3. Desakan Menikah

1.8K 292 12
                                    

Assalamu'alaikum, selamat pagi menjelqng siang. Semoga kita sehat selalu yah.
Sebelum ke cerita, aku mau ngasih tahu inshaAllah hari ini aku udah masuk RS untuk lahiran hari kamisnya. Minta doanya ya supaya lancar. Aku sehat, bayiku sehat dan kami selamat.

Untuk itu, inshaAllah, aku usahakan update semua cerita sebelum aku masuk RS biar kalian gak kelamaan nunggu karena kemungkinan aku off dulu updatenya nanti sampai bener-bener sehat.

Sekali lagi, minta doanya teman-teman semua, semoga besok lancar, aamiin🤲

Happy reading yah



💗💗



William bangun begitu mendengar pintu kamarnya terbuka. Ia bergegas ke kamar mandi setelah Hans selesai menyiapkan air mandinya. Ia memutuskan untuk berendam, merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku setelah menghabiskan malam dengan seorang wanita semalam.

Bukan kali pertama William melakukan aktifitas menguras tenaga dan keringat itu di tengah-tengah pesta yang dihadirinya. Entah sudah berapa kali ia bercinta dengan para wanita yang tertarik padanya dan membuatnya tertarik, dan seperti biasa, ia selalu merasa puas dengan apa yang dilakukannya bersama para wanita itu. Mereka berpengalaman sama seperti dirinya. Jadi tidak ada yang tidak puas dalam hubungan kilat itu.

Katakanlah William bajingan, penjahat kelamin, pemain wanita atau apa pun istilah lain yang bisa menggambarkan betapa buruk dirinya, tapi William tidak peduli. Selama ini ia melakukannya atas dasar suka sama suka dan tanpa paksaan. Para wanita itu menginginkannya dan hubungan satu malam itu akan terjadi jika ia juga menginginkan mereka. Jika tidak, tidak peduli bagaimana pun cara para wanita itu merayunya, William tidak akan peduli.

Satu lagi pantangan bagi William yakni bermalam dengan wanita yang telah berstatus seorang istri. Ia tidak akan mengotori dirinya dengan menyentuh wanita orang lain. Alasannya sangat sederhana, William tidak ingin wanitanya nanti di sentuh pria lain.

Meskipun sampai sekarang, William tidak pernah benar-benar memiliki wanita yang akan di pertahankannya agar tidak di sentuh pria lain. Kasarnya, belum ada wanita yang bisa membuat William jatuh cinta dan merasa memiliki wanita itu hingga ia akan dengan suka rela menghentikan semua petualangan yang selama ini dilakukannya.

Terkadang, ada kalanya William merasa jenuh dengan rutinitas yang selama ini dilakukannya, tapi ia tidak memiliki keimanan yang cukup kuat hingga membuatnya mampu menolak tawaran menggiurkan yang para wanita itu lemparkaan padanya. Bagi William, selama ia masih lajang dan tidak memiliki siapa pun untuk di jaga hati dan perasaannya, maka tidak ada yang harus dikhawatirkannya.

Sesederhana itu memang pikiran William tentang seorang wanita dan kelakuannya selama ini. Bagi William, hidup sudah cukup berat dan ia tidak ingin menambahnya lagi dengan hal-hal yang memberatkan pikirannya.

William beranjak keluar dari bak setelah air mandinya terasa dingin. Ia membiarkan Hans mengeringkan tubuh kekarnya dan berjalan keluar kamar mandi, memakai pakaiannya di bantu sang pelayan pribadi. Setelah semuanya beres, William melangkah menuju ruang makan. Sarapan bersama kedua orang tuanya dan berbincang sebentar sebelum memulai rutinitas hari itu.

"Selamat pagi wanita tercantik dalam hidupku," William mengecup pipi sang Mama sebelum duduk di samping wanita yang selama ini selalu mendukung semua keputusannya.

"Sepertinya kau sangat bahagia pagi ini."

"Bukankah kita harus selalu bahagia menyambut setiap hari, Mama?" William mengedip, lalu mengambil menu sarapannya. "Benar begitu kan, Papa?" tanyanya ketika manik hitamnya beradu dengan manik serupa milik sang Papa.

(Tamat) My LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang