Niall melirik sahabatnya yang sedang sibuk bermain hp. Cerita, tidak, cerita, tidak, cerita, tidak. Niall mengumpat dalam hati.
"Um, Harry," Niall menusuk lengan Harry berulang-ulang dengan telunjuknya.
"Yeah?" Harry berpaling dari hpnya, menatap Niall.
"Are you busy?" Niall menggigit bibir bawahnya, melirik layar hp Harry yang menunjukkan fitur iMessage Harry sedang dibuka.
"No, I was just texting Zayn to see if he could come to the practice today," kata Harry sambil mengantungkan hpnya. "What's up?"
Niall menggigit bibir bawahnya lagi, masih ragu apakah dia harus bercerita atau tidak.
"Please don't tell anyone," kata Niall sambil melirik ke sekelilingnya.
"You make me nervous..." Harry menatap Niall dengan tatapan horror.
"Okay... um, so, the night I came to Amanda's house... um," Niall mengusap-usap pipi merahnya berulang-ulang, berusaha menyusun kata-katanya lagi. "She kissed me-"
"She kissed you?!" Harry menjerit di tengah-tengah keheningan koridor pagi itu. "That girl had the nerve to kiss your virgin lips, damn."
"Shut the fuck up or you're dead," Niall mengingatkan Harry, namun cowok itu hanya mengendikkan bahu.
"But seriously, Niall Horan, what will your mom think of this? You're disappointing her. I can't believe you," Harry memulai ucapan-ucapan dramatisnya, membuat Niall menghela nafas lelah.
Niall mengerang. Dia tahu bercerita tentang ini kepada Harry bukanlah pilihan tepat—mengingat sahabatnya terkadang tidak bisa menjaga mulutnya. Namun Niall tidak punya pilihan lain, dia butuh pendengar yang mau mendengarkan ceritanya.
Dan orang itu hanya Harry. Semoga saja Harry bisa merahasiakan setidaknya kali ini saja.
Niall baru saja ingin meneruskan ceritanya ketika Amanda, dari sisi berlawanan, sedang berjalan ke arah mereka. Baik Niall maupun Harry sama-sama terdiam seolah satu kata yang keluar bisa menghancurkan mereka.
"Hey," Amanda menyapa ketika mereka berpas-pasan.
Tidak mungkin. Niall melihat ada memar lagi. Dan anehnya, memar itu kini berada di bibir Amanda. Niall tidak berkedip sambil memperhatikan bibir gadis itu.
"Wow, I didn't know Niall loves to bite when kissing," Harry berkacak pinggang sambil tertawa, lalu menepuk pundak Niall berkali-kali.
Nafas Niall tercekat, dan cowok itu buru-buru melemparkan tatapan membunuh pada sahabatnya. Harry pun langsung tersadar bahwa dia baru saja keceplosan, jadi cowok itu nyengir minta maaf pada Niall.
"Um, Amanda can we talk?" Niall melirik Amanda, lalu melirik Harry seolah menyuruhnya pergi. Harry yang mengerti pun langsung pamit menuju kelasnya.
"Why did you tell Harry?" tanya Amanda dengan pelan, menatap Niall dengan tatapan membunuh.
"I'm sorry!" Niall nyaris menjerit dengan wajah melasnya. "But that's not what I wanted to talk about."
"Right, before you ask me one damn question, I'm just gonna answer it for the billionth time," Amanda menjelaskan lalu menghela nafas pelan. "I hit something, okay? Okay. Now if you let me-"
"Amanda?" Niall memotong ucapannya dan menatap gadis itu dengan tatapan tegas.
"Okay, what?" Amanda mendongak dengan angkuh dan menatap mata biru Niall.
"Please kindly shut up," kata Niall pelan, lalu cowok itu bersandar pada loker di belakangnya.
"Okay, now what?" Amanda memutar bola matanya.
"Is it just me or you get bruised everytime I see you?" tanya Niall dengan wajah serius.
"None of your bussiness," kata Amanda, sama seriusnya dengan Niall.
"It is my bussiness," Niall menekankan. "I kissed you and your lips were bleeding last night. Why?"
"Technically, I kissed you, and I don't fucking know," Amanda mencibir lalu membuang wajahnya, jelas menghindari kontak mata.
"I did not bite you for God's sake, I need to know why," ujar Niall berusaha sepelan mungkin. Meskipun Niall ingin sekali memukul kepala Amanda dengan gemas, dia harus tetap sadar bahwa Amanda adalah seorang perempuan.
"You did not bite me, don't worry," kata Amanda meyakinkan. "Look, Niall, I promise I'll never kiss you again. Yesterday was uncalled for. I don't even like you in that way. Just... forget it."
"Ya I know," Niall mendesah, tidak ingin meneruskan perdebatannya dengan Amanda. "Lets don't make this awkward, yeah?"
"Deal," Amanda mengangguk.
Lalu Niall mengejutkan gadis itu dengan memeluknya sangat erat, dengan maksud bercanda tentunya. Amanda sempat meringis sebentar sebelum akhirnya gadis itu pergi tanpa satu patah katapun.
+++
gue tau gue cewek, harusnya gue lembut, tapi yHA ANJING ITU MULMED YAA ALLAH GUE GA TAU HARUS APA ANJIR GUE BERANI GREPE NIALL KALO KETEMU LANGSUNG SUMPAH DAAA TRUS GUE FOTO GUE UPLOAD KE WATTPAD PLEASE TAGIH GUE FOTONYA KALO SUATU SAAT GUE KETEMU NIALL OMFFNGFVN OM NIALL DATANGLAH PADAKU
dosa. raga ini penuh dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
untouchable ft. niall james h
FanfictionThe more you touch her, the more she gets bruised. Let's just say, her skin is... untouchable. Narration written in Bahasa Indonesia // Dialogue written in English. Copyright © 28thOfJuly 2015