Misi, 5

541 91 1
                                    

Hope you enjoy, and have a nice day♡
Happy reading..

🌕

Yeshea berjalan pelan di sisi kiri jalan, membawa satu paper bag di tangan kiri dan satu buah cone es krim di tangan kanannya.

Sore hari ini, Yeshea baru saja kembali dari minimarket dibagian depan perumahannya. Niatnya ingin mengembalikan mood yang sedari siang dirusak oleh 'adik manisnya'.

Adik manisnya datang bersama dengan nyonya besar dan seluruh atensi tertuju kepada mereka. Dan tentunya Yeshea akan menjadi Cinderella untuk hari ini dan beberapa hari kedepan.

.

"Shea, tolong itu tas Ella dibawa ke kamarnya ya sayang."

Yeshea yang saat itu sedang mengetik laporannya di taman belakang langsung berjalan mendekat pada wanita yang baru saja memerintahnya.

"Aku hanya membantu untuk kali ini saja." Setelah mengatakan itu Yeshea melenggang pergi membawa tas adiknya.

Mamahnya yang mendengar perkataan Yeshea menutup mulutnya dengan kipas tangan berbulu pink kesayangannya itu dengan wajah sedikit mendongak dan manik mata yang melirik suaminya.

"Oh, lihatlah anakmu itu sayang. Kau tidak boleh seperti itu Yeshea. Kau harus membantu seseorang yang membutuhkan."

Dari perkataannya itu memicu lirikan tajam sang ayah kepada Yeshea. Yeshea paham itu, tapi bagaimana jika ia menyulut sumbunya sekarang? Pikir Yeshea. Ia melanjutkan langkahnya menuju anak tangga yang mengarah ke kamar Ella melewati sang pemilik tas yang tengah bersantai di sofa dengan segenggam jus jambu.

"Oh, aku tidak tahu kau kehilangan kedua lenganmu, Ella. Aku turut bersedih untuk itu."

"Mamah!! Lihat?! Aku lebih baik tidak ikut kesini tadi jika tahu akan begini."

"Maafkan aku." Yeshea menghilang di ujung tangga paling atas berbelok menuju kamar Ella.

.

Yeshea kembali tersadar saat es krim yang dibawanya perlahan menetes di pergelangan tangan.

"Jadi yang seharusnya jadi Cinderella itu siapa?! Bahkan namanya saja Ella, bukannya dia jadi lebih cocok."

Bruumm~ brruum~

"Hei lo tau berisik nggak?! Ini jalanan perumahan!" Motor besar yang tadi melewatinya berhenti beberapa jarak di depan sana. Tentunya memancing Yeshea untuk menghampirinya.

"Apa?" Saut orang itu setelah menaikkan kaca helmnya.

"ELO? Lo ngapain kok bisa sampai disini hei?!" Yeshea membulatkan matanya semaksimal mungkin. Itu tidak sengaja, dia sangat terkejut saat ini.

Orang itu tersenyum simpul.

"HARRIS?!" Yeshea memekik senang, hampir saja dia meloncat ke pelukan laki-laki yang masih duduk di motor besarnya.

Tangan laki-laki itu mengusak pelan rambut Yeshea.

"Hai, scaredy cat."

Yeshea mendengus, merapikan pucuk rambutnya yang sekarang sedikit berantakan karena Harris.

"Enak saja. Gue udah jadi cheshire cat, lo tahu?" Ucap Yeshea dengan sombongnya.

"Kucing nakal kah sekarang?"

Yeshea tidak menjawab pertanyaan Harris, karena itu merupakan kalimat retoris, menurutnya.

Ia lebih memilih memperhatikan penampilan lelaki didepannya ini, hoodie putih dan sneakers berwarna senada.

MISI, MASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang