Namaku Brianna Joy, anak yatim piatu dari usiaku yang ke-nol bulan. Bibi Kyle adalah pengganti Ibu yang memberi nama itu padaku. Ia memiliki anak dari pernikahan nya dengan sang mantan suami, Geof Hamlet si atlet panahan.
Meskipun terpaut waktu tiga tahun, tak mengurangi keakraban kami sebagai saudara tak sedarah. Hari ini pun dia bersikukuh untuk ikut ke acara ulang tahun sang mantan pacar, temanku sendiri.
"Apa bagusnya taman Tabebuya, bukankah lebih nyaman jika digelar di ruangan tertutup?" Celetuk Geof dengan gelas minuman ditangan nya.
"Mungkin supaya terlihat luas dan bebas" jawabku yang sibuk dengan insta story sendiri.
Cuaca hari ini memang sangat buruk, udara dingin dan angin kencang telah mengganggu kenyamanan yang harus dirasa. Terlalu mencekam untuk tipe pesta yang digelar meriah, lebih cocok dikatakan pesta horor yang menyeramkan.
Bahkan beberapa orang lebih fokus dengan baju yang terkoyak angin serta merapikan rambut acak-acakan yang diakibatkan kencangnya deruan mereka.
"Joy, haruskah kita pulang saja? Bibi Kyle pasti akan khawatir padamu" ajak Geof sambil melihat sekeliling.
"Bukankah kau yang tadi memaksaku untuk datang agar bisa melihat Greisy dengan pacarnya?" cetus ku.
Geof tiba-tiba merogoh ponsel nya yang bergetar, mendapat telepon dari seseorang, mungkin teman dekatnya.
"Siapa?" tanyaku saat Geof menatap layar ponsel tanpa menjawab telepon tersebut.
Secara bergantian ia menatap diriku dalam-dalam, "Ibuku, Bibi Kyle" jawabnya singkat.
"Jawab saja, mungkin ia akan bertanya keberadaan kita lalu menyuruh pulang" usulku agar Geof tak berlama-lama membiarkan ponsel nya bergetar.
Tanpa berpikir panjang Geof pun menjawab telepon bibi Kyle, perlahan pergi mencari tempat yang sedikit hening.
Sekejap setelah menghilang dari kerumunan, Geof kembali dengan nafas nya yang tersenggal. Matanya penuh dengan kekhawatiran yang menderu, entah apa yang telah terjadi padanya beberapa menit yang lalu.
"Ada apa?" Tanyaku yang heran dengan sikapnya.
"Ada yang terjadi pada Kyle, saat menelepon ku cara bicaranya aneh. Seperti tersendat akan sesuatu, ia pun menyuruh kita untuk lari" tuturnya.
Mimik wajahnya masih saja sama, namun kini akupun merasa begitu. Khawatir terjadi apa-apa pada bibi Kyle disana, apalagi ia bilang hendak pergi kerumah teman nya.
Apa ada yang terjadi saat ia dalam perjalanan, kuharap bukan sesuatu yang terlalu buruk.
"Tapi Joy, sepertinya Kyle sedang dalam sesuatu yang mencekam dan kerumunan orang. Aku mendengar suara teriakan beberapa orang saat ditelepon" sambung nya menjelaskan.
"Kita harus pergi mencarinya Geof, aku takut terjadi hal yang buruk pada bibi Kyle" pintaku khawatir.
Kami berdua pergi meninggalkan pesta yang tak begitu menyenangkan, cuaca mendung dengan angin kencang menjadi satu-satunya alasan untuk izin pulang pada Greisy.
Parkiran menjadi tujuan pertama kami saat ini, untuk mencari bibi Kyle tentu membutuhkan mobil Geof.
Belum sempat membuka pintu mobil, seseorang mendorongku dari belakang. Menggeram dengan kencang, membuatku menjerit ketakutan.
GRAGRAGRAAA!!!
Geof dengan sigap menyingkirkan makhluk itu dari punggungku, ia melawan nya dengan sedikit tendangan mendalam dengan kaki jenjang miliknya.
Kunci mobil yang ia pegang terhempas jauh saat berusaha melawan makhluk aneh, hal itu membuat aku harus berusaha mencarinya.
Saat Geof sibuk dengan lawan nya yang tak sepadan, aku sibuk mencari kunci mobil yang hilang. Terdengar suara geraman mencekam dari upuk kejauhan, mata ku menyorot menangkap puluhan monster yang berlari kearah kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dead City Don't Die
Mystery / ThrillerKota mati penuh darah, ribuan makhluk aneh telah memangsa manusia. Tak ada lagi yang harus dilakukan selain sembunyi dan melawan mereka. Bertahanlah-! Jika terinfeksi kau akan menjadi buas penuh nafsu.