Balkon lantai dua rumah utama kediaman keluarga Blanc adalah tempat favorit sang Duchess untuk meminum teh jika ia mempunyai waktu luang. Dengan dipayungi oleh dedaunan dari pohon-pohon besar di kedua sisi serta taman yang luas sebagai pemandangannya, balkon ini sangat pas untuk bersantai. Apalagi pada pertengahan musim semi yang cerah seperti sekarang.
Namun, kata-kata dari sang Duchess bagai petir di siang bolong yang menyerang Alexa tanpa aba-aba.
Pesta minum teh, salah satu pesta yang sering diadakan oleh para bangsawan. Biasanya diselenggarakan oleh Nyonya rumah maupun anak-anak perempuannya, pesta seperti ini menjadi salah satu tempat pergaulan kelas atas yang diminati. Kesampingkan keluarga Blanc yang sangat jarang mengadakannya, bahkan sekalipun mengadakan atau diundang mereka hanya menganggap pesta seperti ini sebagai tempat untuk mendapatkan informasi lebih. Siapa bangsawan di kerajaan ini yang tidak suka terhadap rumor terkini? Atau mungkin, tidak suka untuk memamerkan harta dan kekuasan yang dimiliki? Tidak ada, semua bangsawan menyukainya.
Namun untuk Alexa, tempat seperti ini hanyalah medan perang yang memuakkan. Walaupun ia tidak bisa bertarung apalagi menggunakan pedang, tapi menurutnya perang fisik seratus bahkan seribu kali lebih baik daripada perang kata di tempat ini.
"Ibu, bukankah undangan pesta minum teh hanya ditujukan untuk Ibu saja? Lagipula aku belum 18 tahun, aku belum memasuki usia dewasa."
Duchess Blanc menatap Alexa dengan senyuman dan berkata, "Nampaknya Countess Tigris ingin mengenalkan putrinya kepada bangsawan lain lewat pesta minum teh itu. Jadi dia mengirim undangan yang memintamu untuk ikut datang juga. Dan Ibu rasa, semua Nyonya yang memiliki putri, juga diminta untuk datang bersama putrinya."
"Tapi itu bukan pesta yang wajib sekali untuk aku datangi kan? Ibu kan bisa bilang aku sedang sakit atau-"
"Hush... tidak baik berkata seperti itu Alexa. Kamu sehat dan baik-baik saja. Lagipula ini juga bisa menjadi ajang menjalin relasi lebih awal dengan bangsawan lain sebelum debutant-mu nanti," potong Duchess.
Memang putri dari keluarga bangsawan seringkali mengadakan pesta minum teh. Tapi itu bukan termasuk acara formal ataupun penampilan resmi mereka di pergaulan kelas atas jika mereka belum memasuki usia dewasa, yaitu 18 tahun. Mereka harus melewati debutant terlebih dahulu, baru secara resmi diterima di pergaulan kelas atas.
"Ahh... Ibu kan tau aku tidak terlalu suka dengan pesta seperti ini."
"Kamu terlahir sebagai seorang Blanc, anggota keluarga bangsawan terhormat. Kamu tidak bisa lari dari kewajibanmu sebagai bangsawan, Alexa. Mau tidak mau, suka tidak suka, kamu harus masuk ke pergaulan kelas atas dan membiasakan dirimu dengan ini. Ibu tidak menyuruhmu menjadi bintang dari pergaulan kelas atas. Namun, setidaknya kamu harus menunjukkan wajahmu pada bangsawan lain serta menjalin relasi dengan mereka. Itu bukanlah hal yang sia-sia."
Alexa yang mendengar perkataan Ibunya hanya bisa memandang cangkir teh yang masih penuh di depannya. Alexa adalah seorang Blanc sejati yang selalu ingin berkontribusi menjaga kerajaan ini serta membantu dan melindungi orang lain yang membutuhkan. Dan ia pun tahu, hal itu dapat dilakukannya dengan lebih baik jika ia memiliki hubungan yang baik dengan bangsawan lain.
Namun, pergaulan kelas atas berbentuk pesta seperti ini sangat menjengkelkan, penuh tipu daya, dan menguras energinya terutama secara mental. Ia tidak suka hal itu.
Terlebih lagi, tata krama kebangsawanan yang dipakai disana terlalu membatasi kebebasannya dalam mengekspresikan diri.
Alexa bukannya tidak memiliki tatakrama yang baik, tata kramanya bahkan terhitung sangat baik dan hampir sempurna di usianya yang belum dewasa. Hal ini pun diakui oleh para bangsawan yang pernah bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story Of The Last Delma
FantasíaMereka berkata segala hal yang terjadi dalam hidup seseorang adalah anugerah dari para dewa. Anugerah yang pastinya akan membuat seseorang bahagia. Namun, benarkah demikian? ---oo--- Alexa Blanc adalah seorang putri Duke yang hanya ingin hidup norma...