Shannon terbangun dari tidurnya saat waktu sudah menunjukan pukul 07.00 malam. Ia sedikit mengernyit heran saat menyadari bahwa ini bukanlah kamarnya melainkan kamar utama yakni kamar sang ayah. Kedua alis tebal Shannon saling bertaut saat tak mendapati ayahnya dimana pun, hanya ada dirinya sendiri di kamar suite ini. Lantas Shannon pun memutuskan untuk keluar dari kamar sang ayah dengan menggunakan hoverboard yang biasa ia gunakan saat berada di dalam rumah.
"Selamat malam den Shannon," sapa salah satu maid saat berpapasan dengan Shannon.
Sang empunya pun mengangguk singkat, "Mbak, u liat pak Saddam ga?" Shannon bertanya tentang keberadaan sang ayah.
"Tuan Saddam ada di ruang kerja nya den," jawab sang maid.
Shannon mengangguk paham, tak lupa ia mengucapkan terimakasih pada maid tersebut. Setelah itu hoverboard pun melaju pelan menuju ruang kerja sang ayah yang tak jauh dari kamar suite itu.
"Pak Saddam!"
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Shannon langsung saja membuka pintu ruang kerja tersebut, dan terlihat di meja kerja sana ada sang ayah yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Sepertinya Saddam tengah melakukan meeting online bersama para karyawan nya.
"Oh Hi boy!" sapa Saddam tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.
Shannon yang melihat itu pun mendengus sebal dan langsung turun dari hoverboard nya, lalu melangkah menghampiri sang ayah.
"Pak Sadaam ih sok sibuk banget u," Shannon mendudukan tubuhnya di pangkuan sang ayah, tak di pedulikannya para karyawan yang mungkin saja tengah melihat Shannon yang seenaknya duduk tepat di depan laptop menghalangi tubuh sang ayah dan mungkin mereka tengah menatap bingung sang bos dan anaknya.
"Kenapa sih? Gue mah emang sibuk bro," sahut Saddam seraya merapihkan surai sang anak yang di basahi oleh keringat, dapat Saddam rasakan juga suhu tubuh anaknya tidak seperti biasanya, atau suhu tubuhnya terasa lebih tinggi.
'Hm pantesan nih bocil mulai rewel, demam rupanya.'
"Pak Saddam kapan selesai meeting nya? Lama beud dah, udahan aja lah meeting nya kasian itu karyawan u udah malem masih harus kerja, ck ck tak patut karyawan u kerja romusha sama u, kalau i sih ga mau ya sorry," oceh Shannon membuat sang ayah terkekeh pelan.
"Ini udah selesai, sebentar ya," jawab Saddam yang hanya diangguki pelan oleh sang anak.
"Iyaa cepetan suruh karyawan mu istirahat!"
"Ck iya bawel!" decak Saddam.
"Meeting hari ini cukup sampai disini, kita lanjutkan besok. Sekretaris saya yang akan menutup meeting malam ini," ucap Saddam pada seluruh karyawan yang mengikuti meeting online ini, dan mereka pun hanya mengangguk patuh. Mungkin ada beberapa dari mereka yang memekik kesenangan lantaran acara meeting online nya sudah selesai lebih awal karena di schedule tercantum jika meeting akan berakhir pukul 09.00 malam nanti.
"Tuh udah selesai. Kamu mau apa hm? Bilang sama aku, what do you want?" tanya Saddam lembut saat sudah selesai menutup laptopnya.
"Ga mau apa-apa sih," jawab Shannon singkat yang menyandarkan kepalanya di bahu sang ayah lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Dengan posisi seperti ini Saddam hanya bisa sabar menahan tubuh anaknya.
"Shannon udah makan? Obat sama vitaminnya udah di minum, nak?" tanya Saddam lagi seraya mengusap-ngusap surai sang anak.
Shannon hanya menggeleng pelan sebagai jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
FanfictionMereka yang melihat mengatakan jika hidup Shannon begitu sempurna, tanpa mereka tahu di balik kesempurnaan hidup Shannon, dia adalah seseorang yang menyembunyikan kesedihan dengan senyuman. Bukan kah di dunia ini tidak ada yang sempurna? Mereka tida...