"BEOMGYUUUUUU!!!! BURUAN BANGUNN"
Teriak sang Ibu sambil menggedor pintu kamar anaknya
"CHOIIII BEOMGYU!!! MASIH KEPIKIRAN SAMA MASA DEPAN GAK SIH!!! INI UDAH MAU JAM 7"
"Aduhhhh kenapasih? Kenapa harus aku? Kenapa gak orang lain aja? Kenapa harus aku yang kebangun di pagi yang dingin kaya gini? Kenapa harus ada yang namanya pendidikan? Ini kenapa harus aku sih"
Beomgyu duduk di kasurnya dan melihat sekelilingnya "keknya aku cuma mimpi deh dibangunin, gak ada lagi tuh suaranya, ini pasti hari minggu dan aku cuma ngigau kalau Mamah manggil aku" Beomgyu kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur
"BEOMGYUU!!! BELUM BANGUN JUGA???! BENTAR LAGI INI DI DOBRAK YA? JANGAN SAMPE KAMU MAMAH SIRAM PAKE AIR"
Beomgyu kembali terduduk "Yaampun ternyata gak ngigau? Ini aku harus beneran bangun gitu? Ya ampun sekali aja gitu ni hari berubah jadi hari minggu semua hahhh"
Beomgyu bangkit dari kasurnya, ia mendekati pintu kamar "Apasih Mah? Orang aku udah kelar mandi kok, ini juga lagi ngerjain tugas dikit" bohongnya agar tak dimarahi oleh Mamahnya
"Yaudah buruan ya!! Itu sarapan udah dibawah"
"Iya iya" Beomgyu pergi melangkah ke kamar mandi, ia menatap dirinya pada kaca "Ganteng juga aku bangun tidur gini, udahlah gak usah mandi, udah ganteng aja pun" Beomgyu pun hanya mencuci mukanya dan kembali ke kamar untuk memakai seragamnya.
Setelah selesai, ia pun berjalan ke luar kamar, menuruni anak tangga dan melangkah ke meja makan, dengan santai ia menyomot sepotong roti, melahapnya "Gyu pergi langsung ya Mah, takut ketinggalan bus"
"Yah siapa suruh bangun telat"
"Loh kok tau? Enggak kok! Mamah sok tahu, kan Beomgyu tadi ngelarin tugas di kamar"
"Halah orang kaya kamu kerajinan? Mustahil didalam hidup ini seorang Choi Beomgyu bisa rajin"
"Kok Mamah gitu sih padahal kemarin Gyu bersihin rumah deh"
"Mana ada! Itukan aku yang nyapu" bantah sang adik
"Aduh salju berisik deh lu! Dah ah mau pergi sekolah ntar dihukum lagi kalau telat"
"Pergi bareng adik kamu nih"
"Gak mau ah! Salju ngeribetin, beda sekolah juga"
"Dih ogah juga pergi bareng lu" bantah Winter yang memeletkan lidahnya ke sang kakak
"Gua lempar sepatu ya muka lu salju" Beomgyu mengangkat sepatu sekolahnya
"Heh! Astaga punya dua anak aja berasa punya 10 anak ya, udah buruan berangkat, ini lagi satu kerjaannya bikin adenya kesel terus! Pergi gak kamu buruan" Sang Mamah yang mulai naik darah melemparkan sendok ke arah Beomgyu yang langsung mengelak, ia pun dengan cepat melarikan diri sebelum Mamahnya melemparkan benda lainnya padanya
Beomgyu naik ke bus, ia melemaskan tubuhnya ketika melihat bus itu penuh, tapi jika dia tidak naik, dia pasti akan terlambat, ia pun berjalan ke belakang dan menemukan satu murid yang duduk sendirian, murid dengan seragam yang sama namun sangat asing dimata Beomgyu, lelaki itu memakai earbuds di kupingnya
"Permisi, boleh duduk sini gak? Apa ada orangnya?" Tanyanya yang tak di gubris, karena tampaknya lelaki itu tak mendengar suara Beomgyu, Beomgyu yang mulai kesal pun menggerutu, ia dengan kesal duduk di samping lelaki itu dan membuat lelaki itu terkejut dan menggeserkan tubuhnya
"Woy! Lu anak baru ya?" Tanyanya sambil menyenggol pundak lelaki itu, yang di tegur pun membuka earbudsnya "Ya? Ada apa? Maaf gua gak dengar tadi"
"Lu anak baru? Kelas berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Jadi Demen [18+] ✔
FanfictionApa jadinya jika seorang Extrovert ( Beomgyu ) Jatuh cinta pada seorang Introvert ( Soobin ) niatnya sih hanya ingin berteman dan membuat siswa Introvert itu memiliki seorang teman, namun nyatanya tidak hanya menjadikan Soobin teman, nyatanya mereka...