4 : Heart Flutters

194 25 6
                                    

Hari Senin yang telah dikutuk banyak orang tidak pernah menjadi sedemikian menyebalkan bagi Rowoon. Hari-harinya penuh warna, sejak dia kenal dekat dengan Yerin Caldwell.

Namun untuk Senin kali ini, harinya tidak berwarna seperti sebelum-sebelumnya. Tepatnya sebelum Rowoon membawa Yerin ke rumah dan menciumnya​. Dia menduga itu penyebabnya, tapi jika diingat kembali kemarin itu Yerin tidak keberatan atas ciuman itu. Jadi, sudah tepatkah Rowoon mengira diamnya Yerin hari ini dikarenakan kejadian waktu Jumat kemarin?

"Kalau ada masalah, coba cerita saja."

Ini kali ketiga Rowoon membujuknya, tapi tetap saja hasilnya nihil. Yerin mengabaikannya​ alih-alih fokus membaca novel yang dibawanya dari rumah.

"Aku beli sandwich keju kesukaanmu." Rowoon mengeluarkan jurus terakhirnya, dia yakin kali ini akan bekerja. "Makanlah, ini sudah siang."

Mata Yerin melirik ke arah dua bungkus sandwich yang diletakkan lelaki itu di mejanya, lalu mengangkat kepala, menatap Rowoon tanpa ekspresi.

Senang karena Yerin mau melihatnya kali ini, Rowoon tersenyum. "Makanlah."

Bola matanya berotasi malas. Yerin mendorong roti isi itu menjauh dari sikunya. Telapak tangan kanannya bergerak menutupi mulut serta hidungnya, lalu dia berdiri. Meninggalkan novelnya​ yang terbuka dan sandwich itu tanpa memedulikan Rowoon, Yerin keluar kelas sembari menutup mulutnya.

Tentunya Rowoon tidak diam saja, dia tahu itu. Usahanya untuk berlari memang sudah tepat, tapi kemampuannya​ tidak sebagus Rowoon yang memiliki kaki panjang serta menguasai kecepatan.

Yerin baru saja menjauh tiga meter dari pintu kelas, namun tangannya sudah dicekal.

"Kau kenapa sih?"

Tindakan Rowoon sudah pasti membuat mereka berdua menjadi tontonan menarik siswa lain. Yerin tidak menjawab apa-apa dan berusaha keras untuk melepaskan diri dari cengkeraman Rowoon.

Kesal karena lelaki ini tetap menahannya, Yerin menjerit, "Lepaskan aku!"

"Tenang dulu, Yerin."

"Rowoon Grant!" pekik Yerin lagi.

Siswa lain mulai saling berbisik-bisik dan membuat gosip kalau mereka tengah bertengkar dan hampir putus padahal baru jadian kemarin. Sialan Grant, kau tidak menjelaskan apa-apa pada mereka. Yerin sebal karena tak ada seorangpun yang mau menengahinya.

Ketika Rowoon sedang memaksa untuk mendengarkan kata-kata penenangnya, mata Yerin menangkap sosok Wonwoo yang keluar di antara kerumunan siswa lain.

Spontan Yerin berharap, dan harapan itu langsung terkabul. Wonwoo mendekatinya​, lalu menarik paksa tangan Rowoon, yang membuat mulut lelaki Grant itu berhenti seketika. Yerin mengambil kesempatan menjauh, kemudian dia menyaksikan Wonwoo yang tidak segan melayangkan tinjunya ke wajah Rowoon.

Yerin meringis, yang lain berteriak.

"Bajingan! Kau tidak dengar dia minta ​dilepaskan, hah?"

Melihat kemarahan dua lelaki di hadapannya membuat Yerin gelisah, bingung harus berbuat apa. Dia takut sementara perutnya kembali bergejolak. Saat Wonwoo berhasil menepis kepalan tangan Rowoon, dia melepaskan satu pukulan ke pipinya​ dengan cepat.

Pertikaian dua temannya di depan mata, maka Yerin memilih mundur. Dia tidak peduli mereka berdua yang akan babak belur jika jual beli pukulan itu diteruskan, yang penting Yerin sudah melepaskan diri dari Rowoon.

Dia menerobos kerumunan. Bergegas ke toilet yang ada di lantai dua, mengabaikan berbagai pertanyaan konyol yang salah satunya adalah: pacarmu itu Grant atau Smith?

countless // wonwoo+yerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang