"Kalau mas tidak sibuk , bisa tidak kita dinner diluar hari ini ? " tanya Adra lemah lembut . tidak ada nada tinggi dalam pengucapannya , diakhiri dengan senyum manis namun bersama mata penuh harapnya. Ia sudah memikirkan pertanyaan itu dari dua hari yang lalu.
Pria yang sedang mengancingkan kemeja sambil bercemin itu menoleh sekilas lalu berkata
"Maaf , tapi aku lembur hari ini" lalu mata pria bersurai gelap itu kembali fokus ke pantulan dirinya ,"Ah iya mas lembur lagi? Yasudah tidak apa apa bisa lain kali " ucap wanita yang langsung sigap mengambilkan dasi untuk si tukang lembur.
....
"Wedededeh , pak suami segar sekali kelihatannya" celetuk pria kurus yang terlihat seperti pria telat nakal
"Bisa diam tidak?" Tegas pria yang membenci jika ada orang yang masuk ke ruangannya tanpa mengetuk atau pemberitahuan
"Syaf , istri mu aku follow ya instagramnya , isinya cuman tanaman dan setengah diri dia bermain gitar sih" lanjut Jefri rekan kerja sekaligus teman Syafiq
"Terserah" jawabnya singkat bahkan matanya masih menyipit ke monitor
"Hahaha , dasar suami kaku huu! Oiya kok kamu belum pulang udah jam segini?" Jefri yang sudah siap dengan tas kerjanya itu sebenarnya ingin menyapa sohib nya sebelum pulang ke rumah
"Banyak kerjaanku"
"Oh yaudah deh semangat ya pak suami hahaha" celoteh Jefri yang bahkan sedari tadi mendapat respon datar dari Syafiq
"Eh eh kok , kamu memang sudah rayain ulang tahun istrimu?" Akhirnya ada salah satu pertanyaan Jefri yang menyorot perhatian penuh dari Syafiq
...
Dingin menyusuri hawa rumah kawasan cluster milik sepasang suami istri itu , jam menunjukan pukul 11 malam . Syafiq masuk kerumah tidak seperti biasanya , ia selalu berat memasuki rumah ini , dimana ia harus hidup dengan wanita yang tidak ia cintai . namun hari ini , rasanya beban itu bertambah dua kali lipat .
"Ah akhirnya mas pulang , mas mau langsung bersih bersih atau makan dulu? Atau sudah makan? Mau aku siapkan teh dan camilan? Atau langsung mau tidur?" Pertanyaan itu tidak berhenti sembari langkah lunglai Syafiq nya diikuti oleh langkah kecil Adra yang terus melontarkan tawaran kepada orang terkasihnya
Adra sigap mengambil tas dari genggamannya dan mengikuti Syafiq yang tidak menjawab pertanyaannya dan terus berjalan ke arah tangga
Melihat pertanyaannya tak digubris , ia menarik kesimpulan Syafiq kelelahan , sebaiknya jangan ia ajak bicara dulu .
Sampai di kamar , Syafiq melepas kemeja nya , melempar asal ke kasur dan menyisakan ia dengan kaos putih tipis setelah itu langsung masuk ke kamar mandi
Ia tenggelam dalam pikirannya di bawah shower yang cukup deras , ia tidak mencintai wanita itu , ia tidak akan bisa membahagiakannya , seharusnya pernikahan ini tidak pernah ada , seharusnya ia berhak memilih orang lain .
Tok tok...
"Mas maaf .... Ini ada telefon , handphone nya ada di saku kemeja-nya mas" suara lembut dari luar yang sedikit mengeras dari biasanya demi melawan deru air
"Dari siapa?" Jawabnya yang tersadar dari lamunan pikirannya dan langsung mengecilkan shower
"My Ghina" ucap Adra sambil membaca nama di panggilan itu yang akhirnya tak terjawab
Tidak ada jawaban dari dalam sana
"mas , ada pesan juga , katanya terimakasih ya tumpangannya" lanjutnya
"Mas..." Panggil Adra kesekian kali.
"Apa lagi? Kamu mau membacakan semua pesan pribadi milikku?"
"... Ah maaf mas bukan itu , aku mau bilang , aku sudah ganti sikat gigi mas dengan yang baru , yang sebelumnya kuhitung sudah mau satu bulan kamu pakai"
KAMU SEDANG MEMBACA
The "desperate love"
RomanceNamanya Adra, perempuan manis yang mencintai teman hidupnya sepenuh jiwa, selalu merasa bersyukur bahkan sangat bahagia hanya dengan melihat suaminya duduk sambil menikmati secangkir kopi buatannya, walau ia tahu pria yang sedang ia pandang itu hati...