"Habis makan kita langsung balik kan?" tanya Beomgyu
"Iya, kita langsung balik"
"Sebenarnya aku jadi khawatir jika orang tuamu marah padaku"
"Aku juga gak tahu gimana mau menghadapinya"
"Kamu sudah selesai makan? Ayo kita pergi sekarang, mungkin lebih cepat lebih baik, sebelum mereka yang malah nemuin kita terlebih dulu"
"Yaudah ayo, aku udah selesai" Beomgyu berdiri diikuti oleh Soobin, mereka pun keluar dari rumah itu
"omong - omong ini rumah siapa?"
"Rumahku juga, aku pernah kabur kesini juga dulu, ngebeli rumah ini tapi aku tinggalin gitu aja"
"Kayanya keluarga kamu kaya banget"
"Gak kok, ayo nanti kita ketinggalan kereta" Soobin merangkul pundak Beomgyu dan membawanya menuju stasiun
"Soobin-ah Ibuku seorang psikiater, mendengar ceritamu semalam, kamu mau gak aku temui sama Ibuku, mungkin dia mengerti masalahmu"
"Dia pasti gak mau lah Bam, aku kan udah nyulik kamu kaya gini"
"Ya coba dulu, kalau misal dia mau, kamu mau juga kan? Terbuka sama Ibuku"
"Ya sudah jika Ibumu tidak masalah, sebenarnya sebelum Orang tuaku meninggal, mereka juga membawaku ke psikiater"
"Jadi ... orang tuamu sudah meninggal? Kenapa kamu bohong dengan bilang kalau mereka ada di Ansan?"
"Beomgyu ... mungkin udah waktunya kamu tahu, aku gak dalam keadaan yang baik, aku punya penyakit mental, itu yang aku tahu, tapi semenjak orang tuaku meninggal, aku juga makin parah"
"Astaga, pantesan aja, kalau gitu kayanya pas buat bicara sama Ibuku, dia mungkin bisa ngebantu kamu buat lebih baik lagi"
••••
"Eomma ... Bagaimana ini? Mengapa Oppa masih belum ditemukan?" Winter menangis sepanjang malam, ia tak bisa tidur demi menunggu keputusan pihak kepolisian tentang keberadaan Beomgyu
"Winter, sabar ya nak, Eomma juga bingung, kenapa ini harus terjadi ke abang kamu, apa yang di mau oleh temannya"
"Eomma kalau Oppa ditemukan, tolong hukum lelaki biadab itu seberat - beratnya"
"Iya nak, pasti, Eomma pasti akan menghukum dia"
"Eomma!! Aku pulang!!"
Suara teriakan itu membuat mereka berhenti menangis, mereka saling menatap lalu berlari keluar, membuka pintu dan melihat Beomgyu yang masih utuh menggunakan seragam sekolahnya, dibelakangnya, Soobin berdiri sambil menundukkan kepalanya, Ayahnya yang ikut mendengar itu menarik Beomgyu masuk kedalam rumah, matanya memerah, tangannya terkepal, ia mendekati Soobin dan menghantam wajah Soobin "aku udah mendengar semauanya!! Dasar bajingan! Beraninya lu nyentuh anak gua kaya gitu! Terus apa hah? Lu mau nyulik anak gua juga?"
"Appa!!" Panggil Beomgyu "Appa jangan"
"Bang lu bodoh banget sih! Masih aja lu mau bela dia! Bangg!!! Lu jangan gila dong!! Gua takut banget" Winter memukuli dada Beomgyu, Beomgyu pun menahan tangannya "Gak gitu, gua tau dia nyulik gua, tapi ya gua juga udah tau kenapa dia kaya gini, itu makanya gua berani bawa dia kesini juga"
"Beomgyu kamu jangan gila ya?! Enggak lagi! Kamu gak boleh ada urusan sama ni orang lagi" Bantah Ayahnya
"Appa ... dengerin aku dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Jadi Demen [18+] ✔
FanficApa jadinya jika seorang Extrovert ( Beomgyu ) Jatuh cinta pada seorang Introvert ( Soobin ) niatnya sih hanya ingin berteman dan membuat siswa Introvert itu memiliki seorang teman, namun nyatanya tidak hanya menjadikan Soobin teman, nyatanya mereka...