7 tahun lalu, saya seorang pengangguran yang baru pulang merantau di Jogja sebagai marketing, disana kenal banyak pedagang angkringan. Kebetulan sebelum saya ke Jogja, juga pernah bantuin saudara berdagang angkringan.
Dalam masa menganggur itu, saya ingin membuka usaha, tapi bingung.
"Usaha apa yah kira-kira?" Dalam pikiran saya.
Teringat kata motivator dan guru besar orang kaya yang sederhana, yaitu Om Bob Sadino yang mengatakan,
"Usaha apa yang bagus?"
"Ya usaha yang dibuka, bukan ditanyakan terus"Akhirnya saya teringat, bahwa keuntungan dalam bisnis angkringan itu cukup menggiurkan. Dengan pengalaman saya beberapa tahun sebelumnya waktu masih membantu saudara, ditambah pengalaman dari teman-teman pedagang angkringan di Jogja. Saya menyusun rencana pembukaan bisnis ini dengan cukup baik, waktu itu.
Saya mencari informasi persewaan gerobak, permodalan dll. Sampai akhirnya bertemu teman sekolah dulu yang kini bekerja sebagai OB di sebuah bank, dan ingin membuka angkringan tapi belum ada ilmunya.
BonBon adalah teman saya sewaktu ti SMK, dia berpawakan sedang dengan kulit sawo matang dan berambut hita, sama sepertiku. Dia seorang anak tukang kayu dan ibunya sebagai ibu rumah tangga biasa
"Bon, aku mau dagang angkringan, nyari pinjaman modal ke mana yah yang mudah?" Tanyaku kepada teman yg akrab dipanggil BonBon.
"Wah kebetulan Gil, aku juga pengin buka angkringan, tapi belum tau apa saja yang diperlukan. Kita joinan saja yuk. Nanti aku yang nyari modal ke bank tempat aku kerja. Kalo karyawan kan dipermudah" Jawab BonBon.
"Baik. Ayo kita mulai saja. Aku modal pengalaman dagang dan ilmunya. Kamu modal nyari duitnya. Nanti kerjanya sama-sama, bisa gantian dan hasilnya dibagi juga" Saya merespon ajakan BonBon.
Lalu sejak itu, kami menyusun RAB, dan mencari informasi peralatan yang dibutuhkan. Kamipun akhirnya mendapatkan semua kebutuhan untuk memulai usaha bersama kita.
Sekitar awal bulan April tahun 2012 kami mulai berjualan di sekitar alun-alun kecamatan di Banyumas, di dekat agen Bus PATAS SINAR DAYA. Kami buka angkringan mulai jam 4 sore.
Sambil menyiapkan dagangan, terdengar rombongan pengamen datang di dekat tenda kami."Wah, baru mau buka, udah ada yang mampir nih" Pikirku.
Ternyata mereka menunggu bus yang mau berangkat dan mau mengamen di dalam bus tersebut.
"Ah lumayan, sambil dengerin live music dari temen-temen pengamen"
Setelah beberapa saat, datang 1 bus, dan mereka naik ke dalam bus dan bernyanyi. Kemudian datang bus lagi, mereka pindah ke bus yang lain dan bernyanyi lagi, dengan lagu yang sama.
Dan begitu hampir setiap hari. Sampai saya hapal semua lagu2 yang mereka bawakan.
Sopir dan kondektur bus terkadang turun dan membeli kopi di tempat kami. Lumayan, dapat pelanggan awal.
6 bulan kami berdagang dengan saling bergantian berjaga, hingga saya rasa cukup modal untuk membuka di tempat baru lagi. Sayapun kemudian mencari informasi gerobak dan lahan lagi. Dan setelah cukup, saya buka 1 lapak lagi dengan nama sama.
Di tempat yang baru, saya terkadang ditemani Ayah saya yang waktu itu masih sehat.
Tempatnya di pinggir jalan nasional, dekat masjid dan di depan ruko tutup.Cukup banyak pelanggan saya, karna tidak jauh dari lokasi, ada kost pedagang keliling dan juga dekat pabrik kayu.
"Alhamdulillah...."
Hampir setiah hari pulang pagi, tetap di syukuri.
Tiba-tiba....
Ada WA dari BonBon, "Bro, angkringan yang di alun-alun kita jual ya, aku badan kurang fit karena kurang istirahat terus"Beberapa hari kemudian, saya menemui BonBon untuk menyelesaikan kerjasamanya.
Akhirnya, pelajaran baru bagi saya dalam mulai usaha kali ini.
Usaha pertama yang dirintis berdua, akhirnya bubar, menyisakan pengalaman dan beberapa relasi baru.
Tapi saya tidak patah semangat dan terus melanjutkan usaha yang di tempat baru sampai sekitar 6 tahun berjalan.
----------------------
Bagian ini hanya sekilas flash back si Ragil saja yang baru merintis usaha, waktu itu. Nantinya Ragil bakal mengalami banyak pasang surut sebagai saksi perjuangan nya menuju sukses.
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop asking. Just Do It!
AventuraBagaimanapun langkah awal yang kita mulai, Just Do It (LAKUKAN SAJA). Mau Duit? Ya Just Do It. Dipikir-pikir dari pada memikirkan apa yang belum terpikirkan dalam memulai menulis, lebih baik *Mulai Saja*. Ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok f...