Lemari Pendingin

11 2 0
                                    

"Apakah kau akan menembak Jeff?" tanyaku.

Melihat Jeff yang siap dengan pistol nya, aku khawatir jika suara tembakan akan membuat para monster pergi mendekat pada kami.

"Tidak, tapi aku akan bersiap." jawab Jeff.

Kami berjalan mengendap-endap, melangkah dengan penuh hati-hati. Mata kami tak lepas dari tinjauan sekeliling, kalau-kalau ada monster lain yang datang.

"Bisakah kau dan kau menggunakan tongkat itu untuk membunuh mereka?" tanya Jeff pada Garvin dan Vigor yang kebetulan berdiri tepat di belakang Jeff.

"Aku akan coba" balas Garvin.

Vigor hanya mengangguk setelah Garvin mengatakan nya, wajahnya kalut, ia pun sesekali terlihat menelan ludah nya dalam-dalam.

"Tapi Jeff kita bisa lakukan hal lain selain ini, bagaimana dengan memancing mereka dengan suatu benda?"

Aku menjelaskan sebuah ide yang tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran, memancing mereka dengan sebuah benda dan melemparnya kesuatu tempat.

Mereka terlihat setuju, meng-iyakan usul ku yang mungkin dapat membantu kita masuk tanpa harus melawan mereka.

"Kau bisa pakai ponsel ku Joy" usul Vigor.

"Baiklah, aku akan melempar ponsel mu. Kuharap kau menggunakan nada dering yang bising Vig, agar mereka merasa terpancing."

Vigor terlihat sedikit mengotak-atik ponsel hitam nya, "sudah, aku harap ini akan berhasil."

"Bisakah kau yang melempar Jeff? Kurasa tenaga mu lebih besar dari kita semua" pintaku berharap Jeff setuju.

"Baik, berikan padaku" jawab Jeff.

Vigor memberikan ponsel miliknya pada Jeff, lalu aku memberi aba-aba untuk Jeff melakukan nya.

"Kau harus melempar nya tepat di pohon dengan pagar cokelat itu, aku akan mencoba menelepon ponsel Vigor" jelas aku pada Jeff.

"Bagaimana jika ponsel nya rusak, Joy?" Tanya Geof.

"Kuharap tidak, jika ponsel nya rusak atau mati maka kita tidak bisa menggunakan trik itu. Kita percayakan pada Jeff, ia akan melempar tanpa merusaknya."

TRAK!!

Ponsel nya berhasil dilempar Jeff tepat di dekat pohon berpagar cokelat. Aku dan yang lainnya sangat berharap bahwa ponsel itu masih baik-baik saja.

Aku mencoba untuk menelepon ponsel Vigor disana. Lagu rock milik NOFX berjudul My Orphan Year terdengar keras.

"Syukurlah masih bisa digunakan" hela Vigor.

Beberapa monster tampak mendekati ponsel Vigor yang menjadi sumber kebisingan, begitupun monster didekat pintu masuk supermarket.

Tak dapat dipungkiri, monster itu ternyata lebih banyak dari perkiraan kita. Bahkan monster yang berada didekat pintu masuk tidak hanya satu saja, ada sekitar lima belas monster yang berlari dari tempat itu.

"Di mana monster-monster itu bersembunyi?" Tanya Garvin sembari menunjuk monster yang berlari dari arah pintu.

"Mungkin mereka berasal dari ruangan itu."

Aku menunjuk salah satu ruangan yang berada di samping pintu, semacam ruang penyimpanan barang yang berhasil dikirim.

"Sudah saatnya" lontar Jeff.

Saat keadaan sudah dirasa aman, kami melangkah dengan penuh hati-hati.

WRKHHH

Salah satu monster mencoba mengejar kami dari arah belakang, setelah beberapa senti lagi kami sampai pada pintu supermarket.

The Dead City Don't DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang