°3°

7 3 2
                                    

Pagi ini Aretha sarapan pagi bersama Mila dan orang tua Mila. Jika biasanya dia sarapan sendiri, kali ini dia merasakan seperti sarapan bersama keluarganya sendiri.

"Aretha, kamu mau lauk apa sayang?" tanya tante Nana.

"Nanti Retha ambil sendiri saja tante."
Ucapku dengan tersenyum, tapi tidak dengan hatiku yang merasa kasihan pada diri gue sendiri.

'Ternyata masih ada orang lain yang memperhatikan gue, mama andaikan mama memperhatikan Retha tiap padu begini, Retha akan tambah semangat sekolahnya.'

"Retha, lo suka banget ngelamun ayok cepat makan nanti terlambat ke sekolah gimana?" ucap Mila dengan nada kesal padaku.

"Hehehe, maaf Mil."

-------

"Thania."

"Apa lagi Bagaskara, lo udah berhasil dapetin Aretha?"  ucap Thania dengan memainkan ujung rambutnya, tentu saja itu membuat jantung Bagas merasa tidak aman.

"Belum, Thania kenapa harus gadis itu, dia susah banget untuk di taklukan!"

"Segitu saja cinta lo pada gue, kalau lo gak mau sih ya udah lah ya ko gak ada kesempatan buat ngedapetin gue." setelah mengucapkan itu belum sempat gue ngejawab Thania sudah pergi meninggalkan gue.

'Bagas, gimana ini di satu lain lo pengin cinta lo terbalas, tapi di satu sisi kasian Aretha harus jadi korban.'

Bagas merasa frustasi itupun mengacak acak rambutnya, sehingga terlihat sangat berantakan, akan tetapi tidak mengurangi kadar ketampanannya.

"Kara, lo kenapa?" Bagas pun langsung berhenti  dengan kegiatan mengacak acak rambut karena mendengar suara laki laki  yang sangat dia rindukan.

"Kenzo, kapan lo balik?"  laki laki itu adalah Kenzo sahabatnya setelah Reyhan. Kenzo memang berbeda dari yang lain dia manggil gue Kara, katanya mirip santan kara. Dia baru saja balik dari Singapure  karena mengikuti lomba di sana, diantara kita bertiga Kenzo lah yang paling pintar.

"Gue baru sampai tadi pagi, gue merasa bosan di rumah sebenarnya gue masih di beri libur 1 minggu oleh sekolahan tapi buat apa gue di rumah mending gue ke sekolahan ketemu temen temen."

"KENZO, KAPAN LO BALIK ANJIR." Gue dan Kenzo pun sama sama menutup telinga, kalau gak bisa bisa  gendang telinga kita jebol.

"Reyhan, bisa gak lo  itu ngomong nya biasa aja, gak usah pakai  teriak teriak." ucap Kenzo jika kalian pikir  mengapa Kenzo tidak mengumpat karena dialah yang paling alim di antara kami, kurang apa coba Kenzo iya gak?

"Sorry, gue refleksnya kebangetan ya?

"Goblok, lo Reyhan untung telinga gue bahanya dobel." ucap gue yang dibalas dengan tawa oleh mereka berdua.

Tiba tiba saat gue menolah gue melihat Aretha baru saja sampai, kalau dilihat lihat gadis itu cantik juga, gue tanpa babibubebo langsung menghampiri nya.

"Selamat pagi Aretha." Aretha yang melihat gue pun akan segera pergi, tapi untung saja temannya menariknya.

"Retha, dijawab dulu itu kakak kelas kita." ucap perempuan yang berada di samping Retha.

"Gue gak peduli, dan buat lo jangan sok asik sama gue!" Aretha pun pergi meninggalkan gue sendirian bersama temannya.

"Maaf kak, Retha anaknya memang seperti itu, apa sebelumnya kita pernah  ketemu ya kak soalnya muka kaka kayak gak asing bagi saya." Berbeda dengan Retha temanya ini terlihat sangat ramah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A R E T H A ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang