"Kamu gak kenapa napa?" ucap cowok itu
"A-aku gak kenapa napa." ucapku gugup
"Aku yakin kamu kenapa napa, nih minum dulu." ucap cowok itu sambil menyodorkan aqua
"Ngomong-ngomong, nama kamu siapa?" tanyanya menghilangkan keheningan
"Nama aku Clara." ucapku dengan nada rendah
"Kalau begitu kita kesana yuk, biarkan badan kamu beristirahat." ucapnya sambil menunjuk kearah taman. Aku hanya mengangguk tanpa berbicara apapun
***
Sesampainya kita di taman itu. Kita berbincang banyak. Berbincang tentang alasan dia begitu perhatian kepada perempuan yg disakiti pria meskipun dia tak mengenali orang itu.
"Kamu sering di perlakukan seperti itu?" tanyanya untuk memecahkan keheningan
"Aku baru sekarang diperlakukan seperti itu, biasanya ayah hanya bersikap dingin dan gila kerja tanpa pernah memperdulikan aku sama kakaku." ucapku sambil terisak
"Maafkan aku telah menannyakan hal privat dihidupmu." ucapnya
"Eh gak kenapa napa ko. Kamu kenapa tiba-tiba melerai aku dengan ayahku?" tanyaku menghilangkan kecanggungan
"Aku tidak bisa melihat perempuan disakiti oleh laki-laki." jawabnya dengan tatapan kosong
"Kalau boleh tau alasannya kenapa?" tanyaku kepadanya
"Alasanku berada di masalalu yang kelam. Dimana waktu itu aku baru berusia 5 tahun, aku sering melihat ibu diperlakukan kasar dan ketika kakaku ingin melerai kakaku malah terkena imbasnya, aku sering melihat seperti, aku ingin membantu kaka dan ibu tapi apa daya badanku yang kecil itu gak bisa berbuat apa apa, yang ada aku akan terlempar. Jadi aku memilih diam." ucapnya dengan nada lirih
"Pantas saja dia perhatian kepada perempuan yang disakiti oleh pria ternyata dia punya masalalu yang kelam tentang ibu dan kakanya." ucapku dalam hati
"Maaf orangtua dan kakamu masi ada?" tanyaku dengan hati hati
"Kakaku sudah bahagia diatas sana, kaka meninggal setelah pertengkaran dengan ayah, kaka terlempar mengenai tembok sampai masuk rumah sakit, kaka satu minggu dirumah sakit kaka kena geger otak, setelah seminggu itu kaka lebih memilih meninggalkan kita semua. Ayah pergi entah kemana, yang tersisa hanya aku dan ibuku." ucapnya dengan lirih
"Maaf aku sudah membuatmu sedih." ucapku tidak enak
"Tidak papa." ucapnya dengan senyuman
Senja diujung sana senja sangat indah menandakan bahwa siang akan habis dan akan tergantikan oleh gelapnya malam. Ya gelap seperti hidupku.
Drttt,,,drttt getaran suara Clara
"Hallo ka." ucapku kepada penelpon
"Dek kamu dimana?" tanya penelpon itu yang tak lain adalah Dhika kakaku
"Aku di taman." jawabku
"Pulang dek bentar lagi malam, kalau kamu pulang malam bisa bisa ayah mengamuk." ucapnya sambil memperingatiku
"Iya ka aku pulang." ucapku sambil mematikan sambungan telepon.
"Kamu mau pulang ya?" tanya Raif
"Iya, aku mau pulang." jawabku
"Mau aku antarkan?"tanyanya lagi
"Gak usah aku pulang sendiri aja." jawabku
"Yudah deh kalau begitu. Hati-hati di jalan nya." ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara
Teen FictionBagiku rumah bukan surgaku lagi tetapi neraka. Dimana didalamnya tidak adak lagi keharmonisan sekarang yang tersisa dirumahku adalah isakan tangis dan kehancuran. Namun semuanya berubah setelah kedatangan pria yang membawa kebahagiaan yang bertubi...