sangat malu, tapi ia juga sangat senang sehingga rasanya ingin meledak.

Dan dalam beberapa detik kemudian, pria bermarga Kang itu tidak tau apa yang merasukinya. Ia dengan spontan naik keatas pangkuan Jongho, membuat kekasihnya yang lebih muda itu terkejut setengah mati.

Walau dengan gerakan yang ragu, Yeosang mencoba mengalungkan lengannya di leher Jongho. "K-kau.."

"Hyung apa yang—"

"Kau lebih suka memberi, atau menerima?"

"H-ha?" Jongho sampai tidak bisa berkata-kata, ini pertama kalinya melihat Yeosang seberani ini.

"Kau tidak pernah memikirkannya? M-melakukannya denganku— " Kalimat Yeosang terputus, berganti dengan pekikan yang lumayan kencang karena terkejut dengan apa yang dilakukan Jongho.

Jongho dengan cepat mengubah posisi mereka. Tubuh Yeosang terbaring di atas sofa ruang TV, dan Jongho ada di atasnya. Jongho tidak menindihnya, ia bertumpu pada sikutnya.

"Tentu saja aku pernah memikirkannya..." Jongho mencicit pelan, berbanding terbalik dengan aksinya barusan. "Tapi aku tidak menyangka akan mendengar pertanyaan seperti itu darimu."

Kedua tangan Yeosang yang sempat berada di samping kepalanya, kembali melingkar di leher Jongho. "Haruskah kita mencari tau preferensi mu bersama?"

"...di kamarku," Sambung Yeosang, yang kali ini terdengar seduktif di telinga Jongho.

Tanpa basa-basi lagi, Jongho mengangkat hyung tersayangnya itu dari sofa. Dengan tenaganya yang kuat, Jongho bisa menggendong Yeosang dengan mudahnya.

"EEH JONGHO TURUNKAN AKU! AKU BISA BERJALAN SENDIRI!"

Jongho menanggapi teriakan itu dengan tawa kecil, ia berbisik pelan ditelinga kekasihnya, "kau yang memulainya hyung." Lalu mengakhirinya dengan kecupan singkat di bibir.

Setelah itu Jongho mengabaikan semua rengekan Yeosang yang meminta untuk diturunkan. Pria Choi itu tetap menggendong kekasihnya sampai ke kamar, bahkan sampai melupakan televisi yang masih menyala.

Malam itu... Menjadi malam yang sangat panjang untuk Jongho dan Yeosang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello Again | Jongsang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang