"Capek?"
"Kamu mau break dulu atau mau putus sekalian?"
---
Setibanya di rumah, Chaewon menghentak-hentakkan kakinya menuju kamar. Dia melempar tasnya sembarangan dan langsung berkaca di depan cermin. Mukanya berminyak karena kelelahan dan cuaca panas juga. Rambutnya yang panjang sedikit nggak beraturan.
"Kesel banget gue sama Felix!" umpatnya.
Dirinya langsung membandingkan tubuhnya dengan tubuh Nancy.
"Dada Nancy emang lebih gede daripada dada gue...," kata Chaewon sambil melihat dadanya di cermin. "Tapi masa Felix ngeliat 'itu'nya, sih!"
"Tapi dia kan cowok, pasti dia ngeliat 'itu'nya juga..."
Memang ya cewek, kalau membandingkan tubuhnya sendiri dengan tubuh orang lain tuh nggak pernah puas. Selalu dicari yang jelek-jeleknya.
"Badan Nancy bagus, semok. Lah gue, boro-boro..." Chaewon membalikkan badan, ngeliat punggungnya dengan susah payah. Secara tinggi badan pun dia juga kalah. Nancy lebih tinggi beberapa senti darinya.
Parasnya juga cantik, ada campuran bule Kanada. Kalau Chaewon, wajahnya Korea banget.
"Mana Nancy aktif banget juga di kampus...," lanjut Chaewon. Dia pun melihat hapenya lagi, siapa tahu aja Felix chat apa atau nggak. Tahunya nggak ada chat yang masuk dari cowok itu.
"Apa gue salah ucap kali ya? Tapi kan ngeselin juga ngeliat dia ngebonceng cewek lain! Mana sambil ketawa-ketawa di motor lagi, nggak tahu deh mereka ngomongin apa!"
Lalu dia lanjutin misuh-misuh lagi, "Tapi aku lebih marah karena dia belum makan. Bisa-bisanya dia belum makan dari pagi! Awas aja kalo beneran sakit! Ugh, sebel!"
Chaewon menaruh hapenya di atas meja dan memutuskan untuk mandi. Sekalian untuk menjernihkan pikiran juga.
---
Felix membawa masuk kantong kresek yang isinya snack yang sudah dibeli Chaewon tadi. Dia mengamati hapenya sebentar, lalu melempar benda itu ke kasur.
Oke, Chaewon marah padanya sekarang. Tapi Felix juga kesal karena tahu-tahu Chaewon ngamuk waktu dia dalam keadaan lelah.
Benar, dia belum makan dari pagi, tapi begitu Chaewon ngamuk, Felix jadi nggak ada selera makan.
Setelah Yeji dan Chaewon pergi, Hyunjin langsung memberitahu. "Tadi mereka berdua ngeliat lu sama si Nancy di lampu merah. Lagi ketawa-ketawa gitu. Makanya Chaewon cemburu ngeliat lu. Emangnya lu sama Nancy ke mana, sih?"
"Niat awal gue emang beneran ke ATM deket kampus buat ambil uang bulanan. Terus gue ngeliat Nancy di depan Gedung Lembaga Kemahasiswaan sendirian sambil main hape. Berpapasan juga dia liat ke gue. Akhirnya dia minta tolong ke gue buat anterin dia sampai ke rumahnya," cerita Felix.
"Ya gue anterin karena gue nggak tega juga ngeliat cewek sendirian di kampus malam-malam begini."
Hyunjin manggut-manggut.
"Menurut lu, Chaewon beneran cemburu ngeliat gue nganterin Nancy?" tanya cowok itu.
"Iya dan nggak sih. Mungkin Chaewon nggak begitu marah tentang hal itu. Tapi gara-gara lu nggak makan dari pagi, bro. Itu yang nggak dia sukain," jawab Hyunjin yang bikin Felix terdiam.
Felix mengambil hapenya lagi, berniat untuk menelepon Chaewon untuk minta maaf.
