Eskalator

8 2 0
                                    

"A-anu Jeff, sepertinya kita butuh P3K untuk luka kakakku" ucapku ditengah-tengah keheningan.

Bukan hanya Jeff saja yang menoleh, Garvin dan yang lainnya pun ikut menoleh.

"Tidak Joy, aku baik-baik saja" tandas Geof.

"Hm, kalau begitu aku akan pergi keluar mencari keperluan untuk luka kakakmu" pungkas Jeff.

"Aku akan ikut" ucapku.

"Joy!" Geof menyebut namaku dengan amarahnya.

"Lukamu perlu diobati Geof, jika infeksi bagaimana? Lagipula aku akan pergi bersama Jeff, dia hebat dalam menembak" jelasku pada Geof.

"Aku juga akan ikut" sela Garvin tiba-tiba.

Kami semua kaget mendengar ucapan Garvin tak terkecuali Vigor yang duduk agak jauh dari kami.

"Bukankah niat kita kesini untuk mencari senjata demi bertahan hidup?" lanjut Garvin.

"Tapi sebelum kau bisa menemukan senjata itu, yang ada kau akan mati digigit monster kanibal diluar sana!" protes Geof marah.

"Jadi kau memilih mati disini karena lukamu itu? Kau mau mati disini tanpa melakukan apapun? Kita juga perlu pergi dan meminta bantuan" tandas Garvin tak mau kalah.

Tak ada yang berbicara lagi setelahnya, hanya ada helaan nafas yang menderu memenuhi ruangan silver ini.

"Aku pikir Garvin benar, kita semua tak bisa terus menerus disini. Jika dihitung kita sudah diam selama dua jam tanpa melakukan apapun. Aku juga akan ikut" ucap Vigor memecah keheningan yang sempat terjadi.

"Baiklah, Geof aku akan baik-baik saja. Aku pikir Garvin ada benarnya, kita semua tak bisa terus menerus diam disini. Kita harus keluar mencari bantuan, siapa tahu di tempat ini ada orang yang selamat seperti kita. Lukamu juga perlu diobati, Grey harus mengganti bajunya dan kita tak bisa bertahan hanya dengan tongkat bisbol ini" Aku menjelaskan pada Geof.

"Aku tak akan membiarkanmu pergi tanpa kakakmu ini" pungkas Geof.

"Maksudmu?" tanyaku tak mengerti.

"Aku akan ikut Joy, Garvin dan Vigor juga ikut. Aku tidak mau membiarkanmu jauh dari pengawasanku."

Kini suasananya menjadi rumit, monster kanibal itu telah membuat kami merasa tersiksa dan hidup diambang kematian.

"Bagaimana dengan Grey?" Jika semua ikut maka Greisy akan sendiri di sini.

"A-aku... aku juga akan ikut. Meskipun aku tidak tahu situasi di luar seperti apa sekarang, tapi aku lebih takut jika harus tinggal sendiri di tempat ini" tandas Greisy.

Tanpa kata-kata lagi kami pun bersiap untuk pergi ke dalam neraka, dimana monster kanibal itu berada. Aku, Garvin dan Vigor siap dengan tongkat bisbol kami. Jeff berada di depan untuk memimpin, Geof dan Grey diam diantara kami.

Jeff membuka pintu sedikit, untuk melihat sekitar ia harus menghimpitkan matanya disela-sela yang terbuka.

"Kurasa di luar aman, tidak ada tanda-tanda monster" ucap Jeff setelah memastikan keadaan.

Saat kami membuka pintu, satu monster kanibal yang telah tersungkur dilantai ada di depan pintunya. Sontak hal itu membuat kami kaget terperanjat, padahal monster itu adalah monster yang sebelumnya ditembaki Jeff.

"Pelan-pelan saja" suruh Jeff.

Kami pun menuruti Jeff dengan berjalan mengendap-endap. Sepertinya monster itu berada di lantai satu karena raungan mengerikan terdengar disana.

Kulihat Greisy tampak pucat pasi ketakutan, aku pun sebenarnya merasa begitu. Ini kali pertama diriku berjibaku dengan monster pemakan manusia, tentu monster lainnya pun aku tak pernah.

The Dead City Don't DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang