♨️tiga♨️

0 0 0
                                    

1

2

3

Go!

Motor hitam bercampur warna merah itu kini melesat dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah jalanan dengan gas yang terus bersuara dan berderu seolah tak memperdulikan pengguna jalanan lain yang tengah melihat tingkah lakunya, masa bodo jika dia nanti di tangkap atau akan mati karna menabrak pohon atau pengendara lain

"GW BENCI ELU ARDIII"teriakan melengking itu mengudara seolah mengeluarkan emosi yang telah tertanam"GW BENCI USTADZ KAMPUNG ITU"gas dia naikkan semakin kencang saja

"GW BENCI SEMUA ORANG KECUALI BUNDA SAMA AYAH"

"GW BENCI PENYAKIT GW"

"GW BENCI TAKDIR YANG SALAH"

"GW BENCI SEMUANYA"

"AAARRRRHHGGG ANJENG"

Dela terus melesat sampai finis yang telah di tentukan tadi, memenangkan balapan yang menurutnya bisa menenangkan otak di kala dia kalut tak karuan

"Lain kali ganti motor biar bisa menang"senyum miring di bibir dela terukir dengan sempurna

"Halah cewe aja belagu"lawan bicara sekaligus lawan balapnya tadi kini mulai terpancing"lu itu cuma beruntung"

"Haha miskin"sarkas dela sembari tertawa lantang

"Dari pada elu udah di tinggal si Ardi kena penyakit mental lagi,cih orgil ya lu"

Bugh*

Bugh*

Bugh*

Krek*

"AHHKKK LEPASIN KAKI GW"

"SAKIT WOI SAKIT"

Dela terus menekan kaki pemuda itu dengan kerasnya, tak peduli jika kaki malang itu akan patah atau sejenisnya

"Jangan bawa ardi"nada itu dingin, wajahnya datar, tatapan tajam mendominasi kekuatan seorang dela

"M-maafin gw la,lepasin kaki gw"rintihan pemuda itu tak di dengar oleh gadis yang menyiksanya,merasa tuli dela terus menginjak tulang kaki angga hingga mengeluarkan bunyi patahan

"Gw maafin kali ini"

Setelah mengatakan hal itu kini dela memilih pergi,dia sudah cukup mengeluarkan emosinya.

Gw nggak mau bunuh orang

°
°
°

"Kamu kemana ndok"

"Di jalan"

"Cepat pulang ya"

"Iya bundaaaa"

Tut*


Dela sengaja memelankan laju motor yang ia tumpangi,hanya satu alasan mengapa dia tak mau pulang cepat

Gw benci ustadz kampung itu anjing*

"Huufft,masuk mandi terus makan malam,nggak usah liat si ustadz sialan itu"dela mencoba menenangkan dirinya sendiri"hah mau masuk rumah sendiri kayak mau masuk neraka"

Dela mendorong motornya ke gerbang rumah besar berwarna hitam dan abu-abu yang di cap sebagai rumahnya

Perlahan dia membuka pintu dan celingukan mencari sosok yang ia benci itu

BUKAN ORANG YANG SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang