Bagian 1. Kesialan

581 67 8
                                    

Hai haii kembali lagi bersama saya abii, abi bukan bapak yak itu nama panggilan w dari jaman orok😭

Selamat membaca cerita gajelas saya!

Suara gemericik air yang turun dari atap genteng menjadi pemandangan pagi ini. Matahari yang biasanya bersinar terang kini tergantikan dengan awan kelabu disertai rintikan air yang terjatuh memenuhi seisi bumi.

Dibawah gulungan selimut, seorang gadis tengah menikmati nasib di dalam mimpinya. Ia tak memperdulikan kegiatan yang dilakukan hari ini. Cukup tarik selimut lalu bobo manis saja, katanya.

Tok-tok

"Sayang, pagi ini kau ada kelas, 'kan?" seorang wanita paruh baya bernama Sarah mengetuk pintu kamar di hadapannya.

Merasa tak ada jawaban dari dalam, Sarah membuka pintu lalu masuk kedalam. Ia melihat anak tunggal nya masih tertidur pulas dibawah gulungan selimut.

"Ck, kebiasaan sekali anak ini." Keluh sarah.

Sarah menarik selimut yang membungkus tubuh Vera, anak nya itu tidak akan bisa tertidur tanpa ada selimut.

Bersamaan dengan ditariknya selimut, tubuh gadis itu terjatuh ke lantai, gadis itu meringis memegang pinggangnya.

Mata sayunya mulai terbuka melihat sekitar, lalu menoleh melihat seseorang. "Mom? sedang apa kau disini?"

"Jelas membangunkanmu lah! Kau mengatakan ada kelas pagi ini," sarah menyahut sambil melipat selimut dan menaruhnya di kasur.

Vera mengangguk malas dan bangkit merebahkan tubuhnya kembali ke kasur. "Memang jam berapa ini?"

"Jam 10."

Vera mengangguk lagi berniat untuk menjelajah alam mimpinya kembali.

Eh tunggu!

Jam 10?

Astaga!

Vera duduk menegakkan tubuhnya kembali, ia menatap serius pada mom nya. "Mom, kau tak bercanda, 'kan?"

Sarah hanya menatapnya bingung lalu mengangguk. Jemarinya menunjuk jam di dinding sebelah kanan kamar anaknya. "Lihat,"

"Arrghh Mom, aku telat!!" teriaknya keras seraya berlari ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Vera melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata, ia berdecak menatap lampu lalu lintas di hadapannya yang berubah menjadi merah. Tadi ia membersihkan diri dengan cepat sampai tak sempat untuk sarapan.

"Argh, sial aku pasti di hukum si dosen maha benar itu!" ia mengacak rambutnya kesal.

Ia menatap jam di tangannya yang menunjukkan pukul 10.35. Saat melihat lagi jalan raya ternyata para pengendara sudah menancapkan gas nya. Buru-buru menginjak gas dengan kecepatan hampir penuh. Ia tak memperdulikan umpatan dari pengendara lain.

Vera berlari dikoridor menuju gedung fakultasnya. Sesekali membenarkan tas nya yang terlampir di bahunya. Buku yang dipegang ditangannya pun cukup tebal.

Saat sudah didepan ruang kelas, ia menghela napas sejenak lalu memberanikan diri mengetuk pintu. Suara sahutan dari dalam membuatnya agak gugup.

The Noble PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang