10

83 11 6
                                    

Setelah selesai dengan aksinya yang saling mencium satu sama lain itu, Jimin kini menyender manja pada pundak sang kekasih, nyaman itu yang dia rasakan.

"Chagiya" panggil Jimin pada soodam yang sedang menonton tv yang tadi diputar oleh jimin

"Nee" soodam

"Bisakah kau menginap disini" jimin

"Aku tidak membawa baju dan aku juga belum izin pada member lain" soodam

"Sini biar aku yang bicara pada membermu" jimin

Soodam hanya diam lalu memberikan handphone nya pada jimin, lalu Jimin pun menelpon salah satu member secret number.

"Yeoboseyo" jimin

"Nuguya" Lea

"Jimin"

"Kenapa mengapa handphone soodam ada padamu"

" Terserah lah aku kan pacar nya" Jimin

"Mwoo jadi benar selama ini soodam berbohong pada kami" teriak lea, wajar saja lea dekat dengan jimin, karena mereka trainee bersama dulu

"Aku hanya menyelamatkan saldoku" teriak soodam di sebrang membuat jimin terkekeh

"Aishhh anak itu"

"Lalu kenapa kau meneleponku"

"Aki ingin minta izin malam ini biarkan soodam nginap di apartemen ku tidak ada penolakan"

"Itu bukan meminta izin namanya tapi memaksa"

"Itu kau tahu"

"Aishh ya sudah terserah soodam saja tapi jangan melakukan hal yang aneh aneh ya"

"Okh tengkyu lea bye"

"Hmmm"

Jimin pun menutup panggilan tersebut, lalu dia kembali menyandarkan kepalanya kepada bahu soodam.

"Oppa" soodam

"Nee" jimin tanpa menoleh ke soodam

"Kemarin aku bertemu appa" soodam

"Jinjja" jimin langsung menoleh ke arah soodam sambil mengelus surai coklat milik soodam.

"Nee"

"Lalu bagaimana dengan appamu?" Jimin

"Saat aku baru mengobrol beberapa menit eomma tiba tiba datang dan menyuruh appa pulang, eomma sepertinya sangat mencintai apa tapi tidak denganku, aku bukan anaknya dia mungkin juga jijik dengan ku" cerita soodam dengan mata berkaca-kaca

"Aku Sangat ingin mendapatkan kasih sayang dari eomma tapi itu tidak aku miliki dari kecil, aku memiliki seorang adik dia anak kesayangan eomma dan appa dulu aku iri dengan adikku, namun adikku harus meninggalkan kita saat berumur 17 tahun dia bunuh diri karena di bully teman temannya, dia tidak sedikit cacat namun menurutku adikku itu sangat cantik, tapi adiknya selalu bilang itu adalah hinaan ketika aku yang mengatakan hal itu padanya" cerita soodam dengan menitikan air mata

"Aku merindukan adikku andai dia masih hidup mungkin eomma bisa bahagia" soodam

Jimin juga berkaca-kaca dia mengerti kenapa orang tuanya sangat keras pada soodam, bukan hanya untuk soodam disiplin namun juga mungkin karena mereka menganggap soodam adalah alasan adiknya bunuh diri, ibunya yakin jika adik soodam bunuh diri karena dibully dan dibandingkan dengan kakaknya.

Jimin langsung memeluk soodam

"Gwencana oppa ada disini" jimin

"Aku senang kau bercerita banyak hari ini, terus ceritakan apapun yang kau ingin ceritakan arraseo oppa pasti akan mendengarkan dan membantumu" Jimin mengelus pipi soodam lalu mengecupnya

"Sekarang apa kau mau mandi?" Jimin melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan jam 5 sore

"Aku tidak membawa baju oppa" soodam

"Tunggu sebentar" jimin

Jimin pergi ke dress room yang terlihat banyak sekali lemari lalu dia membuka salah satu lemari tersebut.

"Ini pakailah ini" jimin memberikan salah satu kemejanya pada soodam

"Aku membutuhkan baju untuk tidur oppa bukan untuk kerja" soodam

"Gwencana ini akan terlihat bagus percayalah" jimin

Lalu soodam pun hanya mengangguk dan pergi ke kamar mandi dengan membawa handuk yang sudah disiapkan juga oleh jimin

Aku rasa kau memang orang yang harus aku jaga soodam, aku tidak ingin kau juga melakukan hal yang sama seperti adikmu karena depresi, aku akan terus berjalan bersamamu sampai kita menemukan jalan dimana kau bisa keluar dari masalah ini- batin jimin

DESTINY~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang