Persimpangan

18 8 1
                                    

Greisy membuka matanya, ia tiba-tiba menangis. Membuat aku dan Vigor kebingungan tentang apa yang harus dilakukan padanya.

"Vi-vince telah berubah..." Isak Grey tersendu-sendu.

Aku tahu Vince adalah lelaki yang menjalin hubungan dengannya selama lima bulan, artinya ia pacar Grey.

"Tenanglah, yang terpenting sekarang kau selamat Grey. Ada aku dan Vigor disini, kita akan melindungi mu dari monster itu."

Greisy sedikit tenang saat ini, meskipun tangan nya gemetar khawatir.

"Kita harus menuju Geof dan Garvin" ucapku setelah memastikan Grey berhenti dari tangisnya.

Mobil putih yang ditumpangi kami pun berbelok ke kiri, menuju persimpangan taman tempat Geof dan Garvin berjibaku dengan monster kanibal.

Mata kami melotot saat Geof dan Garvin ternyata tak ada ditempat mereka. Beberapa monster berkerumun di didekat pohon beringin yang besar.

"Itu Garvin-!" tunjuk Vigor ke sebuah tempat pembelian tiket.

Aku menyipitkan mata untuk mendeteksi keberadaan mereka disana. Dan benar saja, Garvin tengah merunduk sesekali berdiri untuk mengecek sekitar.

"Kita harus menolong mereka Vig, bisakah kau melajukan mobilnya sedikit lagi. Kita berhenti didekat gerobak nasi goreng disana, aku akan turun dan pergi sendiri" pintaku agar Vigor dapat mendekat untuk memudahkan menuju tempat Garvin berada.

Tak perlu kata lagi, Vigor dengan segera menginjak pedal gas nya dengan perlahan. Untuk menghindari kencangnya suara mobil yang keluar.

Setelah sampai ditempat yang diinginkan, aku bersiap untuk pergi keluar, tak lupa dengan tongkat bisbol yang sudah penuh darah.

"Aku akan ikut" ucap Vigor melepas sabuk pengaman nya.

"Tapi.."

Jika Vigor ikut, bagaimana dengan Greisy. Siapa yang akan menjaganya.

"Kau bisa tetap disini kan? Aku dan Joy akan pergi kesana sebentar. Setelah itu kita akan kembali kesini, tidak apa jika kau sendiri?" tanya Vigor memastikan.

Grey hanya mengangguk ragu, bisa kulihat dengan jelas matanya penuh dengan ketakutan.

"Tak perlu takut, bersembunyilah di dalam mobil. Monster-monster itu tak akan bisa memakan mu, kau hanya perlu hening tanpa suara" jelasku.

Aku dan Vigor pun lekas membuka pintu mobil dan keluar menuju tempat persembunyian Garvin. Aku tak tahu tentang Geof, apakah ia bersama Garvin atau tidak.

KRASAK

Vigor tak sengaja menginjak tumpukan botol minum karena terlalu fokus mengamati monster kanibal disekitar.

Beberapa monster didekat rumput membalik badan mereka, mendeteksi lalu berlari kearah kami.

DOR!!

Terdengar suara tembakan, menembak salah satu kanibal yang sedikit lagi menerkam Vigor.

DOR!! DOR!!

Suara tembakan itu kembali terdengar namun malah mengundang para monster untuk datang.

Tanpa ingin tahu siapa yang telah menembak monster sialan ini, aku dan Vigor kembali bertarung melawan mereka.

Garvin keluar dari tempat persembunyian nya, disusul dengan Geof dibelakang.

"Awas Geof!!" Teriak ku saat monster gaun pink berlari cepat menuju dirinya.

WRKHHH

Kanibal itu menerkam Geof dari belakang, sedikit lagi menggigit dirinya.

Garvin dengan segera memukul monster itu tepat dikepala belakangnya.

The Dead City Don't DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang