♛✨O9

362 77 1
                                    

     Chris turun dari Campervan, parkiran luas area bukit penginapan yang menghadap langsung pada lautan dan pantai disebrang sana. Spot yang begitu indah untuk menghabiskan waktu berdua, sayangnya saat ini ia datang ke tempat indah itu bersama seorang pangeran dengan kepribadian Alien, bukan dengan pujaan hatinya.

"tunggu sebentar, gue mau ngurus biaya sewa."

Sky hanya diam menatap punggung lebar si pirang, sesekali kakinya bergerak iseng menunggu Chris.

Sampai lima belas menit kemudian Chris kembali, menariknya menuju sebuah penginapan sederhana namun cantik.
Begitu melihat kasur yang begitu lebar, Sky langsung berlari dan membaringkan tubuhnya, bibirnya menyunggingkan senyum lega sambil mengusak kepalanya lembut di kedua bantal empuk.

"gue ambil barang-barang dulu, lo istirahat aja disitu"

🚐⛺🌲

     Langit mulai jingga, pemandangan sore hari begitu indah dilihat dari jendela penginapan. Chris memandang seseorang yang tengah tertidur di kasur, begitu tenang menatap wajahnya yang terlelap. Tanpa sadar, Chris tersenyum.

Berbaring disampingnya, Chris berniat mengusak lembut kepala yang terlelap, tapi tangannya seolah berhenti sendiri, takut membangunkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berbaring disampingnya, Chris berniat mengusak lembut kepala yang terlelap, tapi tangannya seolah berhenti sendiri, takut membangunkannya.

"Sky, tolong bantu doa, semoga gue bisa ketemu dia disini.."

Chris langsung bangkit, mengenakan kemejanya dengan benar dan mulai melangkah keluar.

Sky membuka matanya begitu Chris menutup pintu. Mata cantik itu, untuk pertama kalinya terlihat sendu.
Pandangannya sedih tapi enggan untuk menangis.

🚐⛺🌲

     Chris terus mengelilingi jalan yang ramai, banyak turis juga orang lokal yang singgah ditengah ibu kota. Matanya terus mencari, mencari sosok gadis cantik yang sangat ia rindukan.

'Ashena'

'Ashena'

'lo dimana?'

Chris terus melangkah, kali ini lebih cepat karena matahari mulai terbenam sempurna.
Sampai langkahnya bergenti ketika bertemu seorang wanita cantik dengan  scarf biru laut yang terikat dikepala, coat coklatnya sesekali berhembus tertiup angin, tangannya menggenggam keranjang penuh dengan bunga mawar.

Sesekali gadis itu menawarkan mawarnya pada orang-orang yang lewat, sampai wajah itu terlihat jelas dimata Chris.

Chris mematung, ia akhirnya bertemu dengan Ashena.

"Ashena... " senyumnya terbentang, air matanya sepenuhnya terbendung, sekali saja mendengar suara kekasihnya maka ia akan menangis.

Chris berlari menuju wanita penjual mawar dengan scarf biru laut, ia sangat ingin memeluk Ashena. Sungguh.

Begitu mendekat, Chris membentangkan kedua lengannya, hendak memeluk si wanita tapi tubuhnya didorong keras.

"Apa yang kau lakukan?! " teriak si wanita sambil memeluk perutnya.

Chris mematung, pandangannya turun menuju perut buncit yang tersamarkan coat panjang.
Chris begitu terkejut, seolah dunianya runtuh begitu mengetahui hal ini.

"Ashena... "

Wanita itu mendongak, keduanya saling bertatapan dan bungkam.
Bola matanya bergetar.

"Chris... "

Chris dengan kedua tangannya yang mengguncang pelan bahu Ashena, tatap kedua mata itu tidak percaya dan menuntut penjelasan.

"Chris, maaf, maaf..."

Ashena dengan kedua matanya yang deras mengalir air mata, menunduk dan enggan menatap pada Chris.

"kenapa, Shena kenapa"

"maaf, ini bukan— bukan karena orang tua. Tapi gue, sebelum kenal lo bayi ini udah ada."

"lo, liar, Shena bilang ini semua gak bener—"

"ini bener, gue deketin lo karena gak mau menikahi ayah dari anak ini! Tapi gue sadar yang gue lakuin itu salah, Chris!"

"gak—"

Chris mundur selangkah, memandang Ashena dengan tatapan tidak percaya. Dunianya kali ini benar-benar runtuh. Chris tidak menyangka, orang yang benar-benar ia perjuangkan..

"so, can we just—"

"no, gue udah punya keluarga baru disini Chris. Tolong, lupakan masa lalu kita"

"Shena—"

"gue punya tanggung jawab buat anak ini"

"gue bisa jadi ayahnya"

"tapi lo-bukan-ayahnya Chris!" Ashena menekan satu kata, dengan jari telunjuknya yang kasar menunjuk pada Chris.

Chris melangkah mundur, kakinya benar-benar hampir tidak bisa menompang lagi. Untuk pertama kalinya hatinya terasa begitu sakit sampai mati rasa.

"please, forget all about me. Lupakan Chris, gue harap lo bahagia" Ashena mulai  berjalan cepat, meninggalkan Chris yang mematung dengan tatapan kosongnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prince in CampervanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang