Ferosa Janendra

2.3K 189 5
                                    

Saat ini, diruangan yang redup berkumpul para pria berwajah tegas. Suasana hening. Keseriusan sekaligus ketegangan mendominasi ruangan tersebut.

"Yang akan melaksanakan misi kali ini adalah Tim Dragon yang akan dipimpin oleh Ferosa." tiba-tiba suara pria yang duduk di kursi kebesarannya terdengar.

Mereka semua menahan napas ketika Pria itu membalikkan kursinya sehingga menghadap mereka semua. Tampak garis lintang bekas luka di wajah pria itu namun tidak mengurangi ketampanannya.

Fero, yang merupakan pemimpin dari Tim Dragon tersentak dan menatap Pria itu hormat. "Baik, Siap Laksanakan!"

Pria yang mempunyai luka garis lintang itu mengangguk. Fero menatap semua anggota timnya. Mereka menyusun strategi apa saja yang akan mereka gunakan agar bisa menumpas dan menangkap orang-orang yang melakukan penyeludupan.

•••

Segerombolan anggota kepolisian dengan memakai pakaian anti peluru, bergerak secara bersembunyi. Mereka semua mengantongi senjata di balik pakaian mereka.

Fero, berdiri di barisan terdepan. Memandu para rekannya untuk melangkah lebih lanjut.

Tidak jauh dari pandangan mereka, sekelompok mafia sedang melakukan transaksi. Setelah memantau lama dan dirasa inilah saat yang tepat, Fero beserta rekan-rekannya berlari dan mengepung para mafia yang melakukan transaksi, tanpa sadar salah seorang dari mereka tengan mengeluarkan smirknya.

Jumlah anggota Fero hampir sama dengan jumlah mafia tersebut. Mafia yang tidak terima di hadang polisi, akhirnya menyerang. Perkelahian tidak dapat dielakkan. Baku hantam, tembakan, bahkan ledakan terdengar saling bersahutan. Darah dimana-mana.

Fero yang lengah dan tidak tahu, merasakan tusukan pada lehernya membuat matanya terbuka lebar. Menatap pelaku yang sedang mengeluarkan Seringaian itu....

"Kau------!" Fero tidak bisa melanjutkan perkataannya.

Derrel...! Akan Fero ingat pengkhianatan ini! Jika diberi kesempatan sekali lagi, Fero akan menghancurkannya!

Fero menghembuskan nafas terakhirnya dengan di akhiri ledakan besar yang meratakan pelabuhan tersebut.

•••

Mesin EKG berbunyi panjang... Dokter menghembuskan nafas lelah. "Pukul 20.30 WIB." Suster pun mencatatnya.

Pintu ruangan terbuka membuat seorang Pria yang sedari tadi menunggu dengan cemas segera menghampiri dokter yang keluar.

"Bagaimana keadaan Istri saya? Semuanya berjalan lancar, bukan?" Pertanyaan itu kembali membuat Dokter menghela napas lelah.

Namun, apapun resikonya, Dokter harus memberitahukan kabar ini kepada pihak keluarga. "Mohon maaf, pasien tidak bisa diselamatkan."

Istrinya tidak bisa diselamatkan?

Tes...

Tes...

Setitik demi setitik air matanya jatuh. Mengapa harus istrinya? Istrinya yang lemah lembut. Istrinya yang selalu penuh senyuman. Istrinya....

Segera pria itu menerobos masuk. Tubuhnya kaku melihat selembar kain putih menutupi seluruh tubuh istrinya.

Disingkapnya kain itu. Dibelainya wajah pucat dan dingin milik istrinya. "Sayang....."

Air mata pria itu kembali menetes. Dikecupnya kedua mata yang terpejam itu.

"Jangan tinggalkan aku, sayang... Bangunlah!" suara seraknya terdengar.

Menempelkan bibirnya dengan bibir istrinya. Setelah lama menempelkannya, Pria itu mulai melumat kecil menyalurkan rasa kesedihan dan keinginannya agar istrinya bisa bangun dan mungkin, ini adalah terakhir kalinya dia bisa mencium istrinya.
















Perlahan, kelopak mata cantik itu membuka berusaha menyesuaikan cahaya yang memasuki penglihatannya. Mengernyit, saat merasakan ada yang menghisap bibirnya.

"Brengsek!"














- PROLOG -

HUHUHU... SEBENARNYA INI ADALAH CERITA PERTAMA YANG AKU TULIS KARENA ISENG"

PENGEN UPLOAD, TAPI AKU MERASA INSECURE. TAKUT NANTI BANYAK YG JUDGE CERITA AKU😭

UDAH SETAHUN LEBIH CERITA INI DI DRAF, BAHKAN CERITA "TRANSMIGRASI FEROSA" INI PERTAMA KALI AKU TULIS DARI PADA CERITA "YES, I'M THE ANTAGONIS" (CERITA SUDAH DI HAPUS)

DAN AKHIRNYA AKU GAK BISA NAHAN BUAT GAK UPLOAD











VOTE DAN COMMENTNYA, SAY!

TRANSMIGRASI FEROSA : AKU BUKAN ISTRIMU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang