II

25 8 3
                                    

Sebagai penutur yang baik, perlu kiranya untuk menjabarkan kepada setiap pembaca yang budiman mengenai apa yang telah berlangsung menyangkut keluarga Thomas sebelumnya.

Thomas Dowson, kita akan mengetahui ciri-ciri fisiknya dan setiap orang bisa mengenalinya dengan sekali pandang dari kejauhan, atau mungkin tidak juga. Ia sering mengenaikan kemeja panjang lusuh, bagian lengan digulung, menggambarkan pekerja keras yang sederhana. Ia selalu terlihat memakai topi jerami. Ya, topi jerami dengan cangklong mungkin cocok pada wajah dengan kedua matanya yang hitam, menyorot tajam, hidung yang agak bengkok dan bibirnya terlalu sering miring mengikuti posisi nyaman mengepit cangklong. diikuti dengan kedua alis tebal, demikian keadaannya di kepala bundar yang helaian rambutnya sebagian banyak telah memutih. Namun, persoalan usia terlalu tampak tidak sesuai dengan pembawaannya jika diamati secara seksama, perawakannya masih kokoh dan tegap, bahu bidang drngan cengkraman tangan yang sanggup mematahkan batang leher seseorang. Ia adalah seorang petani, kita semua sudah tahu sejak awal dengan tegas, dan perlu dibanggakan pula sekarang perihal silsilah leluhurnya yang sebagian besar mengambil pekerjaan tersebut, layaknya sebuah keluarga kerajaan pula, pokoknya bisa dikatakan bahwa tanah warisan yang diperoleh Thomas sebagai tanah kekuasaan dan saat itu merupakan giliran Thomas untuk melanjutkan sejarah serta tradisi keluarga—meski sebenarnya ukuran tanahnya sudah jauh menyusut.

Thomas, putra dari James Dowson, memiliki kebiasaan khas yang telah menurun dari keluarganya: terlalu serius bekerja dan sedikit bicara, hampir tidak memiliki rasa humor yang baik. Sebagai hubungan antara ayah dan anak, demikian sepanjang waktu menjadikan waktu pembelajaran mereka di ladang, lebih sering menggerakkan anggota tubuh mereka sementara pembicaraan tak pernah bersahutan lebih dari empat atau enam suku kata—dan menghindari isyarat untuk rumor dan pergunjingan atau hal yang menggambarkan sebuah keluhan tentang kehidupan. Sifat itu menurun, tak bisa dipungkiri pula bahwa Thomas jarang banyak berbicara kepada Aaron dan Lydia. Akan tetapi, kasih sayang senantiasa selalu dicurahkan melalui suatu perbuatan yang diperlukan, tentu saja tidak dengan mengikuti cara ayahnya, agar kedua anaknya diliputi kebahagiaan yang pantas.

Sementara itu, Aaron tumbuh dengan kekurusan yang dipadankan ketangkasannya. Sifat-sifat yang diwariskan kedua orang tuanya kepada Aaron: berani dan ringan langkah, patuh dan tidak mengeluhkan pekerjaan yang ia lakukan karena rasa sayangnya kepada orang tua, kemudian seperti kebanyakan anak-anak seusianya yang gemar akan petualangan telah sering membawa dirinya keluar-masuk hutan, mungkin sekali ia ingin memerankan tokoh Tom Saywer, dan bermain dengan alam ketika sedang tidak membantu ayahnya. Ia sering mengajak Lydia pula untuk dijaga sekaligus menemaninya. Lydia cenderung tumbuh dengan sifat yang dibangun oleh ibunya semasa hidup: Lydia menjadi seseorang yang penuh kasih, ia selalu ingin memelihara kelinci sehingga bisa bermain di ladang atau bahkan di rumahnya. Ia tampak begitu manis dan lembut meski wajahnya terlihat pucat, setidaknya ia tidak lemah seperti kelihatannya—selalu ada keinginan kuat dalam tekadnya dan selalu ia membantu kakaknya mengerjakan pekerjaan rumah. Ya, tidak cukup repot untuk membereskan rumah pertanian kecil yang telah kehilangan sebagian perabotnya, apalagi jika dikerjakan oleh dua orang cekatan dan bisa diandalkan seperti Aaron dan Lydia.

Rumah pertanian kecil Thomas berbentuk persegi panjang dengan cerobong asap dari batu di arah timur bangunan. Rumahnya terletak di sebelah utara jalan yang melintasi hutan, beberapa ladang berpetak kecil berada di bagian barat jika dilihat dari jendela rumah tersebut. Semua orang bisa mengunjungi rumah Thomas dengan keluar dari jalan selebar satu kereta kuda pengangkut barang—sekalipun setiap orang yang tidak menyukai genangan lumpur harus berhenti sejenak untuk memilih pijakan mereka selanjutnya. Jika kita telah sampai di depan pagar rumahnya yang setinggi dada orang dewasa, maka yang perlu dilakukan adalah menjulurkam kepala ke arah halaman dan melihat tanda-tanda apakah penghuni rumah sedang berada di dalam rumah. Bila tidak terlihat sesuatu yang diharapkan, sang tamu akan mencoba berteriak memanggil Thomas.
"Thomas! Kau ada di rumah? Thomas!"
Tunggu sejenak hingga Aaron, Lydia, atau Thomas datang untuk membuka pintu pagar yang rusak, berderak keras dan macet di bagian engselnya. Setiap orang akan berterima kasih dan menjabatkan tangan mereka karena bagaimanapun seringnya usaha lebih baik tuan rumah yang membukakan pintu pagar daripada roboh sepenuhnya.

Berlanjut kemudian kita bisa duduk-duduk pada kursi kayu beralaskan rotan di serambi depan dan memandang jalan jauh di seberang. Kadang-kadang jalanan dilintasi kereta kuda atau mungkin juga para tetangga Thomas, terutama si Tua Abbey yang mendorong gerobak berisi kayu bakar, sembari menunggu Lydia mengantar teh. Mungkin tidak ada kemewahan dari keluarga ini, setiap orang mengetahuinya dan tak pernah sungkan untuk berkunjung untuk kesederhanaan yang memuaskan—kita akan senantiasa merasa bersyukur bahwa anak-anak manis mengantarkan sesuatu untuk kita dan mereka bersikap sopan terhadap tamu-tamu orang tuanya merupakan suatu berkat tersendiri.

Jikalau pun tidak ada seorang tamu datang berkunjung, anak-anak Thomas akan sibuk sebentar di rumah mereka, di setiap musim kecuali musim dingin, sebelum menyusul ayahnya ke ladang. Namun, peristiwa lainnya adalah kesunyian yang menyesakkan bagi siapa pun yang terpisah dari hiruk-pikuk masyarakat kota. Aaron dan Lydia tidak memiliki teman sebaya untuk bermain bersama; tiada harapan menemukan teman baru dalam jarak yang bisa ditempuh kaki yang berlari. Terkadang hal tersebut membuat kedua bersaudara itu bersedih dan keadaan itu sendiri sering didapati oleh Thomas ketika kedua anaknya berdiam diri di halaman belakang rumah dengan wajah penuh kemurungan dan bosan menghadap ladang.

Thomas sering merasakan getaran hatinya mengiba, Ya Tuhan, anak-anakku yang malang, anak-anakku tersayang.

Bila itu terjadi, hal yang bisa dilakukan Thomas adalah mengajak keduanya berjalan-jalan untuk melihat bunga-bunga di pinggir sungai Southonea atau sesekali memancing di sana. Keceriaan memang sering lebih banyak terlihat untuk menyembunyikan kesedihan lain dan salah satu kesempatan yang melahirkan keceriaan adalah kedatangan seorang sepupu, Noah, bersama Buck di musim panas.

The Golden Heart of A RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang