GT (6)

1.9K 266 0
                                    


haiiii, jangan lupa tandai typo, happy reading and hope u like it!








Tita menatap hasil masakannya dengan puas, bekerja di cafe selama hampir 1 tahun membuat kemampuan memasak Tita berkembang menjadi sangat baik, bahkan sekarang bagi Tita memasak merupakan sebuah hobi.

Pagi-pagi sekali Tita pergi ke mini market terdekat, Tita hanya membeli sosis dan mie kuning, kemudian setelah sampai di rumah, Tita mulai mengeksekusi bahan yang telah dibelinya itu, dan ini lah hasilnya, sebuah mie goreng sosis sederhana ala chef Tita.

Tita mendudukkan pantatnya di meja makan setelah meletakkan piring berisi mie goreng sederhana buatannya, Tita mengisi tenggorokkannya yang kering dengan air kemudian mendesah lega karena merasakan tenggorokkannya yang jauh lebih segar.

Suara pintu di buka membuat Tita menoleh dan mengedarkan pandangan untuk mencari siapa sosok di balik pergerakan itu, matanya berhenti pada sebuah ruangan yang tampak terbuka, tak lama, dari dalam ruangan itu keluarlah seseorang yang sejak semalam tinggal satu atap dengannya, Tita tersenyum cerah melihat salah satu sumber mata uangnya berjalan kearahnya.

"Morning." Sapa Tita

Gentala yang masih mengantuk hanya berdehem membalas sapaan Tita, lelaki itu membuka kulkas dan mengambil sebotol air meneral kemudian meneguknya sampai tandas, dan hal itu tak luput dari pandangan Tita.

Hari ini mood gadis itu sangat baik, karena berhasil membujuk Gentala untuk mau tinggal di rumahnya, selain mendapat uang, Tita juga bisa membuat Gentala mau mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Karena mood-nya yang tengah bagus, Tita memersilahkan Gentala duduk dan mendorong piring berisi mie di hadapan lelaki itu, tak lupa Tita menuangkan air ke dalam gelas kaca untuk Gentala.

"Makan yang banyak gak usah malu." Ujar Tita yang hanya dibalas deheman singkat oleh Gentala.

Keduanya makan dengan tenang, dan tak butuh waktu lama keduanya pun selesai dengan acara makan-makan tersebut, Tita mengambil alih piring yang Gentala gunakan kemudian mencucinya, biarkan lah Gentala merasa nyaman selama beberapa hari kedepan agar Ia tak kehilangan salah satu sumber mata uangnya.

•°•°•


Panas matahari terasa membakar kulit, angin berhembus pelan menimbulkan suara gesekan antar dedaunan, seorang gadis nampak memejamkan matanya saat merasakan hembusan angin di wajahnya, gadis itu saat ini tengah berdiri di tengah lapangan sambil hormat di bawah tiang bendera.

Tita terlihat menghalau panas matahari dari wajahnya menggunakan telapak tangan, keringat bercucuran membasahi seragam osis yang tengah gadis itu kenakan, karena datang terlambat, Ia lantas dihukum untuk hormat di bawah tiang bendera sampai jam istirahat tiba, Tita tidak sendiri ada beberapa anak juga yang telat seperti dirinya salah satunya adalah Gentala.

Bukan sebuah kebetulan Tita dan Gentala dihukum bersamaan, mulanya keduanya memang berangkat dengan menaiki bus yang sama, namun di tengah perjalanan bus mendadak mogok dan dengan terpaksa Tita dan Gentala harus berjalan sampai sekolah karena tak kunjung mendapat alternatif lain, dan berakhirlah keduanya di tengah lapangan ini.

Flashback

Setelah mengunci pintu rumahnya, Tita kemudian berjalan untuk menuju halte bus, Tita lebih suka naik bus daripada transportasi lain, karena selain biaya yang dikeluarkan lebih sedikit, Tita juga bisa menikmati lingkungan sekitarnya, Ia juga bisa menambah banyak teman karena rata-rata penumpang bus adalah anak-anak sekolah seperti dirinya.

GENTITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang