Pengemis elite

99 7 0
                                    

Loncat bab. 9 yaahhh 😍😍

Seorang pemuda duduk termenung seorang diri di sebuah pemukiman padat penduduk. Setelah memarkirkan mobilnya di bawah jembatan tadi, Aldric berjalan tak tentu arah meninggalkan mobilnya tergeletak begitu saja.

Keberadaan pemuda itu menjadi pusat perhatian setiap orang yang berlalu lalang di tempat itu. Bagaimana tidak, wajah tampan dengan setelan mahal yang membungkus tubuhnya duduk bersimpuh di pinggir jalan di tempat yang biasa dijadikan pengemis mangkal.

"Apa itu yang dinamakan pengemis mahal?!"

"Ada-ada saja orang jaman sekarang!"

"Mo ngasih dua rebu malu sama jaketnya cuy. Sebenernya dia pengemis bukan sih?!"

"Hey dia pengemis magang ya?!"

"Ganteng banget tuh cowok. Sayang banget jika harus jadi seorang pengemis!"

"Eh itu pengemis niat banget yah! Abis modal berapa itu nyewa baju begituan?!"

"Wah ada pengemis elite. Foto ah, ganteng ini!"

"Ada-ada saja pengemis jaman sekarang. Pengen viral sampai rela dibela-belain nyewa baju biar kelihatan borjuis!"

Begitu lah kasak kusuk dan komentar yang diberikan setiap orang yang tak sengaja melihat Aldric duduk di tengah pengemis jalanan yang berjuang mencari nafkah.

Ternyata wajah tampan dan pakaian bagus yang dipakai Aldric tidak bisa membuat masyarakat percaya bahwa dia bukan seorang pengemis saat ia tidak sengaja duduk di antara orang yang biasa mencari nafkah dengan cara menadahkan tangan tersebut.

Aldric berjingkat kaget saat pandangan matanya tak sengaja bertatapan dengan seorang pria paruh baya berpakaian lusuh dan memakai topi yang terbuat dari anyaman bahan jerami.

"Pengemis baru ya? Sewa baju di mana?!" tanya-nya kepada Aldric yang masih terpaku di tempatnya karena belum bisa memahami keadaan.

Setelah beberapa detik kemudian, Aldric baru mendapatkan kesadarannya dan mengedarkan pandangan-nya ke sekeliling. Bahkan ia melihat ada tumpukan uang receh tepat di depannya.

Astaga apa mereka ngira gue pengemis? Gila, emangnya mereka nggak bisa ngelihat pakaian mahal gue. Mana ada pengemis sekeren dan sekece gue. Amit-amit jabang bayi! rutuknya dalam hati.

"Maaf saya salah alamat!" ucapnya kepada pria paruh baya yang baru saja bertanya kepadanya itu.

Namun, pria paruh baya yang tidak ia ketahui namanya itu segera menarik tangannya agar Aldric tetap di tempatnya saat pemuda itu akan beranjak pergi.

"Tidak perlu malu anak muda. Ayo kita mengemis bersama-sama. Aku tahu sewa baju seperti itu mahal 'kan?" ucap pria itu yang membuat Aldric geli sendiri.

Anjayy gue dikira pengemis beneran!

"Maaf Pak tapi saya bu-"

"Sudah lah ayo ngemis yang rajin biar balik modal sewa baju itu!" potong pria paruh baya itu sehingga Aldric tidak bisa berkata-kata lagi.

"Tapi sa-"

"Iya Bapak mengerti kamu pasti malu bukan? Masih muda tapi sudah mengemis, jadinya menyewa baju seperti itu. Wajahmu juga tampan!" ucap si Bapak sembari memegang dagu Aldric dengan satu tangannya kemudian menggoyangkan-nya ke kiri dan ke kanan seperti sedang menelisik sesuatu.

"Betul, kau sangat tampan. Wajahmu ini bisa dijual. Kita bisa dapat uang banyak hari ini!" imbuh Bapak pengemis tadi.

"Lihatlah hasil kerjamu juga sudah banyak," ucapnya lagi sambil menunjuk recehan yang ada di depan Aldric.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anak Sultan [DREAME/INNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang