2

914 173 24
                                    

Sakura yang bersama dengan Temari memberhentikan langkahnya didepan sebuah ruangan.

"Aku hanya bisa mengantar sampai sini, karena tetua desa memanggil Ku."

Sakura mengangguk dan tersenyum. "tidak apa-apa Temari-san. Arigatou."

Temari menepuk pundak Kunoichi konohagakure tersebut. "jika ada sesuatu yang diperlukan, jangan sungkan untuk mengatakannya padaku, Sakura."

"ha'i.."

Setelah kepergian Temari, gadis dengan surai merah muda itu tidak langsung memasuki ruangan.
Ia memejamkan mata sambil menarik nafas panjang.
Terdapat perasaan gugup dan ragu padanya.
Bayangkan saja... Seseorang yang pernah bertarung dengan Mu lalu mati ditangan mu, sekarang Ia hidup kembali lalu menyuruh mu untuk menyembuhkan serta menjalani misi berdua dengannya.
Membayangkannya saja terasa mengerikan.
Apalagi, Sakura masih ingat betul tatapan dingin milik pria penyuka kugutsu tersebut.

Setelah mengumpulkan keberanian yang cukup, Sakura mengetuk pintu ruangan lalu masuk.

Ceklek..

Manik emeraldnya menangkap siluet seorang pria yang sedang duduk di ranjang pasien sambil menatap keluar jendela.
Rambut merahnya sedikit tertiup angin.

Menyadari akan kehadiran seseorang, Sasori pun menoleh.
Manik hazel itu menatap gadis musim semi yang masih berdiri didepan pintu.

"apa Kau akan diam saja disana?"

Tersadar, Sakura pun langsung melangkahkan kakinya kearah Sasori.

"selamat pagi, Sasori-san. Aku adalah orang yang akan merawat mu." ucap Sakura berusaha sesopan mungkin.

"sudah tahu." jawab Sasori datar.

Jika tidak ingat kalau Ia sedang menjalani misi, rasanya Sakura ingin langsung meninju wajah so cool itu dengan shanaro nya.

'sabar Sakura....sabar... Ini misi dan Kau harus berhasil.' batin gadis tersebut.

"syukurlah jika Anda sudah tahu..." meletakkan obat yang Ia bawa diatas nakas, Ia kemudian semakin mendekat kearah Sasori. "...gomen, bisa tolong lepaskan baju mu? Aku akan memeriksa keadaan mu."

Tidak menjawab, Sasori hanya menuruti perkataan Sakura.

Ketika pria tersebut membuka baju, Sakura memalingkan wajahnya yang entah kenapa terasa panas.
Tubuh Sasori tidak seperti terakhir kali Ia melihatnya.
Kali ini, tubuh pria itu asli.
Kulit mulus, Otot perut terlihat ditubuhnya.

"su..sudah? To..tolong baringkan tubuh mu." Sakura merutuki dirinya yang terlihat canggung dan gugup dihadapan pria bermanik hazel tersebut.

Sasori kembali menuruti perintah Sakura.

Gadis itu memendarkan chakra medisnya pada tubuh Sasori.
Dimulai dari kepala, hingga kaki pria tersebut.
"nah... Sudah selesai. Kau bisa memakai kembali pakaian mu..."
Ujar Sakura dengan senyuman di wajahnya.
Ia kemudian meraih obat yang Ia bawa. "....racun yang ada ditubuh mu tinggal sedikit. Aku sudah membuatkan obat untuk mu. Kau harus meminumnya secara rutin dan sesuai anjuran."

Sasori hanya mengangguk.

"kalau begitu, Aku permisi dulu."
Sakura berbalik lalu meninggalkan ruangan tersebut.

Sasori yang masih menatap kepergian gadis itu pun tanpa sadar menarik sudut bibirnya.

¤•¤•¤•¤


"bagaimana? Apa Sakura sudah diantar ke ruangan Sasori?" Gaara menatap sang Kakak.

"sudah. Tadi Aku langsung mengantarnya pagi-pagi. Tetapi, Aku harus langsung pergi karena para tetua memanggil Ku."

inopinatum Amor - Sasosaku fanfiction || Akatsuki SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang