Part I

1 0 0
                                    

Mentari memasuki celah gorden dan menyinari wajah seseorang perempuan yang cantik yang bernama Clara, tapi nahas dengan nasibnya Clara, ia ditinggalkan oleh orang yang sangat sayang pada Clara,selalu memberikan kasih sayang yang lebih pada Clara beliau adalah Himeeka ibunya Clara.

Himeeka meninggalkn Clara ketika usia Clara 15 tahun yang masi duduk dikelas 3 SMP dan Adhikari 18 tahun duduk dibangku kelas 3 SMA, dan sekarang Clara kelas 3 SMA dan Ardlhikari (Dhika) kuliah, Himeeka meninggal karena serangan jantung yang disebabkan oleh Anggasta ayah Clara, Anggasta waktu itu pergi dengan alasan ada kerjaan yang belum selesai dikantor padahal itu hanya alibi, nyatanya Anggasta malah pergi ke club dan main-main dengan placur. Sehingga membuat Himeeka merasakan rasa hati sakit yang luar biasa, setelah kejadian itu Himeeka berubah drastis yang tadinya selalu happy kini menjadi murung dan tidak mau makan, 7 hari Himeeka murung dan tidak mau makan meskipun di paksa, setelah itu Himeeka di larikan kerumah sakit karna kondisinya melemah badannya kurus, Himeeka menjalani perawatan 3 hari namun di hari ke 3 Himeeka malah memilih pergi meninggalkan Clara dan Dhika.

Disitulah awal Clara dan Adhikari berubah Adhikari menjadi bar bar yang tiap malam masuk keluar club tetapi dia tidak main dengan perempuan yang ada di dalam club tersebut Adhikari masuk keluar club cuman minum minuman untuk menghilangkan rasa stresnya, dan Clara dia menjadi pendiam dan sikap yang awalnya lemah lembut sekarang menjadi kebalikannya tetapi itu hanya kepada ayahnya, kepada orang lain tidak cuman hanya dingin dan pendiam.

Tok tok tok

"Nyonya udah ditunggu tuan untuk sarapan pagi." kata Bi Ijah

Bi Ijah udah dianggap sebagai saudara oleh Clara karena bi Ijah paling pengertian 

"Iya bi nanti aku kebawah," jawab Clara

Clara Pov

Setelah aku mempersiapkan buat sekolah, aku langsung mandi dan langsung kebawah.

Diruang makan

"Sudah biasa setiap hari pemandangannya seperti ini ayah sibuk dengan pekerjaannya, ka Dhika sibuk dengan tatapan kosong." ucapku dalam hati ketika melihat mereka di ruang makan

Setibanya di meja makan aku langsung duduk dan mengambil sepotong roti dan aku oles dengan selai stroberi setelah semuanya selesai aku langsung pergi, dan sama sekali ayah gak menyapaku, aku tepuk pundak ka Dhika supaya dia tidak melamun.

Puk puk puk

"Kak, sarapan dulu," ucapku

"Eh iya dek,"ucapnya

"Emmm, kalau sarapan itu diam. Mengganggu konsentrasi ayah saja." bentak ayah

"Dek kamu berangkat sekolah sama kaka ya, yuk berangkat." ajak Dhika

"Iya kak," balasku

"Misi tuan yang gila harta." kesal Dhika

"Dasar anak gak tau diri."ucap ayah

***

Sesampainya di Mobil amu langsung mencurahkan keluh kesahku kepada Ka Dhika

"Ka aku lelah dengan sikap ayah," lirihku

"Jangan pikirkan tua bangka seperti itu." bentak Dhika

"Aku ingin susul ibu," ucapku sambil menangis

"Jangn berbicara seperti itu dek," ucap Dhika dengan wajah datar "Kamu masi punya kaka, kaka janji kaka akan jagain kamu. " lanjutnya

"Janji ya ka, soalnya hanya kaka dan bi Ijah yang mengerti perasaan aku, " ucapku sambil memeluk Dhika

ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang