♛✨O5

380 91 0
                                    

     Pagi harinya, Sky kembali terbangun dengan sandwich disampingnya. Matanya mulai mencari keberadaan si pirang yang tidak terlihat sama sekali disekeliling campervan.
Sky mulai panik begitu ia tidak bisa melihat Chris disudut manapun. Berlari keluar dengan kaki telanjang, kemeja kebesaran milik Chris yang ia kenakan tertiup angin. Kakinya merasakan betapa dinginnya hembusan angin dipagi hari, tapi Sky seolah tidak peduli akan hal itu, angin menyapu lembut rambut hitam legamnya, kakinya sedikit gemetar karena kedinginan. Tapi bibir pucat itu terus memanggil,

"Chris.."

Sky mencoba memanggil Chris, namun tidak ada jawaban. Hanya ada arang dan kayu bakar yang berantakan tertiup angin. Sky hampir menangis, jantungnya berdegup cepat, ia takut.

Takut Chris meninggalkannya.

Atau, bagaimana jika Chris tertangkap?

Sky memeluk erat dirinya sendiri, ia begitu ketakutan.

"Chris!!"

Berlari mengitari campervan, mata cantik itu masih belum menemukan sosok pirang yang menyelamatkan hidupnya. Dimana Chris berada? Bagaimana keadaannya? Sky terus bertanya-tanya dalam dirinya. Hingga kakinya membawa langkah itu menuju sumber mata air semalam, Sungai jernih dengan bebatuan besar.

Pemuda dengan rambut pirang ikal berantakan berdiri disana, mengenakan celana pendek berdiri gagah dengan tubuh bagian atas yang sempurna terpampang jelas. Sky dapat merasakan kakinya yang gemetar melemah, hatinya lega hingga tangisnya pecah. Sky tidak lagi peduli dengan apapun, ia berlari menuju si pirang, tubuhnya sengaja menubruk dari belakang hingga kedua lengan pucat itu dapat memeluk Chris sepenuhnya. Wajahnya tenggelam dipunggung, seolah telah terbiasa dengan pelukan seseorang, Chris tidak terkejut sedikitpun. Akan tetapi kali ini,  Chris dapat merasakan sesuatu yang basah pada bahunya.

Sky menangis.

"Sky?! Kenapa? Gue masih mandi"

"Chris jangan tinggal sky, Chris hilang...Sky, takut"

Chris menoleh, terlihat jelas Sky dengan hidungnya yang memerah, sang pangeran benar-benar menangis dengan derasnya. Untuk pertama kalinya Chris merasa bahwa kehadirannya sangat dibutuhkan. Hatinya menghangat ia kembali mendekap Sky, memeluknya erat sambil sesekali mengusap rambutnya.

"gak, gue gak akan ninggalin lo. Udah jangan nangis"

Chris senantiasa memandangi Sky yang masih terisak, bersandar pada dada bidangnya. Seperti terkena mantra cinta, Chris tiba-tiba merasakan getaran aneh, perasaan yang mengganjal begitu melihat Sky ketakutan.

🚐⛺🌲

"Sky, ayo jalan"

Yang dipanggil namanya cepat-cepat bergegas masuk campervan, duduk manis dikursi penumpang dan menunggu Chris masuk. Garis senyum kembali menghias wajah tampan sang pangeran, sepanjang perjalanan ia menatap jalan juga pemandangan yang ia lalui.
Sesekali mata cantiknya mencuri pandang pada si pirang yang sibuk dengan kemudinya.

"ini udah hari kedua gue camping, karena sekarang lo ikut. Jadi kita harus beli persiapan lebih banyak"

Chris berkata, Sky mendengarkan. Sesekali ia mengangguk seolah paham betul dengan ucapan si pirang.

"nanti lo diem di mobil ya. Gue yang pergi belanja"

Sky membulatkan matanya, satu kata yang begitu ia takuti terucap dari mulut si pirang. Ia begitu ketakutan dengan kata "pergi". Menggeleng ribut tangannya kembali menggenggam si pirang, kembali memohon tanpa kata.

"gausah, kalo lo ikut ribet."

"sky, bertemu jahat bagaimana?"

"hah?"

Chris mencoba memahami apa yang dikatakan oleh Sky, "sumpah, gue pusing. Lo kayak Alien" .

"Sky, takut!"

Sky mengangkat kedua tangannya, menggabungkan pergelangan seolah kedua tangannya diikat, ia ingin menjelaskan kepada Chris dengan gerakannya.

"ahh, lo takut diculik?" Sky mengganggukan kepalanya ribut, rautnya sedih, lagi-lagi ia menatap Chris dengan mata cantiknya..

"enggak, lo tetep diem dimobil."

🚐⛺🌲

Begitu sampai pada supermarket yang dituju, Chris menghentikan Campervan miliknya di area parkir yang terlihat sepi.
Pikirnya Sky akan aman jika hanya Campervannya yang terparkir disini.

Sebelum turun, si pirang sengaja menuntun Sky untuk duduk di ranjang,memberikan beberapa intruksi darurat.

"gue turun, lo diem disini. Mobilnya gue kunci dari luar. Lo bakalan aman gak ada yang bisa masuk, tenang aja gak usah takut. Kalau emang nanti ada yang datang. Lo tinggal telpon gue, pake ini" Chris mengangkat smartphonenya, memberikan benda itu pada Sky yang masih terdiam mencoba untuk paham.

"nih, tinggal lo tekan angka satu, nanti gue langsung jawab"

"huh?" ,Sky hanya memandang benda aneh pada tangannya, ini seperti pertama kalinya ia menggunakan benda yang bisa disentuh, aneh.

"lo tinggal tekan angka satu, yang ini, yang lama tekannya. Nanti gue langsung dateng, ajaib kan? Iya. Pokoknya gitu" Chris masih berusaha keras untuk menjelaskan, sepertinya ia bukan tipikal orang yang cukup sabar menjelaskan sesuatu pada Alien. Pikirnya.

"ngerti gak?" Chris kembali bertanya, Sky hanya diam kemudian menggelengkan kepalanya pelan. Lagi-lagi mata cantiknya menatap pada si pirang, seolah memohon untuk ikut.

Chris menepuk dahinya keras, "gue takut kalau lo ikut masuk, orang-orang yang ngejar lo bisa tau,supermarket punya banyak cctv! Ngerti gak sih, gue stress" Chris mengacak rambut pirang dan ikal miliknya, semakin pusing semakin terlihat berantakan.

"Sky, tinggal. Tetap Bahaya"

Chris membuka rak,mengambil satu hoodie hitamnya. Ia memaksa mengenakan Hoodie besar itu pada tubuh Sky yang kecil. Sky terlihat tenggelam.
Chris juga memakaikan topi hitamnya,identitas Sky sekarang terlihat aman, penampilannya jelas seperti pria biasa yang sedang liburan.

"nah, lo bisa ikut sekarang"

"nah, lo bisa ikut sekarang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prince in CampervanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang