"Ngomongnya sayang tapi kok ngilang?"
《●●《○♡○》●●》
"SENJA! IHHH KANGEN" Mia memeluk Senja dengan bibir yang mengerucut.
"Heh! Cuman tiga hari loh..." balas Senja risi . Gimana ya, mereka libur cuman tiga hari tapi kaya tiga tahun.
"Beneran, lo sekarang makin hari makin pedes tuh mulut"
"Gue asah tiap hari dong" senyum sombong Senja terbit.
"Buat apa punya mulut pedes kalo dideketin sama cowok langsung mleyot" Mia melepaskan pelukan mereka.
"Eh, temen lu gimana? Si sapa ya... Citra kan?" Lanjutnya.
"He'em, Citra sih katanya lagi pengen ngembat si Ega"
"Wah?! Beneran?" Mia heboh lalu mendekat lagi kepada Senja.
"Ega itu kan... yang eum pinter, tinggi, sopan?" Senja hanya mengangguk, tau bahwa sahabatnya pasti akan seheboh ini.
"Ihh dia gebetan gue loh" Mia menjatuhkan kepalanya ke meja.
"Pikirin dulu tuh si Dimas!" Senja menjitak kepala Mia karena gemas. "Pantes sih putus-sambung, tapi kok ya bucinn banget"
"Cinta itu buta dan tuli" jawab Mia dengan gaya alaynya.
"Tak melihat tak mendengar" imbuh Senja.
"Goblo! Gue pake nada puisi kok jadi nyanyi?!" Sewot Mia tak terima.
***
Mia berjalan ke kantin. Melihat pacarnya -Dimas- yang sedang bersenda gurau dengan cewe lain.
"Halah. Tadi ngomongnya gak mau kekantin bareng mau garap tugas kelompok! Lah ini? Itu keliatan mangkok sama gelas dah gak ada isinya" gumam Mia kesal, pacarnya ini lebih suka prioritasin temennya eh- saudara sepupunya dari pada pacarnya.
"Halo Mas!" Mia berjalan setenang mungkin kearah Dimas. "Eh? Ada Wulan ya?... Jokonya mana Wul?" Gurau Mia sambil duduk disebelah Dimas.
"Katanya mau garap tugas, kok disini? Hmm?" Tanya Mia dengan suara lirih. Yang menandakan bahwa dia benar-benar akan marah jikalau Dimas tak jujur memberi alasannya.
"Eng- tadi makan dulu dong" Dimas merangkul Mia, menatap matanya penuh cinta. "Kan aku laper, jadi makan dulu. Mia udah makan?"
"Belumm" Mia mengerucutkan bibir. "Kamu sih makan dulu gak ngajak aku" lalu memajukan bibir yang terlihat mirip bebek.
"Gemes deh" lalu menutup mulut Mia. "Takit khilaf" lalu menyengir dan menatap Wulan.
"Yok Wul, garap tugas dulu" Dimas mengulurkan tangan kearah Wulan, sekarang berhadapan lagi dengan Mia. "Mia sayang... Dimas pergi dulu ya! Dah..." lalu melambaikan tangan.
Dimas pergi dengan menggandeng tangan Wulan menuju perpustakaan. Hingga sosoknya ditelan jalan Mia rasanya ingin murka.
"Arghhh! Sini semua siluman! Saya memanggil dirimu!" Mia berteriak keras sambil berdiri dan berposisi seperti orang kesurupan seperti di tipi-tipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PPKM
General FictionMia itu sedang mengalami PPKM • Pernah Patah Karena Mencitainya • Pelan Pelan aKu Melupakannya • Pelan Pelan Kita Move On • Pernah Percaya Kemudian Merana Gara-gara pacarnya, bukan-- tapi 'mantan pacarnya' pergerakan Mia jadi terbatasi, sulit kelua...