Sebelum membaca, jangan lupa vote dan comment, ya! 😁
Happy Reading!****
Berjam-jam sudah, gadis dengan cardigan berwarna pastel serta hijab pashmina yang berwarna hitam itu duduk seorang diri di Gazebo Kampus. Hanya ditemani beberapa tumpukan buku tebal dan laptop yang masih menyala. Mulutnya tak berhenti menggumamkan bacaan yang dibaca. Sesekali, dia pun membenarkan letak kaca mata radiasinya. Embusan angin sore membuatnya benar-benar betah berada di sana.
"Hala!"
Merasa namanya dipanggil, gadis bernama Hala itu pun menoleh singkat. Setelah tahu orang yang memanggilnya, dia memilih untuk melanjutkan mengerjakan laporan magang yang akan dikumpulkan seminggu lagi. Hala, bukan sosok mahasiswa yang suka menerapkan sistem kebut semalam. Itulah alasannya, dia selalu mengerjakan semua tugasnya jauh-jauh hari. Meski terkenal ambis, kehidupan Hala tidak juga monoton. Karena sisi lain Hala adalah sosok yang hangat dan suka bercanda.
"Assalamualaikum," sindir Hala pada gadis yang kini tengah duduk di hadapannya.
Gadis bernama Aileen itu hanya cengengesan. Bukan pertama kalinya Hala menegurnya perihal mengucapkan salam saat mereka bertemu. Setelah mengambil duduk di hadapan Hala, Aileen pun mengucapkan salam.
"Assalamualaikum, Hala!"
"Waalaikumsalam," jawab Hala tanpa mengalihkan pandangannya. Mencoba tetap fokus dengan tugasnya. Sebab jika dia sudah bertemu dengan Aileen, dia tidak yakin tugasnya akan selesai dengan cepat. Mengingat Aileen adalah salah satu mahasiswa yang menerapkan sistem kebut semalam. Motonya, "jika bisa dikerjakan besok, kenapa harus dikerjakan sekarang?"
"Pulang, yuk!"
Bukannya menanggapi ajakan Aileen, Hala malah terus melanjutkan kegiatan mengetiknya. Membuat Aileen menghela napas panjang. Temannya yang satu ini, memanglah sangat sulit dialihkan jika sudah serius seperti ini. Namun bukan Aileen, jika kehilangan cara untuk mengusik ketenangan Hala.
"Pulang sekarang, sebagai gantinya aku traktir kamu batagor Mang Ahmad."
Mendengar tawaran yang begitu menggiurkan dari mulut Aileen. Sontak Hala mematikan laptopnya. Kapan lagi dia bisa ditraktir temannya yang terkenal sangat hemat dan perhitungan itu? Dia tidak mungkin menyia-nyiakan rezeki. Terlebih lagi batagor, makanan favoritnya.
"Giliran ditraktir batagor aja, cepet," sindir Aileen yang membuat Hala tertawa.
"Kata Bunda, nggak baik nolak rezeki. Apalagi yang mau ngasih seorang Aileen, kejadian langka ini," jawab Hala yang membuat Aileen mendengkus.
****
Keduanya kini telah sampai di kamar kost-nya. Setelah menunggu antrean yang cukup panjang hanya untuk membeli batagor Mang Ahmad, yang memang terkenal sangat enak dan tentunya murah bagi kaum mahasiswa.
Dalam sepetak kamar yang tidak terlalu luas, yang bernuansa putih itu keduanya hanya saling diam tanpa ada yang membuka suara. Hala tengah menikmati batagor Mang Ahmad hasil traktiran dari Aileen. Sementara Aileen sudah memanjakan dirinya dengan rebahan di atas kasur, berkutat dengan ponselnya.
Setelah menghabiskan batagornya, Hala pun akhirnya memilih menyusul Aileen ke kasur. Hanya duduk, tidak berbaring. Karena bosan, Hala mengaktifkan ponselnya yang sedari kemarin tidak diaktifkan. Satu persatu pesan WhatsApp pun bermunculan. Bahkan ada beberapa panggilan juga.Hingga Hala terkejut bukan main, saat melihat satu nama yang telah terukir lama di hatinya. Yang telah hilang kabar beberapa bulan lalu. Dan kini kembali mengirimkan pesan padanya. Sampai tanpa tersadar ponselnya terlepas dari genggamannya dan mengenai bahu Aileen. Membuat Aileen yang baru saja akan memejamkan matanya kembali terjaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Hanya Soal Rasa
General FictionKisah ini menceritakan tentang seorang mahasiswa semester akhir yang bernama Hala, yang berjuang mati-matian untuk menyelesaikan pendidikan S1 nya di kota metropolitan. Hala yang ambisius, membuat dirinya cukup dikenal karena berbagai prestasi yang...