002 | Agreement With Him

2 1 0
                                    

Penghinaan terhadap keluarga kerajaan dalam bentuk apapun termasuk dalam pengkhianatan di kerajaan ini. Hukuman paling ringannya adalah cambuk, sementara yang paling berat adalah hukuman mati. Dengan catatan, hukuman ini berlaku tidak hanya bagi yang bersangkutan, namun juga untuk seluruh keluarganya.

Alexa, seorang putri Duke tentunya tahu dengan pasti tentang hukum itu. Sialnya, sekarang ia dihadapkan dengan keadaan dimana dirinya tertangkap basah sedang menghina raja.

Sebenernya bisa berbicara bebas seperti tadi juga sudah ia pikirkan dengan matang, bahwa tidak akan ada yang dapat mendengar perkataannya tadi selain dirinya sendiri. Bahkan para kesatria unggulan keluarga Blanc yang mempunyai indra pendengaran sangat baik tidak bisa mendengar perkataannya jika dia berbicara seperti tadi.

Tapi sudah seperti ini, mau tidak mau Alexa harus memohon kepada pria itu demi nasibnya dan orang-orang yang disayanginya.

"Maaf Tuan, tapi bisakah anda rahasiakan apa yang anda dengar tadi? Saya mohon...," ujar Alexa dengan muka memelasnya

"Kenapa saya harus merahasiakannya? Apa untungnya bagi saya untuk merahasiakan hal itu? Bukankah itu malah memberatkan saya untuk menjaga perkataan anda tadi sebagai rahasia? Apa yang akan anda berikan pada saya sebagai gantinya?" jawab pria misterius itu dengan raut muka yang masih datar.

"Apa?" Alexa yang menatapnya tidak percaya.

'Apa yang dia katakan memang tidak salah, tapi tetap saja...'

Walaupun tubuhnya tinggi dan wajahnya sangat tampan, namun sifat pria ini tidak sebagus penampilan luarnya. Mengambil untung di atas penderitaan orang lain, Alexa tidak suka.

'Aku tidak bisa gegabah ataupun mencoba membodohinya. Dia bukan kalangan rakyat biasa, mananya benar-benar tidak bisa kurasakan. Jadi mungkin ia lebih kuat daripada Adrian. Ditambah lagi, ada beberapa orang yang mengikutinya dan sudah mengepungku.'

Alexa berpikir keras akan apa yang bisa ia tawarkan sebagai perjanjian. Hal yang tidak terlalu memberatkannya tapi cukup untuk menutup mulut pria ini.

Namun, setelah memutar otak beberapa saat, ia tidak juga menemukan cara yang lebih baik. Untuk sekarang, hanya ini yang dapat ia katakan sebelum pria ini membeberkan segalanya kepada penjaga dengan lencana kerajaan yang berada tidak jauh dari mereka.

"Baiklah, sebagai ganti anda tutup mulut saya akan mengabulkan satu permintaan anda."

"Hmm... Satu permintaan ya..., " ucap pria itu sambil mengusap dagunya.

"Ya, satu permintaan. Apapun itu akan saya kabulkan," pasrah Alexa.

"Apapun? Anda serius?"

"Errr... Selama saya mampu dan... tidak melanggar hukum yang ada," jawab Alexa dengan sedikit ragu akan keputusannya.

Namun, kata-kata sudah terlontar, semuanya sudah terjadi dan tidak bisa ditarik kembali. Tidak lama, akhirnya pria itu menyetujuinya.

"Baiklah, saya akan rahasiakan perkataan anda tadi."

"Benarkah? Uwahh... Terimakasih banyak, Tuan." ucap Alexa sambil salah satu tangannya memegang erat tangan pria itu, sementara yang satunya mengusap dadanya sendiri. Ia sangat lega, satu masalah terberatnya sudah separuhnya selesai.

Tanpa disadari Alexa, pria itu tertegun. Sedikit semburat merah muda muncul di pipi putihnya saat ia melihat tangan Alexa yang menggenggam erat tangannya.

Selang beberapa saat, tangan Alexa yang satunya ikut menggenggam tangan pria itu. Tidak berhenti disitu, genggaman tangannya dibuat lebih erat lagi menggunakan mananya yang membuat pria itu terkejut.

The Story Of The Last DelmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang