Klik bintangnya dong biar nyanya semangat up😣Happy reading all
Jangan lupa tandai typo!
Hujan deras mengguyur kota pada malam hari ini, orang-orang enggan keluar karena dingin yang terasa menusuk tulang. Tita, Kinan dan beberapa karyawan lainnya kini tengah duduk santai di dapur karena cafe sudah di tutup beberapa menit yang lalu.
"Hujannya niat banget gak reda-reda." Ujar Deva, salah satu karyawan cafe.
"Iya ih mana gue gk bawa payung." Timpal Agas.
"Gue bawa si, mau pulang dulu aja deh, gue belum ngerjain tugas sekolah." Ucap Tita.
"Lah gak solid amat lu Tit." Cibir Kinan.
"Besok gue contekin deh kalo lo belum selesai." Ujar Tita meyakinkan.
Tita mengemasi beberapa barangnya kemudian menyimpannya di dalam totebag, setelah itu Ia berpamitan kepada teman-temannya dan berlalu keluar dari dapur.
Di luar dapur Ia berpapasan dengan Caka yang juga ingin pulang, namun Tita berusaha untuk tidak memerdulikan keberadaan Caka dan sebisa mungkin Ia menghindar, tetapi dengan langkah kaki Caka yang lebar dan gerakannya yang gesit, Caka bisa meraih lengan Tita begitu saja.
"Pratita." Panggil Caka.
Tita berusaha melepaskan cengkraman tangan Caka di tangannya, Caka tidak ingin melukai Tita, maka dari itu lelaki dewasa itu melepaskan cekalan tangannya dari lengan Tita.
Tita diam tak bergeming namun tatapannya menyusuri segala penjuru ruangan, berharap Ia bisa melihat sesuatu yang menarik, apa saja asal bukan mata Caka.
"Kamu mau pulang?" Tanya Caka.
Tita menganggukkan kepalanya merespon pertanyaan Caka.
"Sama aku aja ya, kamu nanti kedinginan, hujan turun lebat sekali." Tawar Caka
Tita menggelengkan kepalanya sambil menggigit bibir bawahnya, Ia kan sudah pindah rumah, jika Caka tau dirinya pindah pasti Caka akan sering mengunjunginya, Tita kan berniat untuk mengurangi interaksi keduanya.
"Tita..." Lirih Caka karena Tita diam tak bergeming, namun seperkian detik berikutnya Tita mendongak menatap Caka dan tersenyum kecil.
"Saya bisa sendiri pak, terima kasih atas tawarannya, permisi." Tanpa babibu Tita meninggalkan Caka yang hampir menahannya lagi, namun karena kegesitan Tita, Caka menjadi mengurungkan niatnya dan membiarkan Tita pergi, jauh di lubuk hati Caka ingin membuat Tita tidak ketakutan lagi kepadanya.
Sebelum keluar cafe Tita meraih payungnya yang ada di tempat payung dekat pintu masuk cafe, setelah itu Tita mulai berjalan santai sambil bersenandung kecil.
Jarak antara cafe dan rumahnya cukup jauh, mungkin membutuhkan waktu 15 menit perjalanan jika menggunakan transportasi umum. Biasanya Tita berjalan sekitar 500 meter untuk sampai ke halte bus, setelah itu Ia akan naik bus sampai ke halte yang ada di sekitaran rumahnya, namun jika memang terdesak, Tita akan memesan ojek untuk mengantarnya pulang.
Di bawah lampu jalanan, Tita melihat ada 3 orang yang entah sedang apa Tita pun tidak tahu, karena penglihatannya sedikit rabun, Tita sampai menyipitkan matanya, dan samar-samar Ia melihat ada seorang lelaki yang tengah dihajar 2 preman.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTITA
RomancePratita adalah seorang yatim piatu yang tinggal sebatang kara, suatu ketika mantannya yaitu Gentala menjual apartemennya dan karena terpaksa harus menumpang tinggal di rumah Tita, dan suatu hari saat keduanya pulang dari kerja paruh waktu, keduanya...