Sebuah Pertanda

20 13 48
                                    

Jalanan kota di dekat sebuah sekolah SMK itu sangat sepi saat sore. Sebuah gang kecil dilewati sekelompok anak yang baru pulang sekolah. Mereka berjalan sambil bersenda gurau. Sambil bercanda ria sesama teman sekelas.

Tidak seperti biasanya yang selalu aman saja di jalan ini, tiba-tiba sekelompok siswa perempuan yang berjalan di depan, dihadang sekelompok preman entah dari mana.

"Woy ...!" teriak salah satu preman yang bertubuh jangkung dan berjalan sempoyongan.

"Berhenti kalian! Ayo mana nih jatah kita?"

"Lagi nanggung nih, ayo kasih jatah, buat nambah mabok nih," imbuh preman yang lebih kecil dan sempoyongan juga.

"Ayoo, cewek manis, kasih duit ya. Berapa aja yang penting ikhlas." Pemimpin preman meminta pada gadis-gadis dengan nada merayu sambil sempoyongan dengan mimik mengancam.

"Ka-kami udah gak punya duit, Bang. Duit kita abis tadi," jawab salah seorang gadis, gagap ketakutan.

"Lha itu ada hape, gelang atau jam juga bisa. Cepat kasih saja kalau mau pulang dengan aman."

"Kita jamin, kalo loe mau ngasih, mulai sekarang gak bakal ada yang gangguin lagi deh. Kita siap belain kalian."

Para preman terus mengintimidasi mereka.

Sedangkan kelompok anak laki-laki yang masih jauh tadi, mendekat dengan pelan. Salah seorang berani bicara saat sudah dekat.

"Hei kalian ...!"

"Kenapa kalian gangguin cewek-cewek itu! Cepat pergi! Dan jangan kesini lagi!" bentak pemuda yang berbadan gemuk.

"Wah si Gendut mau jadi pahlawan ternyata!?" ledek Pimpinan preman sombong.

"Mau gua hajar loe, Ndut? Beraninya loe."

Kemudian para preman mendekat dan hendak mengeroyok pemuda gendut itu.

Para gadis ketakutan dan menjauh, berkumpul dengan teman-teman pemuda itu.

"Hiyaaatt...!" Para preman menyerang serentak.

"Meneng!!!" (Diam) bentak pemuda gendut itu dalam bahasa Jawa.

Sontak para preman terdiam kaku pada posisi masing-masing.

Ternyata pemuda itu adalah Gembul yang telah cukup menguasai sedikit warisan dari Ki Bawor. Dengan kekuatan ucap nyata, Gembul membuat para preman terdiam kaku.

Lalu menyuruh teman-teman semua untuk beralih ke tempat yang aman.

Dia menepuk pundak para preman satu persatu, dan mengucap, "Mari!" (Sembuh).

Para preman pun sadar dan lemas.
Termasuk sadar dari mabuknya juga.

"Maaf ya bos. Maafin kita... Kita gak sengaja kok. Kita siap jadi anak buahmu kalo mau," ucap ketakutan ketua preman itu pada Gembul.

"Udah pergi aja sono, gak usah ganggu-ganggu lagi, dan yang tadi tolong dirahasiakan," respon Gembul meminta mereka merahasiakan kejadian tadi.

"Si-siap, Bos. Maaf kalo boleh tau, nama Bos siapa?"

"Aku, aku biasa dipanggil Gembul."
"Sudah pergilah!"

"Baik Bos Gembul, kita pamit ya."

Para premanpun akhirnya pergi menjauh.

Gembul kembali menuju teman-temannya. Mereka semua terheran dan kagum.

"Temen-temen, kalian juga tolong rahasiakan kejadian tadi ya. Untuk keamanan bersama juga." Gembul mengingatkan teman-teman semua.

Lalu mereka pun pulang ke rumah masing-masing dengan aman. Tanpa ada yang mengganggu.

Setelah kejadian itu, Gembul jadi semakin berlatih berbahasa Jawa dan mengobrol dengan Ki Bawor melalui meditasi. Banyak jurus berupa kata-kata ucap nyata diajarkan oleh Ki Bawor, beserta kegunaan dan cara menyembuhkannya.

Untuk tahap awal, Gembul hanya bisa menggunakan dengan diucapkan langsung. Dan ada pula beberapa gerakan jurus bela diri dasar yang diajarkan Ki Bawor, termasuk teknik penggunaan senjata Kudi.

Kudi sakti milik Ki Bawor sekarang bisa dirubah bentuk menjadi lebih ringkas. Bisa dibawa kemana-mana tanpa mencolok. Dalam bentuk ini, lebih tampak seperti gantungan kunci yang bisa ditenteng. Kudi ini bisa digunakan saat dalam keadaan mendesak. Sebagai salah satu senjata andalan. Hanya dengan sedikit kehendak hati, Kudi akan manjing (muncul) dan bersiap di genggaman Gembul.

"Assalamu'alaikum, aku pulang." Gembul masuk rumah dan terus berganti baju di kamar, lalu makan siang masakan favorit ibu.

-------- $ ----------
Nah, Gembul mulai ketularan sakti nih... Tapi masih harus terus belajar untuk menguasai mantra ucap nyata yang berbahasa Jawa.
Akankan Gembul menjadi seperti superhero atau pendekar?
Tunggu kelanjutannya saja ya...
Makasih buat yang baca dan vote, semoga sukses selalu.
Salam

Warisan Sakti Ki Bawor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang