"mas ,Sabtu ikut gak acara keluarga? , " Tanya seorang remaja yang berparas mirip dengan Syafiq , wajahnya lurus menatap layar tv yang menampilkan game
"Hah? Acara keluarga apa lagi Jul?" Tanya yang dipanggil mas tadi , ia bahkan sempat menengok ke arah remaja itu meski tangannya masih mengendalikan penuh stick PlayStation
"Mas gak buka buka grup WhatsApp keluarga besar ya?"
"Memangnya keluarga besar kita punya grup?" Tanya balik Syafiq yang mendapat respon geleng geleng kepala dari adiknya .
Adik Syafiq , Julio, Julio Aqeef Sevanda , panggilannya Julio , julay , Panjul , Iyo , ojul , banyak sekali . ia selalu punya nama panggilan yang berbeda di masing masing lingkungan tempat dimana ia berada . Lebih murah senyum dibanding Syafiq , jiwa muda nya sangat membara , status nya masih mahasiswa , dan suka bergantung dengan mas nya . Dan yang melegakan , ia sangat merestui kakaknya menikahi wanita se baik Adra .
"Datang lah mas , terakhir mas ikut saat baru awal nikah dengan mba Adra" lanjutnya meminta agar kakaknya hadir di acara keluarga
"Memangnya apa keuntungannya kalau aku ikut?"
"Siapa tau mba mba sepupu kita jadi lebih segan ke Mba Adra, pun ini kan keluarga nya mas Syafiq , masa Mba Adra selalu datang sendirian" jawab Julio yang berhasil mendapatkan atensi lebih dari Syafiq
"Hah? Kenapa mereka harus segan?" Pertanyaan itu juga membuat Julio akhirnya tidak menghiraukan lagi layar TV
"bagimana sih mas!? Mba Adra tidak pernah ngadu atau mengeluh ke Mas memangnya?" Ia bingung , keadaan seperti apa yang sebenarnya mengisi rumah tangga kakaknya
Mendapat respon bingung dari adiknya , Syafiq menjadi takut untuk menjawab , ia takut jawaban yang ia berikan akan membuat adiknya merasa dia dan Adra kurang berkomunikasi , padahal memang itu faktanya . ia jarang sekali berbicara dengan Adra selain hal basic sehari hari atau hal yang begitu penting , apalagi Adra mengadu tentang keluarganya , tidak pernah sama sekali , Adra selalu sumringah jika pulang dari acara keluarga Syafiq
"Yasudah nanti mas datang"
Jawaban itu mampu membuat Julio seketika melupakan kecurigaannya
"Benar ya mas? Akhirnya aku punya teman mengobrol yang nyambung , mas tau sendiri , mas mas sepupu tuh topik pembicaraanya berat sekali , pamer harta juga diselipkan , panas telinga ku mas dengarnya" keluh Julio yang yang kembali memainkan stick PlayStation nya diiringi dengan emosi
"Iya iya , tapi agak telat ya , jangan kamu bilang bilang yang lain juga , mas takut nya malah diburu buru sama Mamah" Syafiq memperingatkan adik kecilnya
"Siap mas" jawabnya sambil bergaya mengunci mulut
"Jangan bilang Mba Adra juga"
"Cie cie so sweet sekali sih main nya surprise surprise" goda Julio sambil tersenyum , memperlihatkan gigi putihnya yang seperti kelinci
Syafiq hanya mengulas senyum tipis , sekarang pikirannya sedang berada di apa yang sebenarnya harus Adra keluhkan dan adukan padanya , ia ingin melihat sendiri bagaimana perlakuan keluarga nya terhadap Adra. Jujur , ia belum pernah terpikirkan untuk memikirkan hal itu sebelumnya.
...
Makan malam tiba , Julio sudah pulang sore tadi karena harus melakukan tugas proyek kuliahnya , sebelum pulang ia memberikan sebuah hadiah berupa Tumbler berwarna coklat untuk Adra , ternyata ia malah lebih ingat tentang ulang tahun Adra dibanding Syafiq.
Adra mulai memakan makanannya setelah mengambilkan Syafiq porsi nasi dan lauk yang sudah ia hafal takarannya , ia mengunyah sambil sesekali melihat ke arah Syafiq , memastikan ekspresi suaminya saat makan masakannya , Syafiq tidak pernah berkomentar tentang rasa , biasanya Adra hanya akan menanyakan "rasanya tidak enak ya mas?" Lalu akan dijawab dengan gelengan oleh Syafiq , hal itu sudah mampu membuat hati Adra senang dan lega .
KAMU SEDANG MEMBACA
The "desperate love"
RomanceNamanya Adra, perempuan manis yang mencintai teman hidupnya sepenuh jiwa, selalu merasa bersyukur bahkan sangat bahagia hanya dengan melihat suaminya duduk sambil menikmati secangkir kopi buatannya, walau ia tahu pria yang sedang ia pandang itu hati...