...
...
...
...
...
"Ayo dong, Won, diangkat," pintanya.
Tapi malah terdengar suara operator di seberang sana. "Nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa—"
Felix langsung memutuskan sambungan. Chaewon nggak bisa dihubungi sekarang.
---
Setelah kejadian itu, dua hari kemudian Chaewon sama sekali nggak menghubungi Felix dan nggak main ke kosannya Felix seperti biasanya. Seperti yang Felix duga, pacarnya itu memang beneran marah padanya.
Yeji cuman bilang kalau Chaewon juga sibuk karena skripsinya beberapa kali banyak revision oleh dosbingnya.
Chaewon baru aja memasuki bab 1 pendahuluan, namun baru dua paragraf aja langsung disilang besar-besar. Kalau Felix, bab 1-nya sudah lulus, sekarang memasuki bab 2.
"Haaaaa... sumpah, kepala gue rasanya mau pecah!" kata Chaewon memegang kepalanya. Chaewon dan Yeji sekarang berada di perpustakaan lantai tiga, tempat yang nyaman untuk mengerjakan skripsi.
Yeji hanya melirik, "Lu pikir cuman gue doang, hah? Gue juga kali."
Chaewon menaruh kepalanya di atas meja. Sesekali dia menutup matanya karena ngantuk. Kemarin dia begadang sampai jam 3 subuh hanya demi dua paragraf yang ternyata sia-sia.
"Masih mending gitu ya, cuman grammatical error aja yang salah. Lah gue salah sama konten-kontennya juga," keluh Chaewon pengen banget nangis tapi nggak bisa.
"Ayo semangat, lu mah enak pinter, Won. Pasti bisa cepet ngerjainnya," ujar Yeji pelan sambil merevisi miliknya.
Chaewon ngeliat ke arah jendela.
Udah dua hari dia nggak ketemu sama Felix.
Kangen?
Hmm, iya sih. Sedikit.
Tapi Chaewon masih marah karena Felix suka nggak pentingin dirinya sendiri demi orang lain.
"Oh ya, lu mau ikut nongkrong nggak?" tanya Yeji yang bikin lamunan Chaewon buyar seketika.
"Hah? Kapan nongkrongnya?"
"Malam ini jam 7 di Aromia Café," jawab Yeji excited. "Bakalan ada Xiyeon, Giselle, Jeno, Hyunjin, sama Seungmin. Ayolah Won, ikut yok!"
"Nggak ah males, paling ada Felix datang," kata Chaewon sambil mencorat-coret kertas bekas dengan pulpen hitam. "Biasanya kalau ada Hyunjin—pacar lu, bakalan ada Felix juga di sana."
"Nggak, nggak ada kok! Percaya deh sama gue," kata Yeji meyakinkan, namun Chaewon menggeleng. "Gue mau revisi skripsi, Ji."
"Dih najis. Stress, baru tahu rasa lu. Jadi gimana, Won? Mau ikut nggak?" desaknya.
Sebenernya Chaewon pengen sih nongkrong bareng temen-temennya. Maksudnya, kapan lagi coba?
Setahun lagi dia bakalan wisuda, berpisah dengan teman-temannya, dan masuk ke dunia kerja yang mengerikan.
Sedangkan dia pengen banget berlama-lama jadi mahasiswa, kumpul-kumpul dengan teman-temannya selagi masih skripsi.
"Oi! Lu mikir lama banget. Tinggal bilang mau atau nggak nih?" tanya Yeji nggak sabaran.
"Iya, iya, gue ikut! Pokoknya kalau nggak ada Felix di sana, gue ikut!" jawab Chaewon yang langsung bikin Yeji tersenyum berseri-seri.
"Yesssssss! Oke ntar gue jemput lu ke rumah, ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S TOO KIND - Felix & Chaewon [COMPLETED]
FanfictionPunya pacar terlalu baik tuh nggak enak. -Chaewon [completed]