• Chapter one

3.1K 333 106
                                    

📍At Newyork, Amerika Serikat.

📍At Newyork, Amerika Serikat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siang hari ini, di salah satu mansion mewah kawasan perumahan elit di Newyork terlihat ada 2 paruh baya dan 2 orang pria dewasa yang tengah berkumpul menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga sembari berbincang-bincang kecil di temani oleh beberapa cangkir kopi maupun teh yang ada di atas meja. Mereka adalah keluarga Adelard. Kedua paruh baya itu panggil saja Tn. Adelard dan Ny. Adelard sedangkan 2 orang pria dewasa lainnya adalah kedua anak laki-laki Tn dan Ny Adelard yakni Damian Adelard si sulung dan Saddam Adelard si bungsu.

"Saddam, kamu serius akan kembali ke Indonesia?" tanya sang Tn. Adelard kepada anak bungsunya.

Saddam si anak bungsu pun mengangguk pelan, "iya ayah, saya serius. Saya tidak mau menghindar lagi," jawabnya.

Mendengar hal itu sang kakak Damian pun mengusap pundak Saddam dengan pelan.

"Tapi kalau kamu kembali ke Indonesia ada kemungkinan kamu akan bertemu lagi dengan dia. Terus gimana nanti sama cucu ibu? Apa Shannon akan baik-baik saja disana?" kali ini Ny. Adelard yang bertanya di iringi dengan tatapan khawatirnya.

"Itu yang saya ingin kan bu, sebentar lagi Shannon akan berumur 18 tahun. Shannon harus bertemu dengan ibu nya, Shannon harus tau siapa ibu kandungnya," jawab Saddam yang membuat rahang Tn. Adelard mengeras seketika.

"Ayah tidak setuju! Ayah tidak ingin Shannon bertemu dengan wanita itu! Ayah masih belum bisa menerima kepergiannya yang begitu tiba-tiba meninggalkan kamu dan Shannon! Sudahlah kamu tidak usah kembali ke Indonesia, lebih baik menetap saja di Amerika selamanya, ayah tidak sudi jika cucu ayah menemui wanita itu!" ucap Tn. Adelard dengan nada bicaranya yang sedikit meninggi, Ny. Adelard yang melihat sang suami emosi pun lalu mengusap-ngusap punggung suaminya dengan lembut, mencoba menenangkannya.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang