Radja memang tidak membohongi perkataanya. Sekarang Anto sudah menjadi karyawan di perusahaan Radja. Meski harus melalui seleksi ketat, tapi semua harus sesuai peraturan perusahaan yang harus dipatuhi.
Saat berada di ruang kerja, beberapa karyawan seperti mengabaikan keberadaannya. Tapi Anto harus berpikir positif atas semua sikap yang tergambar pada wajah partner kerjanya yang tidak mengenakkan itu. Hanya Silvia yang mau menyapa sapaan Anto. Karyawan lain hanya bersikap dingin dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Meskipun sudah satu bulan kerja, ia selalu ingat bahwa inilah keinginannya selama ini yang selalu ia dambakan. Ia harus ingat pesan Radja agar bekerja dengan baik di Perusahaan.
***
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?'' tanya bibi Sarni.
"Aku senang sekali bi. Apa yang aku doakan dan harapkan dikabulkan Tuhan. Tapi..."
"Tapi kenapa?" ucap Bibi Sarni penasaran.
"Tapi sikap mereka dingin ke saya."
"Mungkin mereka sibuk. Belum ada waktu untuk mengenalmu lebih dekat." kata bibi Sarni menenangkan.
"Semoga saja bi. Aku ingin punya partner kerja yang bisa bekerja sama dengan baik tanpa ada saling tersaingi dan bermusuhan.
Anto melihat Radja sedang menikmati kentang goreng dengan ditemani teh hangat kesukaannya. Ia segera mendekati Radja menuju ruang tamu.
"Pak sebelumnya saya ucapkan banyak-banyak terimakasih sudah berkenan bekerja di prusahaan bapak."
"Ya sama-sama. Semoga kau jadi yang terbaik. Kalau kerja jadi tukang kebun saja kau tidak akan bisa berkembang. Saya yakin kau akan menggantikan saya setelah saya tidak ada nanti. Surat wasiat sudah saya buat."
"Jangan bicara seperti itu pak. Saya tidak pantas. Ada anak-anak bapak yang lebih berhak atas semua ini."
"Keputusanku tidak bisa diganggu gugat.Tolong jangan beritahu siapa-siapa dulu. Biarkan semua berjalan dengan semestinya."
Anto tidak percaya yang dikatakan Radja. Jika suatu hari nanti ia menggantikan kedudukan Radja.
"Jika nanti kau melihatku berubah atau dalam keadaan tidak sadar melakukan yang tidak aku inginkan. Semoga kau tak sakit hati dan dendam kepadaku.'
"Apa maksud bapak, bicara seperti itu?"
"Entah penyakit apa yang sedang menggerogoti otakku. Suatu hari kau akan tahu semuanya. Kata Dokter pengecilan otak. Sedikit-demi sedikit sifat buruk yang mengakibatkan orang lain sakit hati dan kecewa makin membuat orang kebingungan."
"Saya akan siap pak. Apapun yang terjadi."
Radja menepuk pundak Anto, dengan wajah sedikit sedih menuju kamar. Anto makin bingung penyakit yang sedang mendera Radja. Jalan satu-satunya ia harus tanya kepada bibi Sarni.
"Sebenarnya pak Radja sedang sakit apa Bi?"
"Pengecilan otak. Suatu hari Tuan Radja akan lupa segalanya. Ia akan muncul sebagai orang pemarah dan tidak bisa mengkontrol semua perilakunya." ungkap bibi Sarni.
"Sebelumnya Pak Radja ada penyakit apa bi?"
"Menurut bibi, tuan Radja tidak ada penyakit apa-apa. Cuma Soko sering memberikan sejenis obat vitamin untuk tuan Radja."
"Boleh tahu obatnya bi."
Bibi Sarni perlahan menuju tempat obat yang dituju. Dan beberapa menit sudah memberikan obat itu kepada Anto.
"Baiklah bi. Saya minta satu butir. Nanti saya tanyakan Dokter tentang obat ini. Apakah ini benar-benar obat vitamin atau obat berbahaya.
***
Anto bersiap-siap untuk memasuki ruang bersama karyawan senior lain yang sudah mumpuni kemampuannya untuk meting. Pak Supar sudah berada semenjak tadi untuk membahas perkembangan Perusahaan Radja yang pesat ini.Tema Antisipasi krisis ekonomi Bagi Perusahaan.
"Dimana perusahan dulu pernah jatuh dan terpuruk. Dan kita harus menyelamatkan aset dan ribuan karyawan yang harus di utamakan semua penghidupannya. Masalahnya dulu, keuntungan kita untuk membuka cabang dan itu juga memerlukan biaya besar. Sebelum sesuai rencana akhirnya perekenomian Indonesian menurun. Akibatnya kita dulu PHK sebagian karyawan. Untuk pengalaman selanjutnya saya minta yang ada di pertemuan harus punya ide cemerlang dan intinya perusahan tidak mengalami defisit. Jika nanti ada ide yang bagus saya nanti akan angkat menjadi setingkat lebih tinggi dan membawahi semua untuk kepentingan bersama. Sekitar orang dua belas memberi ide yang sama-sama tidak sesuai harapan Pak Supar. Giliran Anto yang berbicara saat ini.
"Baik. Menurut kasus yang terjadi di perusahaan ini. Yang pertama Hilangkan biaya tidak diperlukan dan tentunya dipangkas terutama pengeluaran yang kurang berfaedah. Yang kedua Pandai mengatur anggaran setiap pengeluaran pada dana alokasikan untuk perusahaan. Yang ketiga mengubah strategi penjualan tentunya sebuah promosi yang menguntungkan perusahaan. Yang keempat mengevaluasi atau memonitor khas agar lebih mengubah perbaikan dalam keluar masuk keuangan perusahaan. Jika hal-hal di atas dilakukan secara optimis dan konsisten, dipastikan pulih dan bisa stabil keuangan perusahaan kita. Sekian Pak." ucap Anto penuh senyum manisnya.
Pak Supar beri tepuk tangan kepada Anto. Kemudian diikuti para karyawan yang ikut meeting.
"Luar biasa. Saya sangat suka dengan jalan keluar. Dan mulai saat ini kedudukan sebagai penasehat keuangan perusahaan. Ini keputusan saya. Tidak bisa di ganggu gugat. Dan meting siang ini saya cukupkan sampai disini."
Setelah ada instruksi dari Pak Supar, akhirnya mereka membubarkan diri.
"Wah hebat sekali jalan keluarnya. Tapi sepertinya kamu tampak murung kenapa?"
"Saya orang baru mengapa kedudukan ini secepat itu aku dapatkan. Apa pak Supar tidak Salah."
"Kalau aku terima keputusan dari Pak Supar. Kamu harus pergunakan kesempatan ini."
"Baiklah. Saya akan coba semampuku.
Mereka berdua masuk ke ruang kerja dan melanjutkan pekerjaan masing-masing. Sedangkan yang lain masih tidak puas apa yang menjadi keputusan pak Supar.
"Baru masak beberapa bulan sudah naik jabatan. Kita yang bertahun-tahun saja belum tentu dapat." bisik iyon sedikit iri.
"Sebenarnya kamu yang rekomendasikan untuk jabatan itu. Tapi sudahlah itu keputusan pak Supar." Ucap Jorgi.
"Tidak habis pikir dengan keputusan Pak Supar. Bertahun-tahun aku mengabdi di perusahaan ini, tapi orang baru sudah dikasih kepercayaan. Apa Mentang-mentang dekat pak Radja. Siapa Antok sebenarnya, saudara atau orang kepercayaan?"
"Kalau cari informasi tentang Anto aku belum tahu. Tapi ia lagi dekat dengan Silvia. Tanya saja sama Silvi, mungkin informasinya membantu kita."
"Ya sudah, panggil Sili."perintah Iyon.
"Baiklah." jawab Jorgi.
Ia bergegas di ruang kerja Rina dan pada akhirnya sudah berada di dekat Iyon
"Menurut ceritanya, ia dulu kerja ditempat Pak Radja sebagai tukang kebun. Terus ia melamar di perusahaan Pak Radja. Ia kaget bisa diterima, padahal ribuan pendaftar banyak. Dengarnya ia lulusan terbaik dengan IP 4,0."ungkap Silvia
"Apa ada hubungan saudara atau kerabat?"
"Kata mas Anto tidak ada. Dia hanya orang lain dan tidak lebih."
"Terimakasih informasinya."
iyon sudah puas dengan informasi yang didapatkan dari Silvia. Ternyata tidak ada hubungan saudara. Dan Iyon akan lebih berprestasi lagi untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan Anto saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengasuh
General FictionSeorang pengasuh bernama Anto yang bersedia sekuat tenaga mengasuh seorang Bos bernama Radja pemilik perusahaan terbesar di Indonesia yang sakit lumpuh. Ia selalu di rendahkan oleh anak-anak dari Radja, Sandy, Soko dan Galugu Suatu hari ada perawat...