Entah apa yang harus Adra lakukan , tatkala suaminya mengirim pesan singkat berisi kabar bahwa ia akan segera pulang kerja , dan akan menemaninya berbelanja
Adra , kamu siap siap ya
saya sebentar lagi pulang , kita langsung ke swalayan .Adra bahkan belum menyiapkan apa saja yang harus ia beli , dan apa yang harus ia lakukan jika berada ditempat umum bersama suaminya
Namun yang utama , Adra segera bergegas mencari pakaian terbaiknya untuk hari ini
...
"Aku buang air kecil sebentar ya , kamu langsung ke mobil saja" ucap Syafiq yang berjalan melewati Adra yang sudah siap sambil menahan gugupnya
"Iya" jawab Adra sambil memandang punggung suaminya menjauh
Adra duduk di kursi sebelah kemudi , ia sesekali bercermin lewat layar gelap ponselnya , ia memutuskan memakai sweater rajut dan rok lurus sebetis lengkap dengan rambutnya yang ia kuncir kuda , masih bertanya tanya apakah sepadan dengan Syafiq yang memakai kemeja dan celana bahan slimfit yang benar benar cocok di tubuhnya yang sedikit berisi .
Terulang , ponsel Syafiq yang ja tinggal di mobil berbunyi , Adra melihat nama yang tertera , berbeda dengan yang malah itu , sekarang tanpa embel embel "my"
Apakah harus aku angkat?
Tanya Adra dalam hatiIa melihat ke arah rumah lagi , namun belum ada tanda tanda kedatangan Syafiq . Ia tidak mau melanggar privasi Syafiq , tapi bagaimana kalau telfon ini penting , bagaimana jika orang itu dalam bahaya , akhirnya ia turun membawa ponsel itu dan langsung turun dari mobil.
Namun di tengah perjalanan ia mendatangi Syafiq sambil memanggil manggil namanya , deringnya sudah berhenti karena jarak parkiran sampai ke kamar mandi di kamar mereka tidaklah dekat , terlebih itu berada di lantai dua
"Kenapa?" Kata Syafiq yang muncul dari bilik kamar mandi
"Ada telfon mas " Adra menyodorkan ponselnya
"Maaf aku lama , jadinya sudah mati" lanjutnya
Syafiq meraih ponselnya dan melihat panggilan keluar dari Ghina , ia kemudian tertegun melihat Adra yang berusaha mengatur nafas setelah tergesa gesa
Entah kenapa , Syafiq merasa tidak seharusnya perempuan yang jadi istrinya ini terlihat begitu khawatir ketika ada telefon perempuan lain dilewatkan suaminya , bukankah seharusnya ia marah atau malah menolak panggilan ? mungkin benar jika Adra juga tidak memiliki rasa terhadapnya , entahlah , benar itu pikiran yang timbul atau sesungguhnya Syafiq hanya mencari cari alasan agar ia tidak mempertahankan pernikahan ini.
"Mas?" Suara Adra menyadarkan lamunannya
"Ah iya , makasih ya , aku sudah selesai ayo berangkat" ajaknya setelah tertangkap telah tenggelam dalam pikiran
...
Mereka berbelanja semua kebutuhan rumah , Adra memilih bahan bahan makanan , dan mengambil keperluan rumah lainnya dengan cekatan , sangat hafal letak letak produk , untung saja ia sempat membuat list belanja sebelum Syafiq menjemputnya tadi , dan Syafiq hanya mengikutinya sambil mendorong troli , sesekali ditanyai Adra mengenai pertimbangan membeli beberapa produk
Adra sangat senang , meski awalnya gugup , ia beruntung gugup itu benar benar kalah dengan rasa bahagia nya , ia benar benar seperti pasangan suami istri sekarang , biasanya ia selalu sendirian kesini , dan pulang menggunakan taksi sambil harus membawa plastik berukuran besar .
Setelah membayar , mereka pun membawa barang belanjaan ke mobil , wajah Adra sangat sumringah sedari tadi , membuat Syafiq yang selalu datar merasa bersalah karena terlihat seperti merajuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The "desperate love"
RomanceNamanya Adra, perempuan manis yang mencintai teman hidupnya sepenuh jiwa, selalu merasa bersyukur bahkan sangat bahagia hanya dengan melihat suaminya duduk sambil menikmati secangkir kopi buatannya, walau ia tahu pria yang sedang ia pandang itu hati...