HAPPY READING
Tak ada tempat yang lebih menenangkan selain alam yang hijau. Disaat yang lain pergi ke kantin untuk makan, dina malah pergi ke belakang sekolah untuk menenangkan diri
Tepat di bawah pohon rindang, Dina duduk di ayunan. Memandangi alam didepannya yang bersinar. Pandangannya teralihkan ketika sebuah tangan terulur membawa botol minuman
"Ambil!" Titah Fina memberikan minuman kepada Dina
"Thanks!" Ucap Dina menerima minuman pemberian Fina
Fina mendudukkan dirinya di ayunan sebelah Dina yang kosong, "Astaga, di kantin panas banget. Disini jauh lebih baik." Curhat Fina membuka botol minumannya
Dina tersenyum melihat ke arah Fina, lalu ikut meminum minumannya
"Kok tau minuman kesukaan gua?" Tanya Dina, Fina menoleh. Tersenyum ke arah dina
"Saka ya?" Tanya Dina lagi
"Iya. Saka yang ngasih tau." Jawab Fina
"Eungghh!" Dina merentangkan tangannya ke atas seraya menghembuskan napas panjang "Gua ngerasa seperti jadi penghalang hubungan kalian." Lanjut Dina berdiri. Berjalan beberapa langkah kedepan
"Enggak kak! Aku cukup tau hubungan kalian." Ucap Fina memandangi Dina didepannya
"Lo nggak cemburu Fin?" Tanya Dina, tanpa menoleh ke arah Fina
"Kenapa harus cemburu?" Tanya fina balik, Dina berbalik menghadap Fina
"Gua selalu bergantung ke saka." Jawab Dina
"Kalo aku cemburu karena itu, mungkin udah dari dulu aku putus sama saka." Ucap Fina
"Kak!" Seru Fina menghampiri dina, tangannya menggapai kedua tangan Dina. "Saka pernah bilang... Kalau kakak adalah keluarga bagi saka. Bagaimana bisa aku cemburu sama keluarga dia sendiri?" Lanjut Fina
"Sikap Lo ngebuat gua berada di posisi sulit Fin!" Batin Dina menatap Fina sendu
"Saka beruntung banget ya.... Dapet orang yang cantik kayak lo, baik lagi." Ucap Dina melepaskan tangan Fina
Fina menatap Dina dari samping, "Kalau ada yang mau di ceritain silahkan kak!" Ucap Fina tiba-tiba, membuat Dina kembali menoleh ke arahnya
"Aku bisa jadi pendengar yang baik kalau kakak mau." Lanjut Fina, Dina tersenyum
"Ngomong apa sih Fin?" Tanya Dina
"Mata kakak keliatan lesu. Kayak orang lagi ada masalah." Ucap Fina
"Emangnya lu cenayang bisa ngeramal gua?" Gurau Dina, Fina terkekeh kecil
"Eh, bibir kakak kenapa?" Tanya Fina menunjuk arah sudut bibir Dina yang luka
"Oh, ini? Kemarin gua makan terus gatau kalo pinggiran sendoknya rusak. Alhasil kegores deh bibir gua." Jawab Dina berbohong
"Oh... Kakak sekarang udah makan?" Tanya Fina lagi
"Udah. Tadi abis makan roti." Jawab Dina lagi-lagi berbohong, padahal dari kemarin perutnya tak ia isi
"Udah dulu ya Fin. Tugas gua ada yang belum selesai." Dina menepuk bahu fina lalu segera pergi dari sana
Fina menatap sedih ke arah Dina yang kian menjauh, ia merasa ada sesuatu yang Dina sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Shoot
Teen FictionDina Leswara. Seorang gadis yang hidupnya cukup rumit untuk diceritakan. Suram. Itu kata yang tepat untuk menggambarkannya Nasaka Bagaskara. Boyfriend able, gentle. Namun cukup tidak peka bagi seorang Dina. Saka sang pelindung Dina. Penyelamat yang...