1 minggu kemudian
Jaemin sudah 30 menit hanya membaca artikel. Entah apa yang ia lakukan tetapi ada 1 artikel yang membuatnya penasaran.
Seorang mantan CEO yang telah kembali ke Korea.
Jaemin menatap artikel itu tak percaya. Sekujur tubuhnya kaku, ia sedikit panik sekarang.Lamunan Jaemin buyar ketika ponselnya bergetar menunjukkan alarm yang ia pasang karna ya Jeno hari ini pulang.
Jaemin langsung bergegas turun ke lantai bawah tetapi saat lift terbuka dan menunjukkan lobby. Ada notif pesan dan ternyata itu dari Jeno, Jaemin langsung membuka room chat dan senyuman yang awalnya ia tunjukkan luntur begitu saja.
Eum hi Jaemin! Maafkan aku karna aku tak jadi pula hari ini mungkin 3 hari lagi? Aku harus menemani Donghyuck untuk mengurus berkas di Jeju. Pastikan kau baik-baik saja ya! I love you!
'3 hari lagi ya?' jaemin membatin dan menghela napas. Jujur perasaan Jaemin tercampur aduk, ia marah, sedih, khawatir dan masih banyak lagi.
Jaemin langsung kembali lagi ke unit apartemennya untuk sekedar membalikkan mood(?)
Jaemin duduk lagi di sofa dan langsung mengecek ponselnya lagi untuk membaca artikel yang tadi belum sempat ia baca.
Matanya serius membaca tiap kalimat pada artikel yang sedang ia baca, mungkin jika ini tak menyangkut masalah hubungannya dengan Jeno mungkin ia tak akan sepanik ini.
"Dia kembali ke Korea tepatnya di Seoul tetapi siang tadi ia dikabarkan terbang ke Jeju untuk menemui seseorang jadi..."
"Jeno!!" Tangan Jaemin dengan cepat langsung mengganti aplikasi dan mencoba menelfon Jeno.
Panggilan pertama nihil, tak ada respon. Panggilan kedua juga sama. Begitu terus sampai panggilan ke 12.
"Sialan."
---
"Bibi tapi apa kau tidak bisa mewakilkan kedua orang tua kami?"
"Bibi tidak bisa Jeno, ini sudah permintaan kedua orang tua kalian yang berarti ini sudah mutlak tak bisa dibantah." Jeno menatap Donghyuck, tatapannya seperti bertanya 'kita harus bagaimana hyuck?'
Donghyuck yang merasakan hal yang sama seperti Jeno hanya bisa diam.
Mereka berdua sedang berada di Jeju untuk ya mengurus sedikit tentang perjodohan mereka.
"Yasudah bibi kami pamit, kami akan memutuskannya sendiri nanti."
"Baiklah Donghyuck, bibi harap keputusan kalian adalah yang terbaik dan jangan samapi menyesal dengan keputusan kalian ya."
"Siap bibi."
"Kalau begitu kami pamit." Ucap Donghyuck sembari menggenggam tangan pemuda di sampingnya.
"Iya nak hati hati ya."
Donghyuck berjalan menuju ke tempat dimana mobil mereka terpakir, sesampainya disana mereka langsung masuk dan berdiam sejenak.
Donghyuck melonggarkan dasinya dan melirik ke kursi kanannya. Ia bisa melihat Jeno yang memajukan bibirnya itu yang bertanda ia bingung.
"Hey." Jeno melirik ke arah suara.
"Mau es krim?"
"Mau." Jawab Jeno lirih tetapi jawaban itu masih bisa di dengar oleh Donghyuck.
"Dasar bayi."
"Bukan bayi."
"Oh ya?"
"Gak percaya banget."
"Iya deh bayi." Jujur, jika mereka berdua tidak sedang berada di tengah jalan Jeno sudah memukul kepala Donghyuck.
"Oh ya kedua mantan pacar mu sudah kembali ke Korea." Jeno mengernyit bingung, mantan mana yang dimaksud oleh Donghyuck?
"Ma-mantan pacar yang mana?"
"Ya tuhan aku lupa jika kau mempunyai dua mantan pacar, maksud ku keduanya pulang ke Korea."
"Berarti Mark Lee dan–"
"Huang Renjun." Ya Tuhan perasaan Jeno setelah sekian lama tak mendengar nama sialan itu hanya takut.
"Aku tak tau apakah trauma mu sudah sembuh atau belum tapi kau harus bisa mendengar nama itu lagi no. Kau harus melawan rasa takut mu aku yakin kau akan baik-baik saja."
"Ya, aku harap begitu."
Flashback
"Nah anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, dia pindahan dari China. Miss harap kalian berteman baik dengannya ya!"
"Iya miss." Jawab tiga puluh murid itu serempak, sedangkan Jeno hanya menatap ke luar jendela ia tak tertarik dengan murid baru itu, sampai salah satu suara menarik perhatiannya.
"Halo semuanya perkenalkan nama saya Huang Renjun saya pindahan dari China dan maaf jika bahasa Korea saya belum terlalu fasih, saya harap kita bisa menjadi teman yang baik ke depannya."
"Oh nak Renjun kau sopan sekali."
"Terima kasih Miss Lena." Saat itu netra Jeno hanya terpaku dengan pemuda bernama Huang Renjun itu.
"Baiklah kau akan duduk di samping Lee Jeno, Lee Jeno tolong angkat tangan." Dengan cepat Jeno mengangkat tangannya tinggi-tinggi sampai Renjun terkekeh melihat itu.
Jeno mulai merasa jatuh cinta pada pemuda Huang itu memang pada awalnya ia mengagumi pemuda itu karna ia sangat baik, pintar, dan ramah dan masih banyak lagi perilaku baik pemuda Huang itu sampai Jeno tak bisa menyebutkannya satu-persatu.
Tetapi penilaiannya itu berubah ketika ia masuk lebih dalam lagi ke dunia 'pergaulan bebas'.
Flashback off
Tbc
Hola all! Kembali lagi bersama depii! Ahahaha gaje banget.
Sumaph aku ngerasa ni book makin aneh, gak jelas, jelek.
Aduhh mana mepet end lagi kasih saran dong mau end kayak gimana☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy - Jaemjen
FanfictionHanya menceritakan seorang Lee Jeno sugar baby seorang CEO terkenal bernama Na Jaemin. Jaemjen area! Mature content! No minors!