🧚‍♀Same NameーWijaya.

6 0 0
                                    

-

"Gue mau main ke rumah lo deh. Kangen sama ibu," kata Ical sambil beranjak dari duduknya di cafe Mixme sore itu.

"Eh gak usah dah. Ibu lagi gak di rumah," tolak Nafi langsung. Masih duduk santai di kursi Mixme bersama Ical sepulang sekolah itu, membuat Ical melengos panjang mau tak mau kembali duduk di depan Nafi.

"Dari kemaren kayaknya gue gak lo bolehin main terus cuk," Ical mengumpat gemas. "Ngapa sih?" tanyanya sewot.

"Ayah baru gua rese nyet. Bisa-bisa lo dikirim ke Korut kalo coba-coba mau manja ke ibu," Nafi membuang muka. "Lagian tuh bapak-bapak posesifnya minta ampun dah," keluhnya tentu beralibi.

"Dih?" Ical memundurkan wajahnya. Termakan kibulan Nafi. "Lo mau aja tuh?"

"Ya ibu gue mau juga sama dia. Gua harus gimana coba?" balas Nafi dengan malas. "Kalo ibu bahagia mah gue bisa nerima aja pilihan ibu."

"Miris amat lo," kata Ical sambil meringis prihatin.

-

Ical tak sadar, harusnya Nafi yang berkata seperti itu padanya. Soalnya Ical terlihat lebih mengenaskan dari sepupunya itu. Sama seperti pemandangan yang ada di depan Ical sekarang. Membuat batin Ical remuk. Pak Wijaya yang Ara maksud sedang berbahagia berkumpul dengan anak serta istri barunya.

Bahkan Pak Wijaya tidak pernah memedulikan Ical sama sekali. Palingan kalau Ical sudah mati kelaparan pun, mungkin Pak Wijaya akan membiarkan jasadnya begitu saja tanpa dikubur dengan layak.

Jadi ini alasan Nafi selalu mencegah Ical untuk main ke rumahnya lagi. Ini alasan Nafi membuat Ical menderita karena harus membalaskan dendam tak masuk akalnya kepada Ara.

Karena Nafi punya ayah baru. Yang mana notabenenya ayah barunya itu adalah papa kandung Ical. Di sana ada ibunya Nafi juga, sedang tertawa bahagia melihat Nafi akur dan tersenyum riang bermain catur bersama suami barunya. Ical semakin terhenyak saat sadar kalau ibu Nafi kini perutnya membuncit.

Ical langsung bisa menebak. Kalau ibunya Nafi hamil anak dari papa kandungnya. Kekehan miris keluar dari mulut Ical. Pemuda itu bergetar menatap kebahagiaan keluarga Nafi di atas kehancuran keluarganya. Ical bahkan tak menyangka, kalau sepupunya ini tega merebut papa kandungnya hingga membuatnya tak lagi diperhatikan layaknya seorang anak.

Hati Ical rasanya sudah hancur lebur kala ia kembali mengingat pengorbanan mamanya dulu. Ternyata papa selingkuh dengan ibunya Nafi, pantas karena mereka memang seagama. Pantas juga mengapa papanya memaksa mama Ical untuk pindah agama, mungkin untuk dibandingkan dengan ibunya Nafi.

Bahkan keluarga baru itu tidak terlihat bersalah sama sekali. Setelah membuat keluarga sepupunya sendiri hancur lebur seperti sekarang. Mamanya Ical meninggal dengan keadaan kafir. Lalu papanya tidak pernah memedulikan kelangsungan hidup Ical sama sekali. Setelah seperti ini mereka masih bisa tertawa bahagia? Nafi masih bisa menyuruhnya membalaskan dendam kepada Ara dan mengiming-imingi imbalan motor n-maxnya?

Keterlaluan.

Terlalu banyak kebohongan yang dibuat oleh Nafi. Dan sekarang Ical tak lagi bisa memakluminya. Maka Ical segera menerobos pagar rumah Nafi, berjalan dengan cepat memasuki pekarangan rumahnya dengan mata nyalang siap meledak.

Ibu PeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang