Part 2| Harapan kecil untukmu

79 1 0
                                    

Lagi-lagi, aku harus bisa membuat satu-satunya sahabatku ini tenang dan kembali ceria. Aku harus mengeluarkan semua candaan receh dari laci otakku. Kadang aku pun bingung harus menjelaskan apa lagi kepada perempuan yang duduk di sebelahku ini. Aku benar-benar sudah kehabisan kata-kata bijaksana untuk membuatnya kembali bangkit. Tetapi, mau tidak mau aku harus bisa merangkainya kembali. Sedih rasanya jika sudah melihat temanku ini patah hati. Entah sudah kesekian kalinya dia ditinggalkan oleh pria yang disebutnya kekasih. Aku mulai mencoba untuk menjelaskan bahwa dia terlalu mudah jatuh hati sehingga mengikuti langkah yang salah.

Bagiku tidak salah jika menyimpan rasa pada seseorang, tapi kalau belum siap seratus persen, ya untuk apa dilanjut? Ujung-ujungnya ada masalah kecil, berujung sakit hati, marahan, dan akhirnya putus. Kembali ketemu dengan orang lain, sering bertemu tanpa sengaja atau di sapa dengan sopan. Lalu, kebetulan tertarik. Naksir dan jadian lagi sama orang baru. Buat komitmen baru lagi, dan akhirnya penuh basa-basi putus lagi deh.

Kalau sama-sama nggak bisa mempertahankan atau memperbaiki di saat ada masalah datang, buat apa punya hubungan. Hubungan itu di bangun untuk di jaga bukan untuk diakhiri dikala masalah datang.

Kamu yang entah berada di bagian bumi mana. Aku harap kalau ada masalah yang terjadi di antara kita, jangan mengambil langkah untuk pergi dan meninggalkan aku. Secara, aku pasti akan merasa tidak berharga lagi. Aku pasti akan patah hati dan merasa direndahkan. Sampai akhirnya aku memilih untuk sendiri dan jauh dari jangkauan orang-orang. Kamu tahu, kan.

Kamu itu seorang pria, yang harus menjaga pasangannya. Bukankah senyum wanita itu begitu indah untuk setitik air mata yang jatuh hanya karena seorang pria? Kamu dilahirkan oleh seorang perempuan, bukan? Aku ingin, suatu hari saat kita sudah bersama nanti kamu akan menghargai aku sama seperti kamu menghargai ibumu. Kamu pasti tidak suka jika ibumu dipandang sebelah mata oleh orang-orang atau tidak dihargai oleh banyak orang, bukan. Begitu pula dengan anakmu yang jelas tidak akan suka jika ibunya dilukai oleh seseorang.

Kamu tahu, banyak luka yang harus aku obati sendirian. Selama ini, aku hanya jadi pendengar cerita hati seseorang. Aku juga ingin menceritakan banyak hal, termasuk luka dan patah hati terhebat yang pernah aku rasakan. Tetapi, aku hanya ingin menceritakannya padamu,  sembari menenggelamkan kepalaku di pelukanmu. Aku hanya ingin membagi ceritaku kepadamu agar kamu tahu segala sesuatu yang bisa membuatku terluka sehingga kamu tidak akan melakukannya padaku juga. Aku hanya ingin kamu tahu betapa banyak air mata yang jatuh di saat aku terluka, agar kamu tidak akan rela menjatuhkan air mataku juga.

Jika kamu sedang bersama dengan orang lain saat ini, tidak mengapa. Aku akan berusaha menerima semua masa lalu yang sudah kamu lewati. Karena kadang hanya masa lalu yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran agar tidak kembali melakukan kesalahan. Jika kamu pernah meninggalkan seseorang hanya karena sebuah masalah kecil yang sebenarnya masih bisa kamu perbaiki, maka jangan pernah lakukan itu padaku. Aku tidak akan pernah tahu siapa yang akan menjemputku lebih dulu, kamu ataukah ajalku? Maka jika waktu berkesempatan untuk memberi kita waktu untuk bertemu dan disatukan, jagalah hubungan itu.

Aku tahu, suatu hari saat kamu bertemu denganku. Kamu akan menghargai dan menjagaku selamanya. Aku sangat yakin kalau kamu adalah seseorang yang bertanggung jawab atas setiap keputusan yang sudah kamu ambil. Sama seperti saat kamu datang dan berani untuk menjalin hubungan denganku, kamu akan terus mempertahankannya dengan segenap hati. Sementara aku akan selalu mendukung segala niat baik di setiap langkah-langkahmu.

Mungkin sekarang aku belum mengenalmu. Namun, suatu hari nanti, akan ku pastikan tidak ada orang lain yang mengenalmu sebaik diriku. Tidak ada yang bisa mengerti kamu sebaik diriku, tidak akan ada yang orang bisa membuatmu tersenyum lebar kecuali aku.

Orang lain berdoa dan menyebut nama sang kekasih atau orang yang mereka cintai dalam diam. Sementara aku hanya bisa memintamu, memohon agar Tuhan menjagamu tanpa tahu siapa kamu dan juga mengenal namamu. Sampai waktu yang tepat mempertemukan dan menyatukan kita. Saat itu juga aku tidak akan berhenti untuk menghormati dan menyebut namamu dalam setiap bait doaku.

Karena aku percaya kamu akan menemukan jalan untuk menemukan aku, begitu pun sebaliknya. Satu hal lagi, walau dulu kita tidak saling mengenal, kamu sudah ada di lembaran kisah hidupku.

Salam hangat
_Uslifatunisa
Kamis, 2 September 2021

Mohon dukungannya, biar aku tambah semangat buat menulis.

Rasa yang Datang tanpa Sengaja (Senandika)✅Where stories live. Discover now