♨️dua♨️

1 0 0
                                    

"Masih sayang nyawa makasih tawarannya"jawab Yasa sembari meringis menahan sakit di bagian lengan kanannya

"Kira gw bosen hidup"ledek dela sembari mengusap pelan kepala Yasa"bagus kemana ya Yas? tadi di grub ngajak minum sekarang kagak ada pucuk hidungnya"dela bertanya

"Sakit"ucap Yasa singkat, lelaki satu ini memang dingin melebihi kulkas yang lama tidak di bersihkan,namun bijak dalam menyelesaikan masalah dalam tim ini

"Ha?kok nggak ngabarin gw sih lu"jitakan di kepala Yasa di dapatkannya kali ini

"Ssssfff anak ngen-*"

"APA MAU APA LU?"

"SAKIT LAH BEGO"

"TERSERAH GW LAH"

"KEPALA INI BUKAN BALON"

"SIAPA BILANG ITU ROTI?"

"ELU LAH"

"GW BUNUH YA LU"

"MASIH SAYANG NYAWA,MAKASIH TAWARANNYA"

"CUMA GW YANG BOLEH NGOMONG GITU KE DIA"sarkas Yasa ketika Azka menyauti perdebatan nya dengan wanita yang di anggap ratu tim brandal jogja itu

°
°
°

"Kenapa sakit kagak ngabarin dek?"ucap dela lembut

Yasa,Azka dan jangan lupakan dela sekarang tengah berada di rumah sakit yang di inapi bagus sejak beberapa jam lalu, sakitnya tak begitu parah kelihatannya,hanya kelihatannya!

"Siapa yang ngasih tau kamu?"bagus menanggapi pertanyaan dela dengan posisi masih berbaring di tempat tidur berwarna biru muda

"Yasa"

"Eh Yas elu kagak bisa apa jaga rahasia?dasar anak ngen-"bagus menimpuk kepala Yasa dengan tangannya

"Ini kepala dari tadi kenapa jadi sasaran sih?gw kagak pinter kagak bisa lu contek loh njeng"kesal Yasa kepada bagus

"Gw baru sekali nimpuk elu"ucap bagus heran

"Tadi di timpuk kakak lu tuh"matanya melirik dela,sang empu hanya mengekeh lalu kembali fokus kepada tangan bagus yang bergetar lirih

"Bagus kamu nggak papa? tangannya geter"ucap dela khawatir

"Gw kagak ngapa-ngapa beneran,ini tuh karna jarum infus tuh jadi geter"alihnya

"Ekhem"Yasa berdehem melirik tangan bagus yang semakin gencar untuk bergetar

°
°
°

"Ndok sini ndok ada tamu"teriakan bunda membuyarkan pikiran aneh dela

"Kenapa sih bunda masih pagi teriak mulu astaga"dela menuruni tangga sembari berteriak membalas perkataan sang bunda yang memanggilnya tadi"siapa sih tamu dateng pagi buta kek gini"sambungnya ketika sudah sampai di ruang tamu tepat kedua manusia itu berada

"Itu loh ustadz yang bunda ceritain"sang bunda melirik lelaki yang kini duduk sopan di atas sofa dengan tangan di tekuk di atas paha dan pandangan menunduk

"Assalamualaikum saya imam"lelaki berbadan tinggi menggunakan sarung berwarna hitam dan baju koko di lengkapi peci itu kini berdiri sembari melipat tangan di depan

BUKAN ORANG YANG SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang