vi. sauce on the cheek

4.7K 854 121
                                    

Tidak biasanya Niall menghabiskan waktu sore hari makan hot dog di taman kota dengan seorang gadis. Biasanya dia akan memaksa Harry untuk menemaninya, tapi hari ini cowok itu sedang ada kegiatan ekstrakulikuler. Jadi Niall terpaksa mengajak orang lain.

Dan siapa lagi orangnya kalau bukan Amanda. Amanda benar-benar gadis yang asyik dan tidak banyak bicara. Dia juga tidak selincah gadis-gadis biasanya. Tapi itulah yang membuat Niall tertarik.

"This is the best hot dog in town," kata Niall menjelaskan, lalu menggigit bagiannya.

"No," Amanda membantah lalu tersenyum jahil. "My mom's is ten times better."

"Really?" Niall melirik Amanda sambil terus mengunyah. "Can you bring one to school some time?"

"Or you can come to my house?" Amanda menawarkan. "My dad's in Italy until next week, you don't have to worry about fathers thing."

Niall tergelak dan nyaris tersedak. "Okay, sounds good. I'm free this Saturday."

"Saturday," Amanda mengulang sambil mengangguk-angguk.

Setelah berjalan-jalan dengan bosan, mereka memutuskan untuk duduk di rumput sambil memakan hot dog bersama orang-orang lain yang sedang menikmati sore itu juga. Niall sudah menghabiskan hot dog-nya, sementara Amanda masih berusaha untuk mengunyah.

Niall tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat hot dog itu meninggalkan noda saus tomat di pipi Amanda.

"Ew, wipe that," Niall berpura-pura mengernyit jijik sambil menunjuk pipi Amanda.

"What?" Amanda melayangkan tangannya ke pipinya, namun jarinya tidak menyentuh bagian yang ternodai.

"A lil bit closer to the corner of your eyes," Niall menginstruksikan, membuat tangan Amanda bergerak lebih dekat ke ujung matanya.

"Done?" tanya Amanda setelah mengusap-usap kulitnya beberapa kali.

"Here, sorry," Niall mengelap noda itu dengan jari telunjuknya, lalu meraih tisu untuk membersihkan jarinya.

"Wow, that was cheesy," Amanda tergelak, begitupun Niall. "Thanks, anyway."

"I hope no boy gets jealous of that," Niall tersenyum jahil sementara Amanda tersedak.

Niall membelalak, lalu tertawa segeli-gelinya sampai wajahnya memerah. Amanda segera meraih tisu Niall untuk memuntahkan isi mulutnya, lalu terkekeh pelan juga setelahnya.

"What's wrong, though?" Niall bertanya di sela-sela tawanya. "You have a boyfriend, huh?"

"What kind of question is that," Amanda mengelap mulutnya dengan punggung tangannya lalu mencibir, membuat Niall tertawa.

"I can set you up with Harry if you want?" Niall menawarkan dengan cengiran jahil, tahu bahwa Amanda tidak suka membicarakan Harry.

Benar saja. Pipi gadis itu langsung memerah. "Please stop making me look like I have a crush on him."

"But you blush everytime I mention his name," Niall mendebat, masih dengan cengiran jahilnya.

"I always blush when people making fun of me, okay?" Amanda memutar bola matanya lalu menatap jam tangannya. "Hey, it's almost 6pm."

"Do you wanna go home?" Niall menawarkan, menggigit sisa hot dognya sampai habis.

"Yea but my Mom is picking me up," kata Amanda sambil mengecek ponselnya. "We're going to shop for groceries and have dinner together."

"Okay," Niall mengangguk.

Enak sekali, pikir Niall. Orangtua Niall tidak akan punya waktu untuk dinner segala. Yah, andai saja Niall bisa sering-sering menghabiskan waktunya bersama keluarga seperti ia menghabiskan waktu dengan Harry.

"We should do this more often, though," Amanda tersenyum lebar. Meskipun di pipinya tidak ada lesung pipi, Niall harus mengakui senyum Amanda terlihat manis.

"And why is that?" Niall ikut tersenyum.

"This is my very first time going out with a friend," kata Amanda dengan mata berbinar-binar. "And this is very cool. Spending time with someone is cool. I want to hangout like this again, Niall."

Niall melebarkan lagi senyumannya mendengar Amanda bercerita tentang perasaannya saat itu. Gadis ini terlalu bahagia, membuat Niall berpikir bagaimana bisa Amanda merasa senang kalau dia selalu mendapat luka yang mungkin saja ia dapat dari orang-orang terdekatnya...

"Okay, we're going to hangout at your house at Saturday, remember?" Niall tersenyum hangat, lalu Amanda mengangguk-angguk semangat.

... Amanda bisa saja dipukuli orangtuanya dan Niall tidak tahu, karena Amanda bersikap seolah semuanya baik-baik saja.





+++

hai guys can u pls let me know how do u feel about this story bc i feel like this story is trash due to the amount of comments yang sedikit hehe...........................

ok i sound so thirsty WKWKWKWKWK met malem mau bobo dulu sama om luke. aku sayang om om

untouchable ft. niall james hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